when I learned about how generator works about three years ago, I've never imagined that I would learn about how brushless alternator works today. Something you don't look at carefully, sometimes will be your trump-card. Once you hate things badly, you will never know whether you will back to love the things helplessly
"Ketika kamu melompat terlampau tinggi, fondasimu bisa saja retak lalu hancur. Karena itu, menanjaklah, jangan terburu buru. Entah di ketinggian mana, kamu akan mampu melompat sangat tinggi dengan tetap mempertahankan fondasimu"
Disarikan dari nasehat Pak M. Giri Suada. Dosen AE. Alumni SMA 3 Bandung
Disarikan dari nasehat Pak M. Giri Suada. Dosen AE. Alumni SMA 3 Bandung
Human is greedy today, and tend to be greedier tomorrow
There is moment when people are being tired of waiting for you. So, don't wait until that moment come to realize that there are people who care about you, definitely care about you. It's just we don't know when and where we'll meet them. Or we just have been lived with them for a long time
Tidakkah kamu merasa lebih kerdil dibandingkan mereka yang memiliki prestasi segudang? Jika tidak, maka sekerdil itulah kamu
Untuk diriku sendiri. Dari jiwamu yang muak akan semua keluh kesahmu
Untuk diriku sendiri. Dari jiwamu yang muak akan semua keluh kesahmu
Heran saya. Semua orang kalo saya bilang "saya mau kerja di PT DI atau Pindad ah setelah lulus, sambil nyari s2 keluar". Terus ditanggapinya "ngapain di PT DI? Mending ke oil and gas". Pemikiran dangkal yang mau enaknya aja. Mungkin tipikal orang Indonesia itu memang susah diajak susah. Dipikir Korea itu hanya petenteng petenteng aja, terus bisa jadi Macan Asia? Bisa bikin proyek KFX, nyewa engineer dari Indonesia!
Kalo ditanya, semua masyarakat Indonesia itu musti kepengen Indonesia bisa punya kilang minyak sendiri. Mau Pertamina berjaya di negara sendiri. Mau Indonesia bikin pesawat sendiri. Mau Indonesia punya wibawa atas tanah air.
Tapi kalo emang mau Indonesia bikin pesawat, kok masih nanya "kenapa kerja di PT DI?". Bikin pesawat kertas itu gampang Bung. Bikin pesawat terbang sekali jalan juga lumayan. Tapi kalo emang mau produksi dan jual, nggak gampang! Kok masih heran ada engineer dan calon engineer yang mau kerja di PT DI. Yang ada tuh didukung mustinya.
Karena kalo PT DI berjaya, saudara saudaramu di daerah tertinggal itu bisa ikut merasakan nasi hangat yang baru saja matang, yang mungkin baru saja kamu santap. Karena kalo PT DI berjaya, banyak tenaga dan pemikiran yang bisa dipekerjakan. Karena kalo PT DI berjaya, Indonesia juga akan berjaya
Kalo ditanya, semua masyarakat Indonesia itu musti kepengen Indonesia bisa punya kilang minyak sendiri. Mau Pertamina berjaya di negara sendiri. Mau Indonesia bikin pesawat sendiri. Mau Indonesia punya wibawa atas tanah air.
Tapi kalo emang mau Indonesia bikin pesawat, kok masih nanya "kenapa kerja di PT DI?". Bikin pesawat kertas itu gampang Bung. Bikin pesawat terbang sekali jalan juga lumayan. Tapi kalo emang mau produksi dan jual, nggak gampang! Kok masih heran ada engineer dan calon engineer yang mau kerja di PT DI. Yang ada tuh didukung mustinya.
Karena kalo PT DI berjaya, saudara saudaramu di daerah tertinggal itu bisa ikut merasakan nasi hangat yang baru saja matang, yang mungkin baru saja kamu santap. Karena kalo PT DI berjaya, banyak tenaga dan pemikiran yang bisa dipekerjakan. Karena kalo PT DI berjaya, Indonesia juga akan berjaya
Being a woman doesn't make you a victim. Being a mom doesn't make you isolated. For me, it must be a gift from God to be educated so my future daughter and son will be proud of being me as their mom. For me, being a nice girl is not a simple matter haha. But then, I'd like to try to be an excellent girl so that I will be an outstanding woman who will match you, -whoever will be my future husband- haha
Since maturity doesn't depend on how adult people are, being an adult doesn't make you bring out the right decision. I once found that being an adult is a hard thing haha
Sometimes, you have to go back to retell your secret painful-memories and come out with fresh idea about how to fix something
Sometimes, you have to go back to retell your secret painful-memories and come out with fresh idea about how to fix something
Today I got nice gift from my classmate. He's an exchange student from Japan. He gave me chocolate because I've lent him a pot to cook about 10 days ago. You have to know that he is a good chef haha. By the way, he is the first man gave me chocolate haha. And since I do want to go to Japan, guess how I felt! Haha. Sure, he is a nice man :)) I just want to say that, -if he read this accidentaly haha-, I'm sorry since I might be so shy that I didn't act gently and maybe I had you bored of me haha.
Okay. The main topic I want to share is about how Japanese care about the other. I don't know whether this is true for all Japanese people or just for him, -my classmate haha. I just want to say this :
How could Japanese be so nice? haha. You know, giving something as thankful gift due to what happened 10 days ago! I think it is so nice haha. Since I really didn't expected that he would give me something, for sure. As he borrowed something to me. And yah, I just lent him something. I don't think it was a big thing. But he gave me a gift cause of it haha. So, though some people said that Japanese people are so careless about others or individualist, but in my perspective, they act carefully and give so much effort of showing their grateful due to other's help. I just think it is so keen haha.
Anyway, maybe my opinion is not valid since my experience is so lack. So, I just hope to have more experience by getting a chance to join exchange program to Japan, to truly prove by myself how Japanese act to other's business haha
Okay. The main topic I want to share is about how Japanese care about the other. I don't know whether this is true for all Japanese people or just for him, -my classmate haha. I just want to say this :
How could Japanese be so nice? haha. You know, giving something as thankful gift due to what happened 10 days ago! I think it is so nice haha. Since I really didn't expected that he would give me something, for sure. As he borrowed something to me. And yah, I just lent him something. I don't think it was a big thing. But he gave me a gift cause of it haha. So, though some people said that Japanese people are so careless about others or individualist, but in my perspective, they act carefully and give so much effort of showing their grateful due to other's help. I just think it is so keen haha.
