Hidup

By feranlestari - July 01, 2018

Hidup tidak pernah menuntut banyak hal. Ia hanya meminta manusia untuk berusaha. Berusaha menggapai impian, berusaha untuk tidak gabut, berusaha untuk tidak menjadi tak berguna.

Hidup ini seperti naik gunung. Manusia bisa saja memilih jalan lurus, tapi sulitnya minta ampun. Atau memilih memutar, tetapi lama. Peduli setan, toh pada akhirnya sama-sama sampai di tujuan, kan?

Hidup adalah misteri dan teka-teki. Sebagian manusia memilih mencari jawaban. Pergi kesana kemari demi suatu petunjuk, kemudian merangkainya satu per satu. Pun sebagian memilih tak peduli. Toh, meski tak mencari, pada akhirnya takdir itu akan tetap datang. Begitu kan?

Tapi hidup juga adalah tentang kesabaran. Manusia memilih terus berusaha dengan semangat menggebu nan konsisten. Akhirnya ya, ia menemukan bahagianya. Tapi sebagian manusia memilih berhenti demi tak kuat menahan ujian bertubi, tak sadar bahagianya selangkah lagi tergenggam.

Hidup ibarat memilih jalan. Manusia perlu tahu kapan berjalan lurus, belok kanan, belok kiri, serong kanan, serong kiri, atau bahkan memutar balik. Lebih hebat lagi, manusia wajib tahu kapan ia harus melanjutkan perjalanan, atau berhenti. Tak semua hal perlu memiliki lanjutan.

Hidup adalah makna. Jika hidup tak memiliki makna, maka pantas manusia memilih mati alih-alih menjadi mayat hidup. Lantas apa yang membuat hidup memiliki makna? Biarkan setiap individu itu memaknainya sendiri.

Hidup adalah bola. Ia tak memiliki sisi maupun sudut, tetapi lebih suka berputar. Terkadang di bawah atau di atas. Tapi, bagaimana manusia tahu bagian mana atas dan bawah? Kan terlihat sama dari bagian manapun?

Hidup bukan tentang menjadi juara, tapi babak kualifikasi. Manusia tidak seharusnya mengincar nomor satu. Mereka semestinya memutar otak untuk bertahan hidup. Seberapa suksesnya mereka, ibarat menjadi juara babak kualifikasi, tak terlalu signifikan, toh sama-sama lolos ke babak utama.

Hidup adalah benang kusut. Jalinan kisah semrawut saling berkaitan. Tak tahu mana awal dan akhirnya. Pun manusia tak perlu membetulkan, hanya perlu tak bikin tambah semrawut.

#304kata

  • Share:

You Might Also Like

0 comments