Hak manusia itu mungkin pada dasarnya tidak terbatas. Mungkin. Tapi manusia itu makhluk sosial. Kita nggak mungkin mampu hidup seorang diri. Maka dari itu, hak kita juga pada akhirnya terbatas, berbatasan dengan hak orang lain.
Contoh sederhana adalah proses antrian. Hak kita memang untuk dilayani secara langsung di loket bus/bioskop/dll. Tetapi, karena sama sama manusia, orang lain pun memiliki hak untuk langsung dilayani, kan? Nah, karena nggak mungkin kan semua orang dilayani bersamaan oleh satu petugas loket, maka disuruhlah untuk antri.
Bukan karena kita bayar maka kita boleh semaunya. Semua itu ada tata kramanya. Kalau nggak mau mengikuti tata krama umum, silakan menjadi hewan. Karena kalau kita manusia, maka gunakanlah akal pikiran (yang membuat kita berbeda dengan hewan) dengan baik dan benar.
Rasanya bahagia ternyata, ketika menyadari kalo aku yang terlalu dini mengambil kesimpulan. Ternyata dia baik loh. Duh, rasanya bahagiaaaaaa :)))))
Hari ini, diakhiri dengan renungan malam tentang pengelolaan uang dan barang. Karena sekarang udah punya duit sendiri, kadang muncul tendensi buat beli ini itu. Kadang memang butuh, tapi ada juga yang laper mata aja. Buku di kosan sudah berapa banyak, yang tamat dibaca baru satu dua. Harus mulai bebenah barang nih.