Mungkin awalnya kita berbeda
Dahulu tak ada rasa cinta
Namun sekarang kita sama
Berdiri dibawah nama SMA 3
Kita akan s'lalu bangga
Karena kita satu keluarga
Kita akan s'lalu kuat
Karena kita tetap erat
Satu langkah kaki beranjak maju
Disanalah kita bertemu
SMA 3 yang kita tuju
Meraih masa depan
Duaribuduabelas
Lagu angkatan yang hampir selalu didengerin pas jaman turbud. Pas dengerin lagi, jadi inget. Iya ya, kita teh dulu bukan siapa-siapa, tapi bahkan sekarang rasanya sulit melepas kalian. Tapi bentar lagi harus 'ngelepas' almamater Semoga kita sukses bareng-bareng ya :) #32012
Regards,
Dahulu tak ada rasa cinta
Namun sekarang kita sama
Berdiri dibawah nama SMA 3
Kita akan s'lalu bangga
Karena kita satu keluarga
Kita akan s'lalu kuat
Karena kita tetap erat
Satu langkah kaki beranjak maju
Disanalah kita bertemu
SMA 3 yang kita tuju
Meraih masa depan
Duaribuduabelas
Lagu angkatan yang hampir selalu didengerin pas jaman turbud. Pas dengerin lagi, jadi inget. Iya ya, kita teh dulu bukan siapa-siapa, tapi bahkan sekarang rasanya sulit melepas kalian. Tapi bentar lagi harus 'ngelepas' almamater Semoga kita sukses bareng-bareng ya :) #32012
Regards,
?a
Hari-hari terakhir. Hmm, padahal harusnya menikmati. Ya, aku nikmatin kok. Tapi kenapa sekarang jadi terusik ya? Anehnya baru sekarang. Kenapa nggak dari tiga tahun lalu?
Hmm, salah tingkah deh jadinya. Tapi ya, gapapa sih. Cuma, bukannya harus fokus? Sekarang malah buyar. Kenapa terlalu mencolok?
Yak, so what sih, tinggal menghitung hari. Tapiiii, tiba-tibaaaaa.....
Wush. Terlintaslah tentang si emas hitam. Ah, apakah aku berharap? Kenapa? Aku berlepas kan? Memang aku terikat apa?
Tidak, lupakan. Aku tak mau tersakiti. Dan menyakiti lagi. Tolong hentikan. Kamu pasti bisa.
Regards,
Hmm, salah tingkah deh jadinya. Tapi ya, gapapa sih. Cuma, bukannya harus fokus? Sekarang malah buyar. Kenapa terlalu mencolok?
Yak, so what sih, tinggal menghitung hari. Tapiiii, tiba-tibaaaaa.....
Wush. Terlintaslah tentang si emas hitam. Ah, apakah aku berharap? Kenapa? Aku berlepas kan? Memang aku terikat apa?
Tidak, lupakan. Aku tak mau tersakiti. Dan menyakiti lagi. Tolong hentikan. Kamu pasti bisa.
Regards,
Terkadang aku berpikir, apakah aku punya cerita hidup yang cukup indah supaya suatu hari cerita hidup ini cukup layak untuk kuceritakan pada anak-anakku kelak?
Nak, soal-soal ini dijawab ya, jangan sampe nggak. Kalo kamu nggak bisa jawab soal-soal kayak gini Nak, siap-siap *diem kita teh*, pergi ke dokter, idiot berarti kamu Nak
Bapak Tata Santana
Okay, I'm not an idiot!
Kenapa menyukai itu rentan? Kenapa nggak bisa mencintai setulus hati? Hati ini sakit, tapi pemilik sementaranya justru memperparah keadaan.
Kenapa menyukai itu egois? Kenapa nggak mencintai tanpa pamrih? Kenapa menyukai itu butuh sokongan? Kenapa? Hati ini sudah terlalu sakit.
Kenapa harus merasa lebih? Kamu bahkan nggak lebih baik dari orang di jalanan. Kamu nggak lebih baik dari orang di kolong jembatan. Kenapa harus merasa tinggi?
