1 - Allah Dzat yang Maha Pembolak-balik Hati

By feranlestari - January 01, 2020

Sudah beberapa hari sejak aku mencetuskan resolusi untuk memperbaiki diri. 31 Desember kemarin, aku masuk kerja seperti biasa, meskipun hanya setengah hari. Pukul 14.00 WIB aku pulang ke kosan, urung melanjutkan kerja. Toh pekerjaanku sebagian sudah kubereskan.

Bersyukur sekali telah memutuskan pulang cepat. Ternyata hujan tak henti mengguyur Jakarta sejak sore kemarin. Karenanya pula, semangatku mendatangi Pengajian Akhir Tahun makin surut. Temanku, Intan, juga belum tiba di kosan hingga magrib tiba, padahal kan aku mau nebeng hehe.

Bermalas-malasan. Itu yang aku lakukan. Kemudian aku teringat resolusiku sendiri. Mau jadi apa aku ini, kalau resolusi yang belum ada satu minggu, sudah habis dimakan rasa malas? Terlebih ini pengajian! Bukan hal 'remeh' seperti resolusi ingin membaca buku setiap hari.

Akhirnya aku pun bersiap-siap. Alhamdulillahnya Intan tidak sepertiku, jadi aku pun terdorong untuk tetap datang Pengajian Akhir Tahun. Walaupun akhirnya kami telat datang, Bismillah saja.

Saat sesi terakhir sebelum tidur, kami nobar film animasi Bilal bin Rabbah.

"Hiduplah tanpa belenggu". Kira kira itu sebagian suratan film ini yang kuresapi. Melihat kisah Bilal, menjadi pengingat betapa sulitnya perjuangan di masa peperangan membela Jalan Allah. Ketika menunjukkan iman pada Allah sudah cukup untuk membuat leher ini ditebas.

Tentang Bilal, pikiranku berkelana, "seberapa indah suaranya?". Seberapa besar efeknya bila aku mendengarnya? Dari seluruh musisi yang ada di muka bumi ini, apakah ada yang mengalahkan suara indahnya ketika melantunkan adzan?

Di tengah cerita, setelah Hamza 'memancing' kaum kafir Quraisy di Perang Badar, muncullah para pasukan Malaikat yang Allah turunkan untuk memperkuat 313 pasukan muslim, seperti yang sudah dijelaskan dalam Quran dan hadits. Sungguh, aku menangis ketika menontonnya.

Aku jadi membayangkan, bagaimanakah rasanya berada di tengah-tengah kaum muslim ketika itu? Bagaimana rasanya berperang melawan musuh Allah, bersama Rasulullah SAW? Bagaimana rasanya ketika betul-betul merasakan pertolongan Allah dalam perang yang menakjubkan?

Namun setelahnya aku pun malu. Bahkan hanya sekadar datang Pengajian Akhir Tahun, ke mesjid yang aman, tak perlu berperang, aku masih ragu di awal. Apakah pantas?

Dalam film animasi ini, aku kira kisahnya akan berlanjut hingga Shafwan bin Umayyah masuk islam. Nyatanya tidak. Tapi sungguh, Allah Maha Pembolak-balik Hati. Shafwan yang sebelumnya kejam dan memerangi Rasulullah, akhirnya berbalik membentengi Nabi.

Allah Maha Pembolak-balik Hati. Maka memintalah pada Allah agar ditetapkan dalam keimanan, dalam niat karena Allah. Karena sungguh mudah bagi Allah menjadikan seseorang berpindah keyakinan, bahkan ulama sekalipun.

Memintalah pada Allah, niscaya Allah adalah Dzat yang paling Maha Pengasih bila hambaNya meminta.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments