23 - Spesial dulu Baru Ingat

By feranlestari - January 25, 2020

Dari dulu, aku bukan tipe orang yang suka menghafal. Selain hitung-hitungan, pelajaran agama, dan bahasa, sisanya blas sulit dipahami. Aku suka mengikuti alur cerita, tapi bukan untuk intensi ujian.

Aku ingat sih membaca biografi Pak Oerip Soemoharjo kelas 4 SD. Bukunya ku ambil dari perpustakaan sekolah. Dan sungguh maafkan aku, bukunya entah di mana sekarang, tak pernah kukembalikan.

Pak Oerip dulu sempat ganti nama karena sering sakit. Kemudian namanya diganti menjadi Oerip, agar beliau tetap hidup, pun memiliki hidup yang baik. Pak Oerip yang tadinya sekolah umum, tapi kemudian bertemu seorang tentara dan lantas bercita-cita menjadi tentara. Pak Oerip yang berani memperjuangkan cita-citanya. Pak Oerip yang akhirnya masuk KNIL. Pak Oerip yang menikahi entah anak gurunya atau adik kelasnya (atau bahkan keduanya). Jatuh cinta pada pandangan pertama setelah dewasa. Pak Oerip yang heran kenapa negara hanya punya hansip setelah merdeka. Kata Pak Oerip, "Aneh, negara zonder tentara".

Kelas 4 SD dulu, sempat demam Taufik Hidayat. Maklum, doi abis menang Olympic. Langsung jadi cover buku Bahasa Inggris. Di dalamnya, ada bab tentang olahraga yang berisikan gambar tokoh-tokoh yang berprestasi di bidangnya. Tentu ada Taufik Hidayat. Selain aa Opik, ada juga Ellyas Pical (tinju) dan Yayuk Basuki (tenis). Sejak saat itu aku mulai tertarik dengan olahraga.

Pernah lagi, aku dan Azizah sedang jalan lewat Aula Barat, sambil membicarakan tugas Pak Djarot. Tiba-tiba aku random saja nyeletuk, "Tahu nggak siapa yang nyiptain lagu Badai Pasti Berlalu? Eros Djarot". Kemudian Azizah mengapresiasiku "Feran nih kocak suka tahu yang random-random". Padahal, aku tahu karena malamnya aku habis nostalgia KOA VIII dan lagu Badai hehe. Maklum, lagu Badai ini dulu paling horor setelah Symphony No. 5. Hampir hampir aku nekad main tengkep sepanjang lagu 🙈.

Masih banyak memori lain yang terjadi bertahun-tahun lalu, dan masih membekas di otakku. Tapi, jalan dari rumah Mbah ke kosan pun aku tak hafal haha. Aku selalu mengandalkan google maps, jalur busway, dan jurus bertanya untuk mencapai tujuan.

Asosiasi nama dan wajah orang pun cukup sulit kuhafal. Kadang aku hafal wajahnya, tapi namanya sulit kuingat. Aku bersyukur ada panggilan semacam Mas dan Mbak. Kalau tiba-tiba aku hanya memanggil Mas, Mbak, artinya kulupa namanya siapa hehe.

Mungkin ini agak aneh, tapi menurutku, kalau nggak spesial, buat apa diingat, kan? Tapi sayangnya kenangan buruk juga spesial, jadi juga punya tempat tetap di memoriku.

"Kalau nggak/belum spesial, aku bahkan akan lupain namamu dalam 5 menit".

  • Share:

You Might Also Like

0 comments