Kenapa menyukai itu rentan? Didalam sudah membusuk, diluar tetap saja ingin pengakuan.
Regards,
Kenapa menyukai itu egois? Kenapa nggak mencintai tanpa pamrih? Kenapa menyukai itu butuh sokongan? Kenapa? Hati ini sudah terlalu sakit.
Kenapa harus merasa lebih? Kamu bahkan nggak lebih baik dari orang di jalanan. Kamu nggak lebih baik dari orang di kolong jembatan. Kenapa harus merasa tinggi?
Kenapa menyukai itu rentan? Didalam sudah membusuk, diluar tetap saja ingin pengakuan.
Regards,
Kamu itu unik, kamu itu spesial
Rumit, tapi istimewa
Rumit, terlalu sulit ditebak
Tapi juga terlalu banyak celah
Kubilang, kamu itu indah
Kamu itu pelangi, indah
Bahkan setelah badai berlalu,
Kamu tetap indah, dan akan selalu indah
Kubilang, kamu itu asyik
Kamu itu sederetan misteri, kode
Abstrak, tak terjamah
Tapi kamu terlalu bersinar
Membuat adrenalin berpacu
Berhasil, lagi dan lagi,
Membuatku terpesona
Kubilang, kamu terlalu istimewa
Kamu membuatku terasa lengkap
Jadi, bolehkah aku terlihat lengkap bagimu?
Regards,
Rumit, tapi istimewa
Rumit, terlalu sulit ditebak
Tapi juga terlalu banyak celah
Kubilang, kamu itu indah
Kamu itu pelangi, indah
Bahkan setelah badai berlalu,
Kamu tetap indah, dan akan selalu indah
Kubilang, kamu itu asyik
Kamu itu sederetan misteri, kode
Abstrak, tak terjamah
Tapi kamu terlalu bersinar
Membuat adrenalin berpacu
Berhasil, lagi dan lagi,
Membuatku terpesona
Kubilang, kamu terlalu istimewa
Kamu membuatku terasa lengkap
Jadi, bolehkah aku terlihat lengkap bagimu?
Regards,
Yuhuuuuu, senangnya hatiku, SIMAK UI emang gahol wkwkwk
Sebenernya pengen ngerjain soal USM ITB, tapi berhubung tahun lalu nggak ada, jadi ya, kerjain SIMAK UI aja ;p
Tapi, gile soalnya -_____- enek liat yang lain, mending kerjain matik aja :p pelajaran paling menyenangkan sejagad raya *lebay* :p
Dan, tersiksa juga sih, tapi akhirnya seneng pisan bisa ngerjain beberapa soal yang kata Pak Tedy teh susah buat kita :p *bapak sih pasti bisa ngerjain*
Terus, nyoba soal SNMPTN juga. Seneeeeeeeeeeeeng banget bisa ngerjain soal-soal seleksi teh :p challenge banget, dan aku suka matiknya sih :p
Lebay sih, tapi da, seneng aja haha semoga ntar juga bisa lulus UN 2012, SNMPTN 2012, dan semua seleksi yang aku ikuti amiiiiin :p
Tadi bisa ngerjain soal SIMAK, 14 matdas, 5 matipa *sedih matipanya haha. Soal SNMPTN bisa 12 matdas sama 11 matipa. Seneeeeeeeeeng :p
Sebenernya pengen ngerjain soal USM ITB, tapi berhubung tahun lalu nggak ada, jadi ya, kerjain SIMAK UI aja ;p
Tapi, gile soalnya -_____- enek liat yang lain, mending kerjain matik aja :p pelajaran paling menyenangkan sejagad raya *lebay* :p
Dan, tersiksa juga sih, tapi akhirnya seneng pisan bisa ngerjain beberapa soal yang kata Pak Tedy teh susah buat kita :p *bapak sih pasti bisa ngerjain*
Terus, nyoba soal SNMPTN juga. Seneeeeeeeeeeeeng banget bisa ngerjain soal-soal seleksi teh :p challenge banget, dan aku suka matiknya sih :p
Lebay sih, tapi da, seneng aja haha semoga ntar juga bisa lulus UN 2012, SNMPTN 2012, dan semua seleksi yang aku ikuti amiiiiin :p
Tadi bisa ngerjain soal SIMAK, 14 matdas, 5 matipa *sedih matipanya haha. Soal SNMPTN bisa 12 matdas sama 11 matipa. Seneeeeeeeeeng :p
Penjahat, pantas mati
Pembunuh, pantas dipenggal
Penzina, pantas dirajam
Koruptor, pantas ditembak
Begitu? Aku pun setuju
Tak pelak, aku pun penjahat bukan?