Anyway, maybe my opinion is not valid since my experience is so lack. So, I just hope to have more experience by getting a chance to join exchange program to Japan, to truly prove by myself how Japanese act to other's business haha
The most ironic situation that lift would not exist in a frictionless world. Nature enforces the Kutta condition by means of friction. -John D. Anderson
Statement I love the diction the most
Statement I love the diction the most
Karena cinta adalah kasih sayang yang suci. Maka tidak pantas bagi kamu mengatasnamakan sesuatu yang suci untuk melakukan kemaksiatan. Contohnya, pacaran
Bikin karya teknologi itu bukan perkara sepele. Alam terlalu kompleks untuk dianalisis. Makanya diperlukan asumsi. Banyak hal harus diasumsikan supaya permasalahan bisa diselesaikan. Anehnya di osjur selalu dibilang "jangan berasumsi kamu". Oke memang di beberapa hal bener. Tapi, kan di beberapa hal juga butuh. Mungkin bener kata Pak Ichsan. Jawaban "supaya sigap dan disiplin" atas jawaban "kenapa harus PBB?" itu jawaban klasik yang mana jawaban klasik itu menimbulkan permasalahan klasik yang harus diselesaikan secara menyeluruh sampai ke akar
Aku dan kamu. Bagaikan stress dalam spesimen. Aku adalah tegangan luluh sedang kamu tegangan ultimate. Saat aku dan kamu berada pada jarak yang cukup dekat, kita justru tak mampu menahan beban yang ada. Dan mungkin, kita memang ditakdirkan untuk berjauhan
Yah, ini oleh oleh setelah mengambil kelas struktur minggu lalu haha
Yah, ini oleh oleh setelah mengambil kelas struktur minggu lalu haha
ada dua pernyataan atas dua pertanyaan yang cukup bikin gemes
pertama, pertanyaan "mau jadi apa nanti?". terlepas dari apa yang kita pelajari, kita semestinya memilih bidang yang kita minati kan?
oke, klasik sih. lebih tepatnya excuse. ada dua pendapat yang benar menurutku. (1) kita seharusnya membangun passion atas apa yang kita dituntut untuk melakukannya; dan (2) daripada memilih jalan yang 'lurus' tapi nggak profesional, lebih baik jalan apapun tapi profesional
jadi, sebenernya kalaupun nggak minat sama apa yang ditekuni sekarang, toh masih ada kesempatan, dan akan selalu ada kesempatan untuk bener-bener memilih jalan yang diminati. tapi disisi lain, untuk mendapat momen dimana kita bisa seutuhnya menyelami dunia impian itu, kita kan harus melewati dunia yang kita tempati sekarang. dan akan ada dua pilihan nantinya
(a) melewati dunia ini sekuat tenaga dan lalu berpindah ke dunia impian pada waktu yang tepat, atau (b) sambil menikmati proses di dunia ini, kemudian menemukan kesenangan tak terduga, sampai akhirnya di akhir jalan ini, kita justru menemukan jalan pintas ke dunia impian dengan tanpa melupakan dunia yang ini
jadi konklusinya, jawaban atas pertanyaan ini adalah : "saya masih berusaha menyelami seluk beluk dunia ini, berusaha menemukan secuil kesenangan dengan mencari telaga, barangkali saya menemukan mata air yang cukup mampu membuat saya terbangun dan memberi inspirasi bagaimana menghubungkan dunia ini dengan dunia impian saya"
kedua, pertanyaan "kenapa harus exchange? perasaan nggak ada gunanya". sebenernya murni karena ingin jalan-jalan, tapi nggak punya modal. dan kalaupun ada modal, nggak akan dipake jalan-jalan
tapi, mungkin sebenernya ada alasan lain. alasan yang baru tersadarkan setelah baca beberapa tulisan. alasan lain itu adalah, kesempatan hidup di dunia lain, menemukan dunia baru yang anggotanya tidak mengenal sosok saya yang dulu. mendapatkan momentum dimana saya mampu 'mengubah' arah hidup saya. mampu menentukan hidup seperti apa yang saya inginkan. menentukan sosok saya seperti apa yang sebenarnya ingin saya tampilkan. menguak jati diri tanpa bayang bayang siapapun
pengalaman itu yang saya tunggu-tunggu. bukan berarti sosok saya yang sekarang itu bukan saya yang sebenarnya. hanya saja, keinginan untuk menguak lebih dalam tentang, 'siapa saya sesungguhnya' dan 'seberapa tangguh diri ini' ataupun 'saya akan buktikan kalau saya bisa' itu mengalahkan pernyataan 'exchange tidak membuahkan hasil'.
bagi saya, keinginan untuk exchange bukan secara dominan untuk mengubah indonesia. tapi lebih kepada keinginan untuk melihat seberapa jauh diri ini dapat bertransformasi. mungkin juga ada benarnya bahwa exchange tidak mengubah indonesia, tapi mungkin akan mengubah diri ini
alone. mending alone in love. alone in the darkness kadag lebih bagus. setidaknya daripada alone in the crowded
kadang, kesendirian itu datangnya dari diri sendiri kan? karena nggak mau berbaur. nggak percaya sama orang lain. saat kamu ngasih alasan, orang lain cuma nganggep itu excuse. walaupun kamu memberi alasan atas pengalaman. dan kadang-kadang, lama-lama alasan yang cukup valid memang ujung-ujungnya jadi excuse karena waktu. orang bilang, waktu bisa mengubur segalanya
jadi, daripada ngemis-ngemis minta dikasihanin, atau jadi penyendiri, banyak orang milih untuk jadi pemipu. berubah jadi orang lain. berubah jadi apa yang orang kebanyakan mau. atau lebih tepatnya, mengubur sosok aslinya dalam-dalam. menjaga dan mengatur siapa aja yang boleh liat dunianya. dia ikut tertawa dan sedih bareng, tapi hatinya nggak pernah sebener-benernya ada sama kamu
walaupun jenis orang kayak gitu cenderung dijelek-jelekin, aku lebih suka ungkapan 'dunia memang kejam'. dunia bilang, kamu bebas memilih apapun. tapi saat kamu memilih A, akan selalu ada yang ngomongin kamu di belakang. dan manusia itu bukan malaikat. dia bisa merasa tersakiti
ada satu kalimat yang cukup membekas. 'saat seseorang tersakiti, dia hanya memikirkan diri sendiri'. nggak peduli orang lain yang nyakitin itu juga merasa sakit atau nggak, dia cuma punya frame yang isinya 'saya tersakiti'. nggak peduli segimana orang lain itu minta maafnya, dia cuma punya frame 'saya sakit, dan kamu salah. jadi kamu harus dibenci, atau setidaknya dijauhi'. kalau dipikir-pikir, memang nggak ada salahnya kok. daripada berteman dengan segala kesedihan dan makan hati terus. mungkin lebih bahagia kalau sendiri. setidaknya bisa terus melanjutkan hidup tanpa merasa tersakiti, walaupun kesepian.
kayak orangtua yang kebanyakan pengen anaknya masuk IPA. masyarakat juga lebih suka manusa-manusia supel dan beraktivitas seabrek banyak-banyak. selalu bilang, kamu harus aktif sana sini. emang semua manusia sama? memang nggak mungkin memahami semua orang. tapi setidaknya, menghargai apa yang orang lain butuhkan untuk teta hidup tenang itu perlu loh
kadang, kesendirian itu datangnya dari diri sendiri kan? karena nggak mau berbaur. nggak percaya sama orang lain. saat kamu ngasih alasan, orang lain cuma nganggep itu excuse. walaupun kamu memberi alasan atas pengalaman. dan kadang-kadang, lama-lama alasan yang cukup valid memang ujung-ujungnya jadi excuse karena waktu. orang bilang, waktu bisa mengubur segalanya
jadi, daripada ngemis-ngemis minta dikasihanin, atau jadi penyendiri, banyak orang milih untuk jadi pemipu. berubah jadi orang lain. berubah jadi apa yang orang kebanyakan mau. atau lebih tepatnya, mengubur sosok aslinya dalam-dalam. menjaga dan mengatur siapa aja yang boleh liat dunianya. dia ikut tertawa dan sedih bareng, tapi hatinya nggak pernah sebener-benernya ada sama kamu
walaupun jenis orang kayak gitu cenderung dijelek-jelekin, aku lebih suka ungkapan 'dunia memang kejam'. dunia bilang, kamu bebas memilih apapun. tapi saat kamu memilih A, akan selalu ada yang ngomongin kamu di belakang. dan manusia itu bukan malaikat. dia bisa merasa tersakiti
ada satu kalimat yang cukup membekas. 'saat seseorang tersakiti, dia hanya memikirkan diri sendiri'. nggak peduli orang lain yang nyakitin itu juga merasa sakit atau nggak, dia cuma punya frame yang isinya 'saya tersakiti'. nggak peduli segimana orang lain itu minta maafnya, dia cuma punya frame 'saya sakit, dan kamu salah. jadi kamu harus dibenci, atau setidaknya dijauhi'. kalau dipikir-pikir, memang nggak ada salahnya kok. daripada berteman dengan segala kesedihan dan makan hati terus. mungkin lebih bahagia kalau sendiri. setidaknya bisa terus melanjutkan hidup tanpa merasa tersakiti, walaupun kesepian.
