Ah, akhirnya ...

By feranlestari - July 07, 2018

"Buram. Dimana kacamataku, nggak jelas begini."

"Gausah repot-repot cari kacamata. Disana nanti kamu nggak perlu kacamata lagi."

"Lepasin talinya dong. Tanganku pegel dan nyeri. Aku haus, disini dingin banget. Aku pengen minum. Ini dimana sih, kok kayak banjir."

"Gausah buang-buang waktu gue. Kita langsung ke intinya aja. Mending lo jawab pertanyaan gue. Untuk setiap jawaban yang jujur, gue beri satu hadiah."

"Raina? Itu kamu?"

"Udah deh, gausah sok sok kaget gitu. Makanya liat yang bener wajah gue. Dasar mata empat. Lo kira siapa lagi yang punya urusan sama lo selain gue?"

"Maksud kamu apa sih Na? Kita kan gaada masalah apa-apa sampe aku diperlakukan kayak gini."

"Lama! Udah, ikutin apa kata gue. Jawab pertanyaan gue! Gapake lama! Kecuali lo mau disini selamanya."

***

"Hem. Ketauan kan lo. Lo salah alamat kalo mau nusuk gue dari belakang. See? Siapa yang punya kuasa?"

Ah, akhirnya aku lega. Kulihat lantai ini seperti laut merah. Benar-benar aku suka warnanya. Merah melambangkan keberanian kan?

Ruangan ini dingin juga ternyata. Sejak tadi aku fokus pada manusia ini sampai-sampai tak merasakan dinginnya. Tapi aku puas sekarang.

Kulihat tubuhnya tergeletak di lantai, wajahnya tersapu oleh air. Kuambil kameraku. Akan kuabadikan saat-saat terakhirku bersamanya.

Ia terlihat cantik dengan luka-luka di wajahnya itu. Kulitnya sudah tidak mulus, cenderung pucat karena kedinginan berendam dalam air. Tambah cantik.

Urusanku selesai. Kutinggalkan tubuhnya dan beranjak pergi dari tempat ini.

***

"Rainaaa"

"Oh, hai Kak Angga"

"Kamu lihat Ririn nggak? Dari empat hari lalu dia nggak bisa dihubungi. Biasanya kalau mau keluar kota dia ngabarin."

"Nggak Kak. Dari minggu lalu dia emang agak aneh sih. Murung gitu keliatannya. Stress kali ya, lagi ada masalah."

"Kayaknya dia bukan tipe yang banyak masalah sih."

"Yang terlihat kan nggak selalu sesuai sama aslinya Kak."

"????"

"Ya nanti aku kabarin kalau aku liat dia ya"

"Oh, oke Raina. Makasih ya."

"Sama-sama Kak." Ku balas dengan senyuman lebar.

Ah, akhirnya hubunganku dan Kak Angga akan berjalan mulus. Sudah nggak ada lagi si brengsek Ririn itu.

#330kata

*cerita ini hanya fiksi, tidak untuk dipraktekkan di dunia nyata

  • Share:

You Might Also Like

0 comments