Jadi, akupun pantas mati?
Tentu. Aku pantas, sangat pantas
Siapa bisa menggugat?
Dunia terlalu indah, terlalu menusuk
Matahari dan dunia, dua hal yang indah
Kunikmati setiap hari, tapi tak sanggup kugenggam
Bahkan hanya melihat saja, aku tak kuasa
Bukankah di alam sana ada yang lebih indah?
Kenapa aku terlalu buta untuk itu?
Aku ingin bangkit, aku ingin naik
Aku pantas mati, sangat pantas
Memang
Tapi bisakah, seindah anganku?
Semoga
Pembunuh, pantas dipenggal
Penzina, pantas dirajam
Koruptor, pantas ditembak
Begitu? Aku pun setuju
Tak pelak, aku pun penjahat bukan?
Jadi, akupun pantas mati?
Tentu. Aku pantas, sangat pantas
Siapa bisa menggugat?
Dunia terlalu indah, terlalu menusuk
Matahari dan dunia, dua hal yang indah
Kunikmati setiap hari, tapi tak sanggup kugenggam
Bahkan hanya melihat saja, aku tak kuasa
Bukankah di alam sana ada yang lebih indah?
Kenapa aku terlalu buta untuk itu?
Aku ingin bangkit, aku ingin naik
Aku pantas mati, sangat pantas
Memang
Tapi bisakah, seindah anganku?
Semoga
Hmm, sebenernya, nggak galau sih, hanya ingin membuktikan dan memantapkan diri :p
Yah, pokoknya saya akhirnya memutuskan memilih A ketimbang B. Lantas, apa? Mungkinkah saya nggak lepas begitu saja dari dunia B? Mungkin. Mungkin iya, mungkin juga tidak.
Tahu? Saya mencoba berpikir positif. Tanggal 4 kemarin, saya ikut acara GOGi di ITB.
Salah seorang pembicaranya menyebutkan bahwa saat kita memasuki suatu perusahaan, kita akan ditrain, walaupun itu sudah kita pelajari di bangku kuliah
Pembicara yang lain bilang kurang lebih "siapapun, dari jurusan apapun, geofisika, fisika, matematika, apapun, bisa bekerja di Schlumberger, dan tidak terbatas di bidang yang terhubung dengan jurusannya"
Dan, menurut saya, itulah dunia pekerjaan. Percaya atau tidak, hanya sedikit sarjana yang pekerjaannya sesuai dengan apa yang dipelajari di kampus.
Alasan lain, pernahkah kalian lihat businessman? Tidak semuanya berasal dari orang belajar bisnis kan? Orang teknik, olahragawan, bisa jadi businessman. Fakta membuktikan.
Jadi, menurut saya, apa yang ingin kita kerjakan, apa yang ingin kita lakukan suatu saat nanti, tidak terikat dengan apa yang kita pelajari di kampus, tetapi bergantung pada jalan mana yang kita pilih, kematangan jiwa raga, dan tentu, qadar Allah.
Regards,
Yah, pokoknya saya akhirnya memutuskan memilih A ketimbang B. Lantas, apa? Mungkinkah saya nggak lepas begitu saja dari dunia B? Mungkin. Mungkin iya, mungkin juga tidak.
Tahu? Saya mencoba berpikir positif. Tanggal 4 kemarin, saya ikut acara GOGi di ITB.