kayak orangtua yang kebanyakan pengen anaknya masuk IPA. masyarakat juga lebih suka manusa-manusia supel dan beraktivitas seabrek banyak-banyak. selalu bilang, kamu harus aktif sana sini. emang semua manusia sama? memang nggak mungkin memahami semua orang. tapi setidaknya, menghargai apa yang orang lain butuhkan untuk teta hidup tenang itu perlu loh
lagi jamaan banget sih pink-pink dimana-mana. jadi ketularan kan haha
orang bilang, menjadi perempuan itu terlalu beresiko. beresiko dipatahkan dan mematahkan
tapi kondisi terburuk yang pernah ada, mungkin adalah kasus dimana perempuan terlalu sering mematahkan diri sendiri dengan berkhayal tingkat tinggi
dan anehnya, selalu terjadi hingga kini haha
orang bilang, menjadi perempuan itu terlalu beresiko. beresiko dipatahkan dan mematahkan
tapi kondisi terburuk yang pernah ada, mungkin adalah kasus dimana perempuan terlalu sering mematahkan diri sendiri dengan berkhayal tingkat tinggi
dan anehnya, selalu terjadi hingga kini haha
Jadilah kuat. karena dunia tidak membutuhkan orang-orang lemah.
nyesek. baca ini disaat merasa hati sedang lemah. mungkin aku terlalu lamban mengambil alih kuasa atas emosi sendiri
nyesek. baca ini disaat merasa hati sedang lemah. mungkin aku terlalu lamban mengambil alih kuasa atas emosi sendiri
Kabut kembali menyelimuti
Memeluk erat tak rela kehilangan
Tadi malam sudah terusir
Ternyata hanya pergi sebentar
Terus dan terus. Meminta tapi tak menerima
Berharap tapi tak berbalas
Kebahagiaan hanya kebetulan
Kebetulan yang ironis
Ketika kebetulan tak berpihak
Segalanya jadi mimpi buruk
Kebetulan yang ternyata kesempatan satu satunya
Memeluk erat tak rela kehilangan
Tadi malam sudah terusir
Ternyata hanya pergi sebentar
Terus dan terus. Meminta tapi tak menerima
Berharap tapi tak berbalas
Kebahagiaan hanya kebetulan
Kebetulan yang ironis
Ketika kebetulan tak berpihak
Segalanya jadi mimpi buruk
Kebetulan yang ternyata kesempatan satu satunya
Melihat dan mendengar. Tapi tak mampu merasakan. Melihat tapi tak sanggup berkutik. Apa yang dilihat tak mampu digenggam
Bagaimana rasanya? Berkeliaran. Tapi tak mampu terjebak. Lagi. Entah kesekian kali. Gentar dan ragu. Mengoyak perasaan di malam sunyi
Halus. Riang. Putih. Indah. Renyah. Tak pernah. Bahkan sekali. Ranting sudah patah. Dan masih menunggu waktu untuk tumbuh kembali. Menyisakan ragu dan penyesalan
Rayu. Jijik. Risih. Munafik. Berulang kali. Mencaci maki. Nasi sudah jadi aking. Pahit. Memang tak pantas. Siapa? Berkali menduga. Meski tak kunjung mendapat jawab
Ini mungkin bukan pertanyaan. Jadi tak perlu jawaban. Atau justru jawabnya sudah terlalu nyata?
Bagaimana rasanya? Berkeliaran. Tapi tak mampu terjebak. Lagi. Entah kesekian kali. Gentar dan ragu. Mengoyak perasaan di malam sunyi
Halus. Riang. Putih. Indah. Renyah. Tak pernah. Bahkan sekali. Ranting sudah patah. Dan masih menunggu waktu untuk tumbuh kembali. Menyisakan ragu dan penyesalan
Rayu. Jijik. Risih. Munafik. Berulang kali. Mencaci maki. Nasi sudah jadi aking. Pahit. Memang tak pantas. Siapa? Berkali menduga. Meski tak kunjung mendapat jawab
Ini mungkin bukan pertanyaan. Jadi tak perlu jawaban. Atau justru jawabnya sudah terlalu nyata?
Angin hanya berlari kemana ia mau
Sedang hujan harus turun meski ia tak mau
Hati takkan pernah sama lagi
Dulu sekarang atau esok
Bahkan dua menit lagi
Katak hanya akan menjadi merdu di waktu hujan
Badai terasa mudah hanya ketika telah berlalu
Apapun terasa indah
Hanya ketika kamu belum jatuh cinta
Dan belum terhentikan
Sedang hujan harus turun meski ia tak mau
Hati takkan pernah sama lagi
Dulu sekarang atau esok
Bahkan dua menit lagi
Katak hanya akan menjadi merdu di waktu hujan
Badai terasa mudah hanya ketika telah berlalu
Apapun terasa indah
Hanya ketika kamu belum jatuh cinta
Dan belum terhentikan
When you want to say
Can't stop
Falling for you
But you don't know who is the man you'll talk to haha
Alay haha
Can't stop
Falling for you
But you don't know who is the man you'll talk to haha
Alay haha
Selamanya disini. Sendiri
Aku ya aku
Aku dengan keburukanku
Yang amat memuakkan di matamu
Aku dengan kehinaanku ini
Aku dengan kotornya diriku
Aku tahu. Aku bukan kamu
Kamu yang sangat indah
Kamu yang terlalu berkilau bak mutiara
Kamu yang orang lihat selalu baik
Kamu yang selalu dipuja puja kaum hawa dan adam
Kamu yang punya segalanya
Kamu yang hanya memikirkan dirimu
Kamu yang hanya menjunjung tinggi egomu
Kamu yang sedemikian hingga aku merasa kalah darinya
Kamu yang selamanya disanjung orang
Aku memang tak sebaik kamu
Tapi aku tak mau jadi munafik
Tidak. Tidak sepertimu
Aku ya aku
Aku dengan keburukanku
Yang amat memuakkan di matamu
Aku dengan kehinaanku ini
Aku dengan kotornya diriku
Aku tahu. Aku bukan kamu
Kamu yang sangat indah
Kamu yang terlalu berkilau bak mutiara
Kamu yang orang lihat selalu baik
Kamu yang selalu dipuja puja kaum hawa dan adam
Kamu yang punya segalanya
Kamu yang hanya memikirkan dirimu
Kamu yang hanya menjunjung tinggi egomu
Kamu yang sedemikian hingga aku merasa kalah darinya
Kamu yang selamanya disanjung orang
Aku memang tak sebaik kamu
Tapi aku tak mau jadi munafik
Tidak. Tidak sepertimu
Di kalangan pelajar, olimpiade sains sangat menarik
untuk dibahas. Menjuarai olimpiade sains bagi pelajar bersifat prestisius
seperti halnya para atlet menjuarai Olimpiade London 2012. Untuk itu, buku
panduan olimpiade tentu memiliki daya tarik tersendiri.
