01.12 pagi ketika aku nulis ini. Rasanya wow banget.
Feeling lost. Realizing that we were that close, but not now. Haha.
She were sick. I don't know anything. It is as if we are a stranger now.
Udah boleh nangis belum sekarang?
Ternyata lama juga ya nggak update blog.
Padahal niatnya pengen rutin nulis. Pindah ke IG pun, karam di tengah jalan. Well, gairah menulisku di tahun 2022 ini, 'ku rasa tergerus ego dan malas. Alhasil, bye ajalah itu resolusi. Yang penting happy #pembenaran.
Tapi hari ini lagi pengen curcol.
Aku ingin bisa lebih mencintai diriku sendiri. Just because, who will if it's not me, and for me? Aku akan mengisi tangki cintaku sendiri. Aku akan mencari dan meminta tangki cintaku juga diisi orang lain, oleh keluarga, teman. Orang-orang yang dengan senang hati memenuhi kebutuhanku.
I mean, aku belajar berkomunikasi secara asertif. Dan kalau orang lain pergi karena itu, then, I'll just let them go. I will not continue begging for love, for an affection, to another human being. I'm done. I hope I meet my people who can lead me to better communication. The health two-way-communication.
Bye, let's meet again when we communicate much better.
Se-jadi-keset-kesetnya di dunia, kalo di akhirot masuk surga, masih kurup
Salah satu orang yang bikin aku kuat menjalani hidup adalah: BUNDA. Kakakku satu ini, yang kadang jadi sumber kegondokanku, tapi juga sekaligus tempat aku curhat segala-galanya.
No word can describe how grateful I am for having you in my life. People wonder how I can be so generous to you. But I will say more and more, "because why not?". I know you will too.
We love each other. We depend on each other. I am one calling away, you know that. And me too, I know I can just text you then we can share anything. I can't stay calm when you're crying. I'm not that strong. I will cry, too. But then, you're the one who will know whether I am down or not. You'll say "come. Come here. Don't cry alone. You have me". I was such a crybaby. If I could I would like to fly to Depok. Or else I want to borrow Doraemon pocket then use his door to come to Depok.
But reality hits me hard. I should stay, because I love you and your family. Cause I will not come along bringing any virus with me there.
Still, no matter what, I love you. Thank Allah, for giving me the best sister ever! Please, let us be sister in jannah too. Aamiiin
No word can describe how grateful I am for having you in my life. People wonder how I can be so generous to you. But I will say more and more, "because why not?". I know you will too.
We love each other. We depend on each other. I am one calling away, you know that. And me too, I know I can just text you then we can share anything. I can't stay calm when you're crying. I'm not that strong. I will cry, too. But then, you're the one who will know whether I am down or not. You'll say "come. Come here. Don't cry alone. You have me". I was such a crybaby. If I could I would like to fly to Depok. Or else I want to borrow Doraemon pocket then use his door to come to Depok.
But reality hits me hard. I should stay, because I love you and your family. Cause I will not come along bringing any virus with me there.
Still, no matter what, I love you. Thank Allah, for giving me the best sister ever! Please, let us be sister in jannah too. Aamiiin
I once wrote this:
So please treasure the affection I give while I do 😊. Since I will care nothing about you when you take it for granted.
Kemudian akhir-akhir ini menyadari bahwa, ya, aku sedang di fase itu. Lelah menjadi people pleaser dan lelah menjadi 'baik'. Rasanya baru kali ini benar-benar merasakan seenggan itu membalas tegur sapa orang lain.
Lelah. Benar-benar lelah.
I want to give it up. No longer people pleaser. No more about people, but me. I want to make myself happy.
I hope there will be a time when I'm proudly saying "My happiness is not depend on you, but me. Just me".
cr: Gramedia |
Judul : 1 Perempuan 14 Laki-Laki
Penulis : Djenar Maesa Ayu
Tanggal Terbit : Februari 2011
Tebal : 124 halaman
ISBN : 978-602-06-1520-2
Bahasa : Indonesia
Perlu 14 laki-laki untuk menulis buku ini dan hanya 1 perempuan untuk mengisahkannya...
