29 - Peka yuk!

By feranlestari - January 31, 2020

Berbuat baik pada orang juga harus memperhatikan perasaannya.


Quote itu aku dapatkan dari sebuah video di feeds IG. Hmm, common sense banget ya? Tapi sayang, implementasinya sungguh kompleks dan tidak semudah itu.

Pernah dengar positive toxicity? (Kalau belum, silakan googling ya). Positive toxicity ini sebetulnya ada karena pada dasarnya cara kita menyampaikan apa yang kita pikirkan, tidak sesuai situasi & kondisi.

Jadi, penting ya, buat peka dan bisa membaca situasi.

Walaupun temanku pernah bilang, semua kasus psikologi makin aneh karena memang manusia jauh dari agama dan semakin banyak maunya. Oke, mungkin iya juga? Peradaban semakin canggih, hidup semakin kompleks, manusia semakin banyak maunya, tapi agama semakin ditinggalkan. Hmm.

Di hidup ini, salah satu cara bertahan hidup adalah saling membantu satu sama lain. Tapi, niat baik harus dieksekusi dengan baik juga.

Been there, ketika aku ingin menyemangati orang lain, tapi jatuhnya jadi annoying karena seolah-olah sedang menghakimi. Been there, ketika ingin disemangati atau hanya didengar, tapi merasa dihakimi.

Manusia memang kompleks. Kita memang rumit. Makanya jangan suka cari masalah. Menempatkan diri menjadi orang baik dengan membuat orang lain menjadi jahat atau setidaknya seolah lemah sekali.

Setiap manusia dewasa, aku yakin tahu mana yang salah mana yang benar. Walaupun kadang kita masih perlu diingatkan, tapi sejatinya kita tahu, cuma ego aja.

Memang kembali lagi ke pribadi yang akan dibantu. Setiap orang punya karakter berbeda, jadi perlakuannya pun berbeda. Lagi-lagi, harus peka dan pintar baca situasi, supaya bisa menemukan metode yang tepat untuk membantu orang tersebut. Win-win solution lah istilahnya. Sama sama enak.

Gimana caranya? Ya tempatkan diri jadi orang yang akan dibantu. Kuncinya adalah mau melihat dari sisi kedua pihak.

Jadi, ayo peka dan mencoba membaca situasi. Aku pun masih belajar 😁

  • Share:

You Might Also Like

0 comments