Salah seorang pembicaranya menyebutkan bahwa saat kita memasuki suatu perusahaan, kita akan ditrain, walaupun itu sudah kita pelajari di bangku kuliah
Pembicara yang lain bilang kurang lebih "siapapun, dari jurusan apapun, geofisika, fisika, matematika, apapun, bisa bekerja di Schlumberger, dan tidak terbatas di bidang yang terhubung dengan jurusannya"
Dan, menurut saya, itulah dunia pekerjaan. Percaya atau tidak, hanya sedikit sarjana yang pekerjaannya sesuai dengan apa yang dipelajari di kampus.
Alasan lain, pernahkah kalian lihat businessman? Tidak semuanya berasal dari orang belajar bisnis kan? Orang teknik, olahragawan, bisa jadi businessman. Fakta membuktikan.
Jadi, menurut saya, apa yang ingin kita kerjakan, apa yang ingin kita lakukan suatu saat nanti, tidak terikat dengan apa yang kita pelajari di kampus, tetapi bergantung pada jalan mana yang kita pilih, kematangan jiwa raga, dan tentu, qadar Allah.
Regards,
Entah kenapa, selalu inget terus. Membekas pisan haha. Kurang lebih gini :
Bapak Teddy Setiawan
Sayangnya, dari SD sampe sekarang, kok pelengkap terus ya haha haha *ironis*
Ikut olim ya? Ikut, tapi nggak pernah menang ya? Iya, iya, pelengkap doang gitu ya?
Bapak Teddy Setiawan
Sayangnya, dari SD sampe sekarang, kok pelengkap terus ya haha haha *ironis*
nemu kata-kata bagus :p
Perasaan yang kompleks. Betapa besar aku mencintaimu, namun engkau tetap tak tahu. namun aku mencintaimu bukan karena supaya menjadi kekasihmu, perasaan ini karena cinta murni. Terima kasih atas segalanya.
Garazôn complicado. Naega dangsineul eolmamankeum saranghaneunji dangsineun alji motamnida. Geureona naega dangsineul saranghaneun geon, dangsinkke sarangeul batgi wihami aninsarangeul neukkineun geudaeroui sarangigi ttaemunimnida. Yeoreo gagiro gomaweoyo.
Perasaan yang kompleks. Betapa besar aku mencintaimu, namun engkau tetap tak tahu. namun aku mencintaimu bukan karena supaya menjadi kekasihmu, perasaan ini karena cinta murni. Terima kasih atas segalanya.
Putih, sudah putih..
Lantas? Selanjutnya apa?
Aku mengurai helai per helai
Merenungi detik demi detik
Egoku, masih saja terlalu tinggi
Putih, sudah putih..
Seolah waktu cepat nian berlalu
Tak kusangka, aku senista ini
Maaf, mohon maafkan aku
Rabb, mohon ampuni aku
Putih, sudah putih..
Aku mendua, meniga, mengempat
Aku berbilang selancar mungkin
Hingga aku lupa, bahwa aku
Sebenarnya memulai dari satu
Putih, sudah putih..
Waktu-waktu itu, kenapa seperti pasir?
Terlalu cepat luruh
Terlalu sulit untuk kugenggam
Rabb, inikah peringatan dari-Mu?
Putih, sudah putih..
Manusia macam apa aku ini?
Mencari dunia, melihat gemerlap nikmat
Lupakah aku pada penciptaan awalku?
Air susu kubalas tuba
Putih, sudah putih..
Rabb, apakah ini benar?
Rabb, apakah ini yang terbaik?
Kuyakin, Engkau memberikan padaku
Segalanya yang terbaik, melalui mereka
Putih, sudah putih..
Rabb, dalam hatiku, aku berdoa
Semoga Engkau meridhoi
Jalan yang kuambil
Semoga, semuanya berbahagia
Lantas? Selanjutnya apa?
Aku mengurai helai per helai
Merenungi detik demi detik
Egoku, masih saja terlalu tinggi
Putih, sudah putih..