Salah satunya adalah buku panduan olimpiade matematika
oleh Muslihun dan Suci Zulaikha Hildayani, yang diterbitkan oleh PT Grasindo Jakarta
pada 2013 lalu, berjudul ‘SUJU Sukses Juara Olimpiade Matematika SMA/MA
Nasional dan Internasional’ yang cukup menarik perhatian, baik dari segi visual
maupun konten.
Secara visual, desainer cukup lihai dalam memainkan
paduan warna untuk menonjolkan suku kata ‘SUJU’. Seperti diketahui, remaja
Indonesia kini tengah digandrungi oleh pesona para penyanyi Korea, salah
satunya Super Junior alias Suju. Namun, mengabaikan fenomena tersebut, kata
‘Suju’ dibuat dalam warna merah dengan cover berwarna putih seolah-olah ingin
menekankan bahwa pelajar harus berprestasi atas nama Merah Putih Indonesia.
Secara konten, buku setebal 407 halaman tersebut
bertujuan untuk membantu para siswa SMA/MA dalam memahami dan menyelesaikan
soal-soal olimpiade matematika tingkat nasional maupun internasional.
Buku ini menguraikan sedikit materi dasar dan lanjutan
yang penting sebagai bekal mengikuti olimpiade matematika. Materi tersebut
dipaparkan secara singkat dan padat tanpa pembuktian yang lengkap sehingga akan
cukup menyulitkan para pembaca yang awam mengenai suatu teori matematika
tertentu, seperti teori Algoritma Euclide ataupun teori Pigeon Hole Principle. Untuk itu, akan lebih bermanfaat apabila
pembaca telah memiliki dasar keilmuan yang cukup mengenai teori matematika
sebelum membaca buku ini.
Selain itu,
buku Sukses Juara Olimpiade Matematika ini juga memuat pembahasan berbagai soal
yang sering muncul di ajang olimpiade matematika, seperti Olimpiade Sains
Nasional (OSN) dan Olimpiade Matematika Internasional (IMO), serta olimpiade
matematika internasional lainnya.
Pemahaman matematika amat dipengaruhi oleh cara
berpikir. Seringkali pelajar berpikiran bahwa matematika hanya sekedar
menghitung. Sejatinya, matematika membentuk pola pikir yang cerdas dan runtut
dalam menyelesaikan masalah. Apabila pola pikir yang terbentuk telah sesuai,
seluruh soal olimpiade akan mudah diselesaikan.
Untuk itu, dalam menyelesaikan soal-soal olimpiade
matematika, diperlukan kemampuan memanipulasi soal-soal yang terlihat sulit
menjadi permasalahan yang lebih sederhana. Dalam buku Sukses Juara Olimpiade
Matematika ini, solusi soal-soal olimpiade dibuat serunut mungkin, sehingga
pembaca dapat mengerti dan mengikuti cara berpikir dari setiap langkah
penyelesaian suatu masalah.
Dalam menguraikan penjabaran solusi soal olimpiade,
sama dengan buku sejenis lainnya, buku ini menawarkan ide-ide praktis dan cepat
dalam menjabarkan penyelesaian suatu masalah dengan tetap mengacu pada teori
dan kaidah matematika yang ada.
Satu hal yang menarik dari buku Sukses Juara Olimpiade
Matematika ini adalah dimuatnya soal-soal olimpiade matematika di negara
Kanada, China, Korea, Amerika, dan Vietnam. Muslihun dan Suci Zulaikha
Hildayani tentu cukup cerdik dalam memilih negara-negara acuan tersebut.
Tak banyak orang yang tahu bahwa dalam perhelatan
Olimpiade Matematika Internasional (IMO), China bahkan pernah memboyong
keseluruhan lima emas yang diperebutkan. Negara-negara seperti Kanada, Amerika
dan Korea bahkan hanya mampu meraih penghargaan Honorable Mention, yaitu
penghargaan bagi peserta yang mampu menjawab benar satu soal dari keseluruhan
berjumlah enam soal.
Dapat dibayangkan betapa sulitnya meraih emas dalam
perhelatan olimpiade selevel internasional, yang bahkan menjawab satu soal pun
amat dihargai. Sampai saat ini, bahkan Indonesia belum pernah mendapatkan emas
sekalipun. Dalam rangka mewujudkan mimpi meraih emas di ajang Olimpiade
Matematika Internasional, pelajar perlu memahami secara mendalam teori serta
aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, buku ini juga dibuat menggunakan kertas
yang lebih kecil dari ukuran B5 sehingga akan mudah untuk dibaca dimanapun,
termasuk di angkutan umum. Dengan ukurannya yang cukup kecil serta penjabaran
yang to the point, tentu akan
menjadikan buku ini sesuai dengan gaya khas para remaja yang cenderung tidak
menyukai basa-basi.
Namun, di sisi lain, konsep visual yang diusung kurang
dimaksimalkan dalam mengkreasikan buku ini. Konsep warna dalam digunakan untuk
memeriahkan buku ini cukup sesuai diterapkan dalam konsep, namun dalam konten,
konsep variasi warna tak lagi digunakan melainkan hanya menggunakan warna
hitam-putih. Di sisi lain, tanpa konsep warna, penataan konten menjadi kurang
berwarna dan kurang menarik.
Namun, secara umum, buku yang lebih menitikberatkan
dalam proses problem solving ini sesuai
bagi pelajar penggemar matematika yang berminat mengikuti olimpiade, sebab
konsep matematika yang diusung dalam olimpiade adalah konsep berpikir matematis
yang sesuai untuk menyelesaikan permasalahan sains secara global.
Dengan banyaknya variasi dan jumlah soal yang
dijabarkan, buku ini menyediakan bebagai alternatif penyelesaian masalah, sebab
suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai macam cara.
Pada akhirnya, buku ‘SUJU Sukses Juara Olimpiade
Matematika SMA/MA Nasional dan Internasional’ ini cocok dijadikan sebagai
referensi dalam mempersiapkan diri menghadapi olimpiade matematika.
Daftar
Pustaka :
Muslihun dan Suci. 2013. SUJU Sukses Juara Olimpiade Matematika SMA/MA Nasional dan
Internasional. Jakarta : PT Grasindo.
Tim SSCIntersolusi. 2011. Olimpiade Matematika SMA. Yogyakarta : Erlangga.
