Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta

By feranlestari - February 07, 2021


Akhirnya membaca lagi karya Tere Liye. Kalau melihat di rak buku, novel ini mencuri perhatian karena warnanya sungguh cewek sekali. Tentu saja aku melirik haha. Plus lagi ada kata cinta-nya. Hmm, siapa yang tidak menoleh dan berhenti sejenak? 


Saat itu aku tidak membelinya. Entah, aku tidak ingin saja. Tapii, hari ini ketika berselancar ria di iPusnas, akhirnya aku meminjamnya. Tak banyak buku yang menarik perhatian (mungkin juga karena aku belum lihai mencari), jadi ketika menemukan sederet karya penulis yang namanya familiar, langsung saja 'ku sikat bukunya. 


----- 


Berisi kumpulan sajak tentang cinta. Kalau sedang kasmaran, tentu saja menggebu-gebu menbacanya. Tapi, tunggu dulu. Cinta bukan saja tentang pertemuan dan kebahagiaan. Tere Liye menjelaskan tentang hal itu dengan ringkas dalam rangkaian sajak-sajaknya. 


Tere Liye mengajakku membayangkan cinta. Tentu saja kita berharap akan kebahagiaan. Membersamai seseorang yang 'ku pikir layak dan sanggup dan mau membersamaiku. Menatap jalan di depan bersama. Memandang langit dari jendela yang sama. Menyongsong hidup bersama. Segalanya bersama. 


Tapi, apakah itu selalu terjadi?

Sayangnya tidak


Cinta, apakah ia sesungguhnya bisa dikendalikan secara menyeluruh? Bisakah kita memilih siapa yang akan kita cintai? Bisakah kita benar-benar merelakan yang kita cintai? Apakah cinta betul-betul setulus 'asalkan ia bahagia, tak mengapa tak bersama'? 


Mungkin jawabannya, antara ya dan tidak. Antara nol dan satu. Ada banyak angka kan antara nol dan satu? 


Ada banyak kisah terjadi di dunia ini, untuk satu tema cinta. Dimulai dari yang sangat menyedihkan sampai yang sangat membahagiakan. Dari yang sangat diam hingga yang sangat tersuarakan. Ada yang terasa ringan, ada yang terasa lebay. Sudah lebay, tapi jua tak bersama. Betapa malang. 


Sekian juta rasa pengikut, sekian miliar tokoh, sekian juta pasangan yang tetap. Tentu saja ada yang bersambut dan ada yang patah. Tapi, patah atau tidak, bersambut atau tidak, cinta tetaplah cinta. Apakah ia akan berkurang meski mematahkan? 


Apakah kamu akan berhenti mencinta ketika ia mulai terasa menyakiti? 


----- 


Dari sekian sajak di buku ini, sajak-sajak berikut cukup menyentil hatiku haha

  1. Memilikimu
  2. Jangan Habiskan 
  3. Kalaupun Tidak
  4. Angin, Hujan, dan Sakit Hati
  5. Sepotong Bulan untuk Berdua
  6. Sajak Remote
  7. Sajak Putri dan Pangeran
  8. Bukankah, atau Bukankah
  9. Lebay
  10. Bilang

  • Share:

You Might Also Like

0 comments