30 - Selamat Datang Hidup yang Lebih Baik

By feranlestari - December 31, 2019

Beberapa hari lalu, aku teringat hutang 'setor' tulisan terakhir. Memang tidak tepat jika kukatakan menyetor. Eventnya sudah lewat hampir 5 bulan lalu hehe. Tapi aku bertekad ingin menyelesaikannya, meski hanya dengan sekitar 15 tulisan. Kukira aku masih punya banyak waktu untuk mencari inspirasi. Then, here I am, about 10 hours to 2020, and still thinking what to write haha. Let it flow lah ya. So here we go.



Theme : Grateful

Dari hari aku memikirkan hutang itu, hingga saat ini, sudah banyak hal terjadi dalam hidupku. Tertawa, merenung, menangis, tersenyum, dan masih banyak lagi. Di penghujung tahun 2019 ini, hidup bagai roller coaster. Atau selalu ya? Haha

Ada waktu ketika aku merasa sedih. Menangis sendiri bukan hal yang asing bagiku. Merasa tidak memiliki tempat, teman, yah semacamnya. Well, it was just I ignored them loh ternyata. Kadang kita sendiri yang menolak perhatian yang orang lain berikan. Takut merepotkan, tapi justru membuat orang lain khawatir dengan tidak terbuka.

Tapi di saat-saat seperti itu juga, selalu menyadari, I always have Allah with me. Setelah sebelumnya merasa tertampar (lagi, dan lagi. Terlebih oleh orang yang sama. Thank you loh!) karena ibadahku masih saja belum tertib, dalam banyaak hal. Betul betul menyadari bahwa all these messy things are due to being away from Allah.

Lalu membuat resolusi, aku harus menjadi pribadi yang lebih baik, dalam versiku. Mulai membuat to-do list, semoga bisa konsisten. Aku ingin hidupku lebih baik. Aku ingin rutin berolahraga, membaca buku, menjaga hubungan dengan orang lain, belajar mandiri. Aku ingin bahagia. Dan aku butuh waktu untuk memperbaiki diri.

Ayah bilang, untuk terbangun lagi hari ini, itu adalah anugerah, kesempatan yang Allah berikan untuk kembali bersyukur, terutama atas nikmat hidayah. Jadi, ya, aku bersyukur masih hidup hingga detik ini.

Aku bersyukur atas apa yang aku lalui. Terlebih setelah membuat rangkuman 1 dekade hidupku. Saat selesai menulis dan membacanya kembali, aku menyadari bahwa yang kutuliskan pada dasarnya adalah kenangan-kenangan indah. Tidak ada kenangan buruk yang betul-betul menyakitkan.

Entah karena Allah yang Maha Penyayang sehingga hidupku terlalu mulus, atau memang aku yang tak mengingatnya? Aku jadi teringat ketika wawancara beasiswa saat kuliah dulu. Pewawancara menanyakan padaku tentang momen paling buruk yang pernah aku alami.

Entah saat itu moodku sedang bagus atau bagaimana, aku berpikir sebentar, dan langsung menjawab “tidak ada”. Tak pelak Beliau tertawa, dan berkata “Wah, hidupmu selalu bahagia ya”. Lantas aku menjawab kurang lebih: “Tentu ada hal sedih, tapi untuk apa diingat-ingat?”. Aku amazed pada diriku sendiri haha.

Aku bersyukur aku cukup struggle dalam menghadapi hidup. Dan aku berdoa semoga aku bisa lebih bijak menghadapi hidup. Semoga Allah memberiku kekuatan untuk mengarungi kehidupan ini, karena kuyakin tidak ada hidup yang mudah. Selamat datang hidup yang lebih baik 😁

  • Share:

You Might Also Like

0 comments