"Kita bisa memesan bir, namun kita tak bisa memesan takdir."
Agus Noor
"Onggokan baju-baju kami tengah berpelukan di atas lantai."
Arya Yudistira Syuman
"Sejak Mas Gun menyandang gelar anumerta dalam urusan ranjang, ia selalu gugur sebelum berperang."
Butet Kartaredjasa
"Masih jelas benar mata-mata tanpa bola mata hitam merubuhkan patung. Membakar kampung."
Enrico Soekarno
"Tanpa hilang senyum, ia minta saya berakting di depan kamera untuk sebuah adegan mesum."
Indra Herlambang
"Kadang sunyi. Kadang ramai seperti adegan ranjang yang melibatkan borgol, topeng, dan cemeti."
JRX
"Melongo di depan buku berdebu nostalgia masa lalu kala masih berseragam putih biru. Buat gue it sucks!"
Lukman Sardi
"Sepasang jari bersayap, terbang mengitari seputar celana yang dipakai laki-laki dengan dada telanjang."
Mudji Sutrisno
"Ayu tak segan mengajak kencan duluan. Dan laki-laki tak kuasa menolak seperti kucing disodori ikan."
Nugroho Suksmanto
"Antonio tidak ingin perlahan mati. Tidak tanpa Roselyn, yang ia tahu akan berakhir sunyi."
Richard Oh
"Aku mencintaimu maka aku ada! Aku mencintaimu maka aku membunuhmu!"
Robertus Robet
"Setiap kali kita bertemu, aku menabung rindu."
Sardono W. Kusumo
"Di tangan Raditya, gitar jadi berbicara. Dan saat Raditya memetik putingnya, Prita melambung ke angkasa."
Sujiwo Tejo
"Tubuh saya seakan lumpuh saat tubuhnya menyatu ke tubuh saya seluruh dan penuh."
Totot Indrarto
Review
Konsepnya unik. Mengingatkanku pada histori serupa di 2011 silam.
Perihal isi, ini kali pertama aku membaca karya Djenar, kurasa aku sedikit kaget dengan isi yang cukup vulgar meskipun kuakui aku salut dengan gaya penceritaan Djenar dkk. Kisah yang mungkin sangat lumrah terjadi, dapat diceritakan dengan gaya lain olehnya. Cukup menarik.
Rasanya Djenar mampu menggambarkan sesuatu secara implisit tanpa mengurangi kekayaan kondisi yang ingin disampaikan. Diksinya bagus sehingga memberikan kesan vulgar yang elegan. Untuk itu, buku ini sangat tidak aku sarankan untuk anak di bawah umur ya.
Di beberapa kisah pertama, seperti yang kusebutkan tadi, aku terkagum-kagum dengan diksinya. Berikut beberapa kutipan yang kurasa cukup wow.
Untuk apa hidup jika hanya untuk memelihara luka yang dari hari ke hari semakin infeksi.
Hingga lelah saya menunggu, tak juga ada karakter yang mati dalam cerita kami. .... Hanya hati saya yang mati.
Adakah cinta pada puncaknya sebuah kematian?
Untuk beberapa orang, buku ini terkesan nanggung sebab beberapa cerita terkesan tidak selesai. Untukku sendiri, kupikir beberapa cerita memang sengaja dibuat tanpa closure, justru untuk menggambarkan ketidakyakinan dalam hidup. Yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri kan? Lebih daripada itu, hidup adalah tentang menuai apa yang kita tanam. Namun, setiap kita menuai, saat itu pula kita menanam. Jadi, bagian hidup manakah yang bisa disebut sebagai ending?
Di sisi lain, aku setuju bahwa beberapa cerita cukup membingungkan. Bukan karena tanpa closure, tapi lebih kepada aku tak sanggup mengerti makna kisahnya. Sebetulnya apa yang ingin Djenar dkk sampaikan? Meski dibuat amazed di awal buku, menjelang akhir aku dibuat kebingungan mencari makna yang saking tersiratnya tak dapat kutemukan. Cukup kusayangkan.