Malam
minggu kedua bulan Maret 2014 di Birmingham, pertandingan semifinal All England
antara Kido/Fernaldi – Ahsan/Setiawan[1] terlalu datar dan mudah bagi unggulan
pertama ini. Pertandingan antara keduanya berlangsung selama 22 menit dan harus
diakhiri dengan kekalahan pasangan fenomenal Kido/Fernaldi dengan skor 7-21
12-21. Kido/Fernaldi tidak seheroik ketika melawan unggulan ke 5 asal Malaysia
Hoon/Tan sehari sebelumnya.
Jumat(7/3) lalu pasangan Kido/Fernaldi tampil
gagah berani menaklukkan pasangan Malaysia Hoon/Tan[5] dengan 21-18 21-12.
Keduanya tampil maksimal dengan terus menyerang dan tidak memberikan kesempatan
bagi Hoon/Tan untuk menyerang balik. Sepanjang perjalanannya di All England
2014, Kido/Fernaldi telah menaklukkan dua unggulan untuk mencapai babak
semifinal.
Pertandingan semifinal akan mempertemukan
mereka dengan unggulan pertama yaitu Ahsan/Setiawan, kompatriot mereka dari
pelatnas. Tentu pertandingan ini menjadi sangat istimewa. Selain mempertemukan
kembali pasangan peraih medali emas World Badminton Championship 2007,
Kido-Setiawan, pertandingan ini juga akan menjadi ajang pembuktian Fernaldi
terhadap Herry IP – pelatih ganda putra skuad All England 2014 . Tak urung,
pergelaran babak semifinal All England 2014 menjadi yang ditunggu-tunggu oleh
para penikmat bulutangkis.
Setelah belasan tahun berpasangan sejak menjadi
junior di Jaya Raya Jakarta, Kido/Setiawan telah meraih hampir seluruh medali
emas turnamen bergengsi kelas profesional, termasuk medali emas Olimpiade Beijing 2008. Satu-satunya medali
emas yang belum mereka dapatkan yaitu medali emas All England. Kabar perceraian
mereka pada pertengahan 2012 silam ditengarai terjadi akibat adanya
ketidakcocokan antara keduanya setelah absen mengikuti Olimpiade London 2012.
Tentu menjadi hal yang menarik bila kemudian keduanya harus berhadapan dan
saling melawan di lapangan yang sama dengan pasangan masing-masing.
Di sisi lain, Fernaldi merupakan pemain muda yang
menyatakan hengkang dari pelatnas sejak Februari 2013 lalu. Hal ini diakibatkan
oleh adanya konflik antara Fernaldi dengan jajaran pelatih baru yang dikepalai
Herry IP. Jajaran pelatih menyatakan bahwa pasangan Fernaldi/Rahmanto tidak
cukup berprospek untuk diikutsertakan dalam All England 2013. Pernyataan ini
akhirnya menimbulkan ketidaksepahaman antara keduanya yang diakhiri dengan
mundurnya Fernaldi dari pelatnas.
Pertandingan semifinal malam minggu lalu
diprediksi menjadi pertandingan yang seru dan alot. Namun, Sabtu(8/3)
Kido/Fernaldi bak tenggelam di lapangan. Keduanya tak mampu memberikan
perlawanan yang berarti ketika melawan kompatriotnya dari pelatnas yang menjadi
unggulan pertama, Ahsan/Setiawan. Kido/Fernaldi takluk dengan skor 7-21 12-21.
Sepanjang pertandingan Kido/Fernaldi terus
menerus diserang dan tak mampu mengungguli perolehan poin hingga akhir
pertandingan. Keduanya terlihat tertekan dan tidak bermain dalam performa
terbaik mereka. Set pertama, Ahsan/Setiawan menang mudah dengan 21-7. Pada set
kedua, Kido/Fernaldi mulai memberikan perlawanan terhadap Ahsan/Setiawan.
Namun, Fernaldi terlalu terburu-buru ingin mematikan lawan dan meraih poin.
Fernaldi yang spesialisasinya adalah smash tidak
menemukan ruang untuk melancarkan smashnya sehingga ia menjadi kesulitan
mencari celah untuk menembus defense Ahsan/Setiawan. Yang terjadi justru
Fernaldi menjadi panik hingga akhirnya sering membuat kesalahan sendiri serta
tidak fokus menyerang. Permainan yang ditunjukkan Fernaldi terlalu
terburu-buru, tanpa arah serangan bola yang jelas. Alhasil, permainan
Kido/Fernaldi menjadi berantakan dan memiliki defense yang mudah ditembus oleh
lawan.
Ketidakkonsistenan Fernaldi ini dinilai Kido
wajar sebab ia baru kali pertama bertanding di babak semifinal turnamen sekelas
All England. Kido menilai Fernaldi masih tergolong ‘hijau’. Namun, di sisi
lain, Fernaldi yang tahun ini genap berusia 23 tahun seharusnya mampu mengontrol
emosi serta mengatur strategi di lapangan agar mampu mengendalikan laju
permainan. Usia 24 tahun pun tidak tergolong muda bagi pemain bulutangkis di
kancah internasional. Kido sendiri pada usia 23 tahun sudah mampu menjuarai
turnamen World Badminton Championship 2007 bersama Setiawan yang juga seusia
dengannya.
Fernaldi harus menyadari bahwa usia 22-28 tahun
merupakan masa keemasan bagi para pemain bulutangkis, khususnya para pemain
Asia. Pada rentang usia tersebut, grafik permainan para pemain Asia umumnya
meningkat pesat. Untuk itu, ia perlu belajar dan terus belajar agar mampu
bertahan di tengah gempuran para pemain profesional lainnya.
Meski permainan Fernaldi tergolong bertenaga
dan berkualitas, kesuksesan juga ditentukan oleh karakter yang dimiliki para
pemain. Di tengah persaingan dunia yang semakin ketat, Fernaldi harus bergerak
cepat untuk menemukan pola permainan yang pas serta membentuk karakter yang
sesuai untuk diterapkan di lapangan. Jika ia lengah sedikit saja, masih banyak
pemain dunia lainnya yang lebih berkualitas. Jika Fernaldi ingin menjadi pemain
sekaliber Candra/Toni yang menjuarai All England 1999 dan Olimpiade Sidney 2000,
ia harus kompeten baik secara kualitas permainan, maupun kualitas mental.
Fernaldi perlu banyak belajar pada pasangannya,
Kido, pemain kaliber yang lebih senior dan paham mengenai seluk beluk
mengendalikan emosi di lapangan. Sudah saatnya Fernaldi memupuk mental juara
agar akhirnya menjadi pemain yang disegani dan dapat berkata banyak di turnamen
sekelas All England bahkan olimpiade.
Terhitung sejak 31 Januari 2014, Gita Wirjawan resmi
mengundurkan diri sebagai Menteri Perdagangan Indonesia periode 2009-2014. Isi
mundurnya Gita tersebut serta merta mengundang banyak kontroversi.
Hal ini wajar mengingat Gita mundur di tengah kemelut
maraknya beras asal Vietnam ilegal yang meresahkan para petani lokal. Ditambah
pula timbulnya ketegangan dengan Menteri Pertanian, Suswono, akibat pernyatan
Gita yang mengungkapkan bahwa beredarnya beras impor asal Vietnam merupakan
kebijakan yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian.
