Homesick

By feranlestari - July 11, 2018

Yang terlihat memang baik-baik saja. Senyum itu tetap rekah di bibir ini. Mata ini tetap bersinar. Seperti biasa. Tak ada yang berubah. Dan justru karena itu berubah.

Kini rasanya berbeda. Sepi. Meski banyak suara masuk ke dalam telingaku, rasanya hati ini tetap sepi. Walau aku berada di tengah kerumunan orang, tetap terasa hampa.

Berjalan sendiri di tengah hiruk pikuk ibu kota. Rasanya sungguh melelahkan. Rutinitas masyarakat ibu kota yang melulu tentang pekerjaan. Keteraturan yang mengundang tamu tak terduga. Namanya homesick.

Rindu ini terasa tak tertahankan. Padahal hari ini masih hari Rabu minggu kedua. Keinginan berteleportasi ke rumah sudah membuncah. Rasanya lama sekali jadwal pulang itu datang.

Bukan. Bukan aku tak ingin pulang. Sungguh, aku ingin mendekap ayah dan ibu, merasakan hangat peluk keduanya. Tapi hidup bukan hanya 'sekadar' pulang ke rumah. Banyak hal menunggu dan tak rela ditunda lantaran lidah terlanjur menjanji. Apa mau dikata?

Rindu yang belum terlunaskan ini, akhirnya hanya menemui uang muka berupa chatting, via whatsapp. Setidaknya ia menjumpa sedikit penawar. Bila tidak, mungkin rindu ini sanggup menjadi racun. Membuat hidup terasa mati dijalani.

Ah, setidaknya rindu itu kini berkurang, meski sedikit. Dan masih ada kesempatan agar rindu itu terbayar lunas.

Ketika itu kawanku pernah berkata, "bersyukur masih ada yang dikangeni".

Betul. Rindu ini suatu saat nanti, dua minggu lagi akan terbayar lunas ketika aku pulang. Setidaknya saat ini peluang itu tetap ada.

Lantas bagaimana bila suatu saat ketika merindu tapi aku tahu kesempatan itu takkan ada? Tak akan ada lagi kecuali nanti setelah hari perhitungan. Pun bila berakhir di tempat yang sama.

Sungguh, terkadang anganku sampai kesana, tapi hatiku rasanya tak sanggup membayangkannya. Biarlah kunikmati saat ini terlebih dahulu. Rasanya tak ingin menodai kebahagiaan yang harusnya ada dengan angan yang bahkan belum terjadi.

Ya Allah, biarkan rindu ini ada meski rasanya perih, tapi biarkan pula rindu ini menemui bayarannya di dunia. Sungguh, semoga aku pulang sebelum semuanya terlambat.

#313kata

  • Share:

You Might Also Like

0 comments