Seolah waktu cepat nian berlalu
Tak kusangka, aku senista ini
Maaf, mohon maafkan aku
Rabb, mohon ampuni aku
Putih, sudah putih..
Aku mendua, meniga, mengempat
Aku berbilang selancar mungkin
Hingga aku lupa, bahwa aku
Sebenarnya memulai dari satu
Putih, sudah putih..
Waktu-waktu itu, kenapa seperti pasir?
Terlalu cepat luruh
Terlalu sulit untuk kugenggam
Rabb, inikah peringatan dari-Mu?
Putih, sudah putih..
Manusia macam apa aku ini?
Mencari dunia, melihat gemerlap nikmat
Lupakah aku pada penciptaan awalku?
Air susu kubalas tuba
Putih, sudah putih..
Rabb, apakah ini benar?
Rabb, apakah ini yang terbaik?
Kuyakin, Engkau memberikan padaku
Segalanya yang terbaik, melalui mereka
Putih, sudah putih..
Rabb, dalam hatiku, aku berdoa
Semoga Engkau meridhoi
Jalan yang kuambil
Semoga, semuanya berbahagia
Yahaaa, sekarang-sekarang ini lagi marak undangan. Jujur, saya nggak setuju undangan. Dua alasan, pribadi dan umum. Umum, soalnya emang kasian yang nggak dapet, padahal pinter, cuma pas kelas duanya nyantai. Pribadi, berhubung nilai saya terancam nggak masuk STEI, jadi ya, bete aja sama yang namanya undangan.
Wanna test my ability huh? Give me question, and let me to give my answer! Give me test!
Kenapa? Karena menurut saya test tulis SNMPTN jauh lebih adil. Semua orang, semua angkatan bisa ikut. Nggak ada batasan nilai atau ranking. Dan, harus ngerjain soal. Sebenernya, saya nggak mau sih disamain sama anak-anak yang kerjaannya nyontek tiap ujian!
Enak bener tuh anak. Saya kerja keras dapet KKM, dia enak-enakan nyontek, dan hey, they get higher score than me! Siapa yang nggak sakit hati? Bahkan ada anak yang mabal, saking kurang kerjaannya, tapi nilai mafikibi-ing-ing semester 3,4,5 nya lebih gede dari aku. Nggak papa sih kalo pinter, masalahnya dia NYONTEK! bete nggak tuh!
Jadi, sebenernya, saya merasa tidak diperlakukan adil dengan adanya undangan. Tapi ya, seperti yang ayah saya bilang, "jangan menyalahkan sistem". Yah, yang penting, udah ngeluarin unek-unek.
Dan yah, buat si dia -dan mereka- yang tukang nyontek, kalian kira kalian bisa hidup bahagia dengan nyontek? Silakan sih, tapi ya, tumpuk aja tuh gunung dosa
Wanna test my ability huh? Give me question, and let me to give my answer! Give me test!
Kenapa? Karena menurut saya test tulis SNMPTN jauh lebih adil. Semua orang, semua angkatan bisa ikut. Nggak ada batasan nilai atau ranking. Dan, harus ngerjain soal. Sebenernya, saya nggak mau sih disamain sama anak-anak yang kerjaannya nyontek tiap ujian!
Enak bener tuh anak. Saya kerja keras dapet KKM, dia enak-enakan nyontek, dan hey, they get higher score than me! Siapa yang nggak sakit hati? Bahkan ada anak yang mabal, saking kurang kerjaannya, tapi nilai mafikibi-ing-ing semester 3,4,5 nya lebih gede dari aku. Nggak papa sih kalo pinter, masalahnya dia NYONTEK! bete nggak tuh!
Jadi, sebenernya, saya merasa tidak diperlakukan adil dengan adanya undangan. Tapi ya, seperti yang ayah saya bilang, "jangan menyalahkan sistem". Yah, yang penting, udah ngeluarin unek-unek.
Dan yah, buat si dia -dan mereka- yang tukang nyontek, kalian kira kalian bisa hidup bahagia dengan nyontek? Silakan sih, tapi ya, tumpuk aja tuh gunung dosa