Belum lagi alasan pengundurkan diri Gita disebabkan
oleh keinginannya untuk fokus dalam bursa pemilihan capres partai Demokrat. Padahal,
Gita masih harus bersaing dengan sepuluh bakal calon presiden Partai Demokrat
lainnya (http://www.voaindonesia.com/
content/menteri-perdagangan-gita-wirjawan-mengundurkan-diri/1841610.html). Gita
terlalu percaya diri dan gegabah bakal dicalonkan sebagai capres Partai
Demokrat hingga mengundurkan diri dari jajaran menteri. Alhasil, pengunduran
diri Gita yang diiringi konflik tak urung mempengaruhi citranya sebagai pelaku
pemerintahan.
Meski citra Gita memburuk, masih banyak golongan yang
percaya bahwa Gita cukup kompeten untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
Golongan tersebut tak lain merupakan golongan penikmat bulutangkis yang menilai
Gita mampu menentukan program-program yang dapat meningkatkan kekuatan-kekuatan
yang strategis bagi Indonesia. Sebelumnya Gita sebagai Ketua Umum PBSI sukses
mengantarkan para pemain Indonesia menuju World’s
top ten serta Tim Thomas Indonesia sebagai ungulan pertama pada perhelatan
Piala Thomas Mei mendatang. Tak dipungkiri, sejak Gita menjabat, prestasi para
pebulutangkis nasional kian cerah di kancah internasional.
Sejak resmi dilantik sebagai Ketua Umum PBSI pada
tanggal 14 Desember 2012, Gita aktif menyuarakan visi misinya untuk mewujudkan
PBSI yang berprestasi, mengembalikan era kejayaan bulutangkis Indonesia, serta
memperjuangkan kesejahteraan civitas pebulutagkisan Indonesia, termasuk pelatih
(http://www.republika.co.id/berita/
olahraga/raket/12/12/10/metjlv-jumat-gita-wirjawan-dilantik-jadi-ketua-pbsi).
Gita optimis mampu membawa PBSI menuju perubahan dan kemajuan. Di tengah
terpuruknya pebulutangkisan Indonesia akibat nihil medali dan absennya medali
emas dari cabor bulutangkis untuk pertama kalinya sejak 1992 pada Olimpiade
London 2012 lalu, secara lugas Gita menjanjikan emas Olimpiade Rio de Janeiro
2016 mendatang sebagai puncak prestasi di akhir masa jabatannya.
Untuk itu, Gita aktif melakukan pembenahan-pembenahan
dengan mengusung program-program baru serta melakukan pendekatan-pendekatan
personal agar dapat merekrut para mantan pemain nasional untuk ikut aktif
mengembangkan PBSI. Puncaknya, Gita mampu membawa pulang Rexy Mainaky untuk
menjadi orang nomor satu di bidang teknis PBSI.
Rexy dikenal sebagai pemain nasional yang multi
talenta yang sukses menjuarai seluruh turnamen bergengsi termasuk All England
dan Olimpiade Atlanta 1996. Rexy juga dikenal sebagai pelatih bertangan dingin
yang sukses mengantarkan pemain Malaysia menjadi juara Asian Games 2006.
Bersama Rexy, Gita semakin gencar melakukan revolusi di PBSI khususnya pelatnas
guna menghasilkan pemain-pemain berkualitas yang mampu menjadi pemain nomer
satu serta mengibarkan Merah Putih di kancah Internasional.
Dengan program-program yang kini dijalankan di
pelatnas, PBSI kian berprestasi serta potensi pemain semakin meningkat. Dengan
dirombaknya jajaran pelatih pelatnas yang kini ditempati oleh para mantan
pemain nasional, pelatnas telah menerapkan aturan-aturan baru guna mendisiplinkan
para pemain untuk mencetak para juara-juara baru yang sanggup meneruskan dan
membangkitkan prestasi bulutangkis Indonesia.
Hasilnya, Gita dkk mampu mengantarkan para pemain
nasional menjuarai turnamen bergengsi pada dua tahun belakangan. Contohnya saja,
Lilyana/Tontowi mampu mencetak hattrick
di turnamen bergengsi sekelas All England. Tak ayal, para pemain bulutangkis
mampu mengharumkan nama bangsa Indonesia di tengah buruknya citra Indonesia
sebagai negara dunia ketiga.
Dengan sekian prestasi Gita dalam membawa perubahan di
dunia pebulutangkisan Indonesia, Gita percaya diri mencalonkan diri untuk
menjadi capres Partai Demokrat menggantikan SBY. Meski banyak yang mendukung
Gita sebab prestasinya membawa perubahan bagi dunia pebulutangkisan Indonesia,
namun yang perlu Gita sadari adalah tingkat elektabilitasnya tidak cukup tinggi
untuk mampu bersaing pada level calon presiden.
Suara pendukung Gita hanya berasal dari masyarakat
yang berbasis olahraga terutama bulutangkis. Belum lagi prestasi Kementerian
Perdagangan yang sebelumnya dipegang oleh Gita sejak 2009 lalu tidak membuahkan
banyak prestasi positif. Jumlah pendukung Gita tentu tidak cukup untuk meraih
suara mayoritas guna meningkatkan suara Demokrat serta memenangi pilpres
mendatang.
Mengingat faktor-faktor tersebut, tidaklah pantas Gita
terlalu percaya diri untuk menjadi calon presiden. Prestasinya memajukan PBSI
tidak serta merta menjadi parameter prediksi keberhasilan Gita membawa
perubahan bagi Indonesia. PBSI hanya mencakup sebagian kecil dari Indonesia.
Banyak aspek-aspek yang tidak termasuk dalam PBSI justru menjadi sisi yang
krusial dalam perkara politik selevel presiden. Lantas, jika Gita bersikukuh
maju menjadi calon presiden, terlalu riskan bagi Demokrat bila terus menjadi
basis politik pendukung Gita. Demokrat bisa saja kehilangan banyak suara.
Akan lebih baik bagi Gita untuk terus berkiprah di
bidang pebulutangkisan Indonesia. Bidang tersebut nampaknya lebih tepat
dipegang oleh Gita ketimbang Indonesia secara utuh. Dengan segenap prestasinya,
mungkin Gita dapat terus menerus melakukan terobosan baru demi mewujudkan
visinya untuk mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia. Atau justru Gita
dapat masuk ke bursa calon Menteri Olahraga sehingga mampu memcanangkan
program-program baru guna meningkatkan prestasi Indonesia di bidang olahraga.
Jojon
(29), Pedagang Kaki Lima (PKL) terelokasi, mengungkapkan bahwa uang yang susah
payah ia tabung sejak lama nyaris habis akibat defisit yang dideritanya sejak
relokasi PKL ke dalam Gedung Bandung Indah Plaza. Pendapatannya kini hanya
berkisar Rp.50000 per hari. Padahal, ia masih harus menanggung hidup istri,
adik, serta kedua anaknya yang masih membutuhkan susu dan pendidikan.
Pemerintah Kota Bandung dianggap tidak berpihak kepada
rakyat kecil. Relokasi dinilai tidak sesuai dan justru membuat hidup mereka
semakin terpuruk. Inilah yang dirasakan Jojon (29), salah satu Pedagang Kaki
Lima (PKL) yang direlokasi akibat berjualan di pelataran Bandung Indah Plaza.
