Akulah si Merah

By feranlestari - January 29, 2020

26 Januari 2011

Aku si sensitif itu
Aku si emosional itu
Aku si rapuh itu
Aku si merah itu

Ya, itulah diriku, si merah

Apa jeleknya jadi merah? Dan apa pula bagusnya hitam? Putih? Biru? Hijau? Apa?

Apakah aku harus berubah jadi si hijau agar aku sukses? Apakah aku harus berubah jadi si putih agar hidupku tenang? Apakah aku harus jadi si biru agar hidupku indah? Dan apakah aku harus jadi si hitam agar aku disegani?

TIDAK! tak satupun. Aku hanya akan jadi si merah, yg terakulturasi dengan si putih, hijau, biru, dan si hitam, tapi aku akan tetap jadi si merah itu.

Bukan berarti aku tak dapat jadi lebih baik, tapi aku akan jadi warna menakjubkan dengan perpaduan merah, putih, hitam dan hijau.

Aku akan jadi merah yang rapuh di hadapan-Nya, jdi putih yg lempeng dari bisikan setan, jadi hijau yang ceria, jadi htam yg mampu berpikir tajam.

Ya, hanya sepersekian benar, tapi nyatanya aku bukanlah anak merah yang hanya terkapar melihat si biru dan hijau bersinar.

Dengan merahku, dengan apiku, dengan beraniku, dengan semgatku, aku pun bisa mengalahkan biru, hijau, atau bahkan hitam sekalipun.

Hey kau, wahai si biru, hijau, hitam, aku bukanlah si merah perusak pemandangan ataupun darah di baju putih kalian.

Hey kau, wahai si biru, hijau, hitam, mungkin kini aku mendongak padamu.

Tapi lihatlah, aku kan jadi merah sesungguhnya!

Dan nanti, pada akhirnya kalian akan melihatku sebagai darah yg keluar bersamaan derai tangis bahagia dan api di tengah kegelapan untuk memberi penerangan.

Akulah si merah, akulah si api.

FIRE IS NOT USED TO BURN BUT IT IS USED TO GIVE A LIGHTING WHEN IT IS DARK AROUND YOU.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments