Diambil dari tweet badmintalk :

China: Chen Long - Liu/Zhang - Shi Yuqi - Li/Liu - Lin Dan

Denmark: Viktor - Boe/Mogensen - Antonsen - Conrad/Kolding - Jorgensen

Japan: Momota - Kamura/Sonoda - Nishimoto - Inoue/Kaneko - Sakai

Taiwan: Chou TC - Lee/Lee - Tzu Wei - Chen/Wang - Jen Hao

Kira2 gmn peluang INA?

Jangan lupakan India juga..

Srikanth - Prannoy - Sai Praneeth - Satwik/Shetty - Attri/Reddy

MS3 juga serem nihh..

Inilah analisisku :

Dalam Thomas Cup ini, MD1 alias Minion musti kudu wajib dapet poin. Jadi kita asumsikan mereka selalu menang. Dan bukan tanpa alasan loh, kita ngarep banget sama Minion. Lihat betapa gemilangnya capaian mereka tahun lalu.

Lawan CHN dan DEN, kuncinya jangan sampe MS3.

Lawan CHN, secara statistik, Jonatan sebagai MS2 masih unggul H2H 3-2 dari Shi Yuqi. Pun H2H Ginting vs Chen Long 3-1 sebagai MS1. Jadi kuncinya ambil poin berturut turut MS1-MD1-MS2. Kalau ada yang meleset, please salah satu aja. Karena racikan MD menurutku masih bisa diandalkan. BATC kemaren Indonesia bahkan nurunin 7, atau 8 barangkali, racikan MD baru dan semuanya hampir selalu menang.

Lawan DEN sama ngerinya. MS1 Ginting pernah menang lawan Victor di Sudirman Cup. Semoga terulang. MD1 Minion semoga menang juga. MS2 H2H masih 0-0. MD2 Fajar/Rian pernah menang. Sama kayak lawan CHN, kuncinya ambil MS1-MD1-MS2. Kalo meleset, 1 aja plis sampe MD2. MS3 ngeri bener. Cem ulangan Thomas Cup 2016.

Lawan JPN sama aja ternyata ngerinya. Andaikan Momota sekuat itu (dan memang kenyataannya kuat), asumsikan MS1 kita lepas. MD1 musti banget kudu menang karena MS2, meski Jonatan unggul H2H 4-3 dari Nishimoto, tapi last meet kalah straight game. MD2 bahkan Fajar/Rian kalah H2H 0-4 dari Takuto/Kaneko. Mungkin nurunin Daddies dengan H2H 0-0 atau racikan baru. MS3 Ihsan unggul H2H 1-0 dari Sakai. Firman kebalikan kalah H2H 0-1. Kuncinya ambil poin MD1-MS2-MD2-MS3. MS1 udah rada hopeless intinya.

Lawan Taiwan bisa dibilang yang paling gampang dibanding tiga negara lainnya. Ginting dan Jonatan bahkan unggul H2H 3-1 dan 4-0 dari Chou Tien Chen. MS1-MD1 fix kudu wajib ambil poin. Karena MS2 dan MD2 riskan banget. Wang Tzu Wei bahkan menang mulu dari Lin Dan! Bahkan Jonatan kalah H2H 1-4 dari Wang Tzu Wei. Setidaknya MD2 Fajar/Rian tahan imbang H2H 1-1 dari Wang Chi Lin/Chen Hung Ling. Alhamdulillahnya, last meet menang. MS3 Firman unggul H2H dari Jen Hao Hsu. Ihsan justru kalah H2H 0-1. Kuncinya ambil poin dari MS1-MD1-MD2-MS3.

Lawan IND juga ngeri huhu. Ginting kalah H2H 1-2. MS2 dan MD2 masih 0-0. MS3 ngeri lawannya Praneth. Walaupun H2H Ihsan dan Firman masih 0-0 tetep ngeri. Semoga Ginting lg peak performance. Dan yang H2H 0-0 itu bisa dimenangin Indonesia. Tapi IND nih yang paling banyak akal kalo main beregu. Ada aja yang single main double, jadi ngancurin line up. Semoga Indonesia menang ya.

Overall, aku baru sadar, Indonesia ternyata nggak buruk buruk amat. Recordnya cukup bagus. Asalkan kondisi prima dan konsisten di peak performance, target final, bahkan bawa pulang Thomas Cup itu bukan hal mustahil. Tapi memang perlu disadari bahwa main beregu itu beda dengan individu. Kuncinya ya kompak. Apalagi Jepang yang tambah nggilani kalo main beregu.

"Tolak menikah muda"

Oke. Mari soroti kata muda. Apa sih definisi muda? Batas muda itu apa?

Jujur, aku pun bingung.

Dulu, waktu aku kelas 1 SD dan kakakku kelas 4 SD, aku merasa kakakku sudah dewasa, anak gede. Karena mereka udah mulai ngerjain soal matematika seperti pecahan, ketika aku masih belajar perkalian. Ketika akhirnya aku kelas 4 SD, aku sama sekali tidak merasa sebagai anak gede, seperti ketika aku melihat kakakku dulu. Aku kelas 4 SD, tapi aku merasa aku masih anak kecil, ingusan.

Kejadian itu nggak hanya sekali dua kali. Bahkan berkali kali. Ketika aku masuk SMP, SMA, kuliah, bahkan bekerja. Aku kadang merasa tidak sedewasa itu.

Jadi, bolehkah aku katakan, bahwa tua dan muda itu bersifat relatif? Tergantung dari sudut mana kita melihat dan merasa.

Bagiku, yang saat ini berusia 23 tahun, aku masih muda. Tapi bagi anak berusia 10 tahun, aku sudah tua.

Omong omong, masalah nikah muda, itu juga tergantung siapa yang melihat dan merasa. Temenku ada yang menikah di usia 20 tahun, bahkan belum lulus kuliah. But, sure, they are survive, and live happily of course. Nikah itu qadar dan tentang kesiapan lahir batin, bukan masalah usia.

Ada yang sudah usia akhir 20an, tapi belum siap menikah. Ada yang baru dapet KTP, tapi siap melangkah bersama. Jadi, jangan bilang "aku nggak mau nikah muda". Tapi coba perjelas "aku belum siap nikah sekarang".

Nikah muda tuh nggak jelek kok. Tergantung manusianya apakah dia bener bener siap, atau memaksakan menikah. Banyak contoh nikah muda dan sukses. Mereka bukti bahwa nikah muda dengan kesiapan itu memang ada. Tapi juga banyak contoh kasus memaksakan menikah. Ujung ujungnya keluarga nggak bahagia, bahkan cerai.

Jadi, coba pikirkan baik baik, apakah kita betul betul sudah siap menikah, atau kebelet nikah.

Mas Mbak, tolong ya, jadi manusia mbok ya ada rasa peduli dikit lah.

Kalo di tempat umum, mbok suaranya dipelanin, mulutnya dijaga. Terlebih kalo mau ngomong anjir.

Tolong ya, polusi suara woy! Telinga saya panas dengernya.