Sejak awal Februari lalu, Jojon dipindah melalui proses
relokasi PKL tahap dua. Jojon mengaku terpaksa rela direlokasi sebab tidak
mampu melawan kebijakan Pemerintah Kota. Menurutnya, Pemerintah Kota masih
belum adil dalam hal pemerataan relokasi PKL. “Cuma yang jualan aksesoris aja.
Padahal masih banyak yang jualan makanan yang pakai gerobak sama jualan hewan
peliharaan depan BIP, tapi nggak direlokasi”, ungkapya.
Di temani ribuan mobil yang terparkir, kini Jojon
berjualan aksesoris telepon genggam di tengah suasana panas dan pengap tanpa
kipas angin, di kawasan Basemen BIP. Tak banyak pengunjung lalu-lalang
berkeliaran di Basemen untuk sekedar melihat-lihat barang dagangan para PKL
tersebut.
Jojon mengaku omset penjualannya turun hingga 90%
sejak pindah ke Basemen BIP. Ditambah lagi ia harus membayar uang sewa sebesar
Rp.1500000/m2 per bulan kepada pihak koperasi. Namun saat
dikonfirmasi siapa pihak koperasi yang dimaksud, Jojon sendiri mengaku tidak tahu-menahu
perihal detail koperasi yang dimaksud. Ia sendiri belum pernah membayar secara
langsung kepada pihak koperasi. Uang sewa selama dua bulan pertama telah
dipinjami oleh BPR sebesar Rp.3000000. untuk itu, ia harus menyicil sebesar
Rp.5000/bulan selama tiga tahun.
Meski uang sewa yang dibayarkan tak sedikit, fasilitas
yang ia terima jauh dari cukup untuk membuka lapak kaki lima. Jojon hanya
diberi satu lemari kayu kecil serta lapak seluas 1 m2. Ironisnya,
aturan membuka lapak yang diterapkan mengharuskan PKL untuk menggunakan tempat
pajangan berbahan kaca, tidak boleh berbahan triplek. Akibatnya, Jojon harus
merogoh kocek lebih dalam dari uang pribadi miliknya, sekedar untuk memenuhi
aturan yang ada, bila tak ingin ditegur oleh pihak berwenang.
Jojon menjelaskan bahwa ia tidak mempermasalahkan
proses relokasi PKL, hanya saja, ia meminta diberikan tempat yang lebih layak
daripada hanya sekedar basemen. Jika diperkenankan, Jojon sangat ingin
berjualan di lantai 3 Gedung Bandung Indah Plaza yang menurutnya masih cukup
kosong dan dapat ia tempati bersama PKL lainnya. Namun, ia juga mengerti bahwa
rakyat kecil seperti dirinya tidak akan sanggup membayar sewa sebesar
Rp.5000000/m2 demi berjualan di tempat tersebut. Paling tidak, Jojon
menginginkan adanya penataan tempat bagi para PKL untuk berjualan di dalam
Gedung Bandung Indah Plaza di bagian yang ramai.
Ketika disinggung mengenai kondisi keuangannya saat
ini, Jojon, yang ditemui di lapak miliknya pada Senin (24/2) kemarin, mengaku
mengalami defisit besar-besaran. “Kalau secara fisik ya untung, kan nggak
kehujanan dan nggak kepanasan. Tapi kalau dari segi pendapatan ya kurang. Habis
malah. Uang hasil jualan nggak seberapa, habis buat makan, gimana mau nabung.
Yang ada tabungan saya sejak dulu habis buat keperluan ini itu. Sekarang aja
sering nganjuk ke warung”, ungkapnya.
Jojon hanya diperkenankan berjualan pada jam-jam yang
sesuai dengan kegiatan operasional BIP, yakni sejak pukul 10.00 - 22.00 WIB.
Meski begitu, akibat tempat yang tidak strategis, Jojon hanya mampu meraup
penghasilan sekitar Rp.50000 dengan untung sebesar Rp.10000 per harinya.
Padahal, ia masih harus menanggung hidup istri, adik, serta kedua anaknya yang
masih membutuhkan susu dan pendidikan.
Kini, ia dan para PKL lainnya berada di zona abu-abu.
Bila ia nekat kembali berjualan di zona terlarang, hanya akan mengundang
datangnya Satpol PP dan pasukan bermotor. Namun, dengan kondisi seperti ini, ia
tak yakin sanggup bertahan memenuhi kebutuhkan hidup keluarganya.
Jojon mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota tidak
benar-benar berniat untuk membantu para PKL. Sejak proses peresmian relokasi
PKL bersama Walikota Bandung, Pemerintah Kota tidak pernah lagi menengok
keadaan para PKL ini. Ditambah lagi peranan pihak kepolisian. Jojon berkeluh
bahwa saat ditangkap Satpol PP, dari selusin barang yang disita selama dua
minggu, hanya enam buah saja yang dikembalikan kepadanya.
“Banyak yang nggak sesuai dengan kenyataan.
Diberitakan kita bayar sejuta. Nyatanya kita harus bayar lebih, satu setengah
juta. Banyak fakta yang direkayasa”, sesal Jojon. Jojon membeberkan bahwa apa
yang para PKL rasakan sebenarnya tidak diberitakan dengan jujur, justru
dimanipulasi.
Selain itu, Pemerintah Kota berjanji memberikan
fasilitas yang layak. Nyatanya, sudah sejak sebulan lalu rencana pemasangan
kipas angin tak kunjung direalisasikan. Permintaan pemindahan tempat relokasi
pun tak diindahkan. “Katanya sama Pak Walikota mau dibilangin. Tapi tiba-tiba
katanya nggak boleh. Nggak tahu juga bener dibilangin sama Pak Walikota apa
nggak”, jelas Jojon.
Menurut Jojon, relokasi PKL di Kota Bandung tak lebih
hanya sekedar pencitraan Walikota Bandung belaka. Faktanya, Pemerintah Kota
Bandung tidak sepenuhnya pro terhadap keadaan para PKL.
Jojon cukup mengerti persoalan politik yang sangat
mementingkan figure dan citra seorang politikus, karena anggota keluarganya
dulu ada yang menjadi lurah. Ia juga paham betul bahwa rakyat menengah ke bawah
seperti dirinya selalu kena getah. Baginya, hukum di negara ini hanya tajam ke
bawah dan tumpul ke atas.
Aditya
Rizki Purnama (FI’09) mengambil berkas pendaftaran calon K3M pada Rabu (5/2)
pukul 09.35 WIB di gedung CC Barat Ruang 27. Aditya maju menjadi bakal calon
K3M untuk mewujudkan islamisasi dalam kampus dengan membawa visi ‘Indonesia
Mandiri dengan Syariat dan Khilafah Islam’.
Dewasa ini, kampus ITB marak pembicaraan mengenai
calon K3M periode 2014-2015. Terhitung Senin, 10 Februari 2014, terdapat lima
bakal calon K3M yang mengambil formulir pendaftaran ca-K3M. Kelimanya adalah
Aditya Rizki Purnama (FI’09), Ahmad Bismillahi N. (AS’10), Rochenry (AE’10),
Yayang Luthfiana Rizwan (STF’10), dan Jeffry Girranza (GL’10). Majunya kelima
bakal calon tersebut serta merta menuai isu serta kritik yang cukup pedas.
Dimulai besar IPK yang dinilai tidak pantas menjadi K3M, visi misi yang terlalu
tinggi, hingga isu curi start kampanye bakal calon K3M.
Majunya Aditya (FI’09) menjadi bakal calon K3M cukup
menarik perhatian massa kampus. Terhitung januari 2014, Aditya seharusnya
tengah mengambil semester 10. Apabila Aditya menjadi K3M periode 2014-2015,
maka ia harus menunda kelulusannya selama satu tahun. Sedangkan slot waktu
maksimal yang diperkenankan ITB untuk menempuh studi jenjang strata 1 hanya
selama enam tahun (12 semester). Namun, masih belum ada kejelasan apakah
akhirnya Aditya akan dicoret dari daftar nakal calon K3M atau tidak.
Di lain sisi, Aditya, -atau dikenal dengan nama Adit-,
dan timnya adalah yang paling gencar menyuarakan visi misinya bagi KM ITB. Terhitung
Selasa, 11 Februari 2014, Adit telah membuat akun khusus untuk menyuarakan ide-idenya,
yaitu akun twitter (@kampus_islami), serta situs web (kampusislami.com). Gerakan
Adit ini dinilai sebagai gerakan kampanye yang terlalu dini mengingat dirinya belum
tentu lolos seleksi berkas untuk menjadi ca-K3M.
Adit mengusung visi ‘Indonesia Mandiri dengan Syariat
dan Khilafah Islam’ disertai misi diantaranya :
1.
Membangun role model pergerakan mahasiswa : ideologi islam sebagai falsafah dasar kebangkitan.
2.
Membangun karakter mahasiswa ITB yang ideologis : pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan islam.
3.
Mengarahkan potensi intelektual civitas akademika ITB untuk
kemandirian Indonesia : kontribusi intelektual dalam membangun model peradaban
khilafah.
4.
Menyampaikan dan mengawal pemikiran islam ideologis sebagai solusi bagi masyarakat
dan negara : menjadikan model peradaban khilafah opini umum dan solusi
pemasalahan bangsa.
5.
Membangun gerakan mahasiswa yang berkelanjutan: melanjutkan
estafet perjuangan kepada mahasiswa selanjutnya
Tak pelik, visi misi
Adit ini menuai kontoversi. Di satu pihak, mahasiswa yang sependapat dengan
Adit mengemukakan bahwa islam sebagai mayoritas akan lebih berdampak bagi
kampus. Ideologi islam yang diusung Adit merupakan salah satu solusi yang akan
berdampak luas sebab perubahan mahasiswa muslim ke arah yang lebih baik
akan menyebabkan kampus menjadi lebih
baik pula.
Di lain pihak, banyak
yang merasa bahwa visi misi Adit mengandung SARA serta tidak cukup mengayomi
seluruh massa KM ITB. Banyak yang menilai bahwa ide-ide yang digagas Adit terlalu
mengedepankan kepentingan islam sehingga hanya relevan bagi mahasiswa muslim
dan tidak cukup menaungi kepentingan mahaiswa non muslim serta bertentangan
dengan sistem demokrasi dalam kehidupan kampus. Ideologi islam untuk KM ITB
dinilai terlalu riskan untuk direalisasikan sebab dapat memicu perpecahan antar
kelompok agama dalam kampus.
Secara umum,
islamisasi kampus yang ditawarkan Adit dirasa tidak sesuai sebab bergesekan
dengan prinsip setiap mahasiswa yang tidak semuanya menganut agama islam.
Beberapa kalangan merasa dinaungi sedang yang lainnya merasa terabaikan.
Respons ini tentu sudah diantisipasi oleh Adit. Di halaman webnya, Adit
menjabarkan bahwa setiap permasalahan memiliki solusinya masing-masing.
Permasalahan ini perlu ditinjau secara menyeluruh sehingga solusi permasalahan
tersebut tidak hanya berupa pemecahan masalah internal-teknis, tetapi juga
berupa penyelesaian yang sistematis.
Banyak yang menilai
bahwa pemaparan Adit di halaman webnya terlalu bertele-tele dan tidak sesuai
dengan pokok yang ingin dibahas sehingga menjadi rancu dan tak tentu arah. Hal
ini tentu membuat massa kampus tidak paham apa yang ingin disampaikan oleh Adit
serta memberikan dampak yang negative terhadap citra Adit sebagai bakal calon
K3M 2014-2015.
Beberapa program
kerja Adit bertujuan untuk mengoreksi kebijakan yang bertentangan dengan islam
seperti kebijakan seragam olahraga pria yang dinilai tidak cukup menutup aurat.
Program kerja lainnya yakni menggalakkan Jilbab Day mendapat respon yang cukup
baik dari kalangan mahasiswa muslim. Namun, banyak yang berpendapat bahwa
program kerja Adit seharusnya mengusung isu demokrasi berkeyakinan agama dengan
menggalakkan program-program yang mendukung kegiatan agama, tidak hanya Jilbab
Day, tetapi juga ibadah sabtu maupun mentoring setiap agama.
Dengan kata lain,
banyak yang berpendapat bahwa visi misi yang sesuai untuk kampus ITB bukanlah
visi misi mengenai ideologi islam, tetapi visi misi yang lebih mengutamakan
demokrasi berkeyakinan agama serta berupaya menggalakkan keharmonisan antar
umat beragama.
Terlepas dari seluruh
respon massa kampus, Adit tetap optimis bahwa ia dan visi misinya akan membawa
KM ITB ke arah yang lebih baik lagi. Untuk itu, mari kita nantikan hasil
verifikasi seleksi berkas para bakal calon K3M!
Dari dulu sudah tersakiti
Kenapa sekarang justru meregang?
Tidak selayaknya kamu seperti ini
It's not like you. You are better than this
Your heart maybe hurt
But it doesn't mean life is end
You still have another chance
Since the very beginning, you have noticed
That you are just a middle class girl
And maybe you'll end as middle class woman
Just as simple as that
But you still have hopes
But maybe it's better to look another chance
Another way, another place, another friends
Another life. Maybe you need some fresh air
Maybe you need more oxygen to breath
Maybe your life is better not here
Maybe you better end up dying somewhere
Somewhere but not here
You better take that guilty feeling out
You better make this clear
Your life has not ended yet
First of all, this is not your goal, right?
Your life is too short to spend your time crying
This time maybe you have lost
But everyone knows, you are better
Better than those who have won in this bet
To be here, you have lost a lot
Then, it is time for you to get what you have fought for
Kenapa sekarang justru meregang?
Tidak selayaknya kamu seperti ini
It's not like you. You are better than this
Your heart maybe hurt
But it doesn't mean life is end
You still have another chance
Since the very beginning, you have noticed
That you are just a middle class girl
And maybe you'll end as middle class woman
Just as simple as that
But you still have hopes
But maybe it's better to look another chance
Another way, another place, another friends
Another life. Maybe you need some fresh air
Maybe you need more oxygen to breath
Maybe your life is better not here
Maybe you better end up dying somewhere
Somewhere but not here
You better take that guilty feeling out
You better make this clear
Your life has not ended yet
First of all, this is not your goal, right?
Your life is too short to spend your time crying
This time maybe you have lost
But everyone knows, you are better
Better than those who have won in this bet
To be here, you have lost a lot
Then, it is time for you to get what you have fought for
Maybe I've lost in this bet. But, in the future, I'll make you keep tracking my success