kehidupan putih abu

By feran.lestari - October 10, 2011

Saya terharu. Beneran, saya terharu sama kata-kata di bawah ini. Kata-kata dari seorang anak aksel yang udah masuk ke gerbang dan menempati ruangan di ITB, setelah melihat foto anak-anak kelas akselnya.

"Ya, gue pandangin foto ini selama kurang lebih 15 detik, gue liatin satu per satu wajah-wajah itu, ekspresi itu, dan gue mulai berkaca-kaca. Melow. Gue tahu sekarang kenapa gue nggak terlalu berat untuk meninggalkan kota ini, itu karena orang-orang di foto ini juga telah meninggalkannya, telah menyapa daerah rantau mereka masing-masing, sudah berteduh di kamar kostnya masing-masing. Orang-orang di foto itu, kawan-kawan seperjuangan gue, udah menemukan perjuangan barunya..."

Terharu nggak sih? Saya kepikiran sama kata-kata ini semaleman.

Dia udah lulus, dan dia bener-bener sayang dan rindu sama kawan-kawannya.

Dan akankah saya juga bakal amat sangat merindukan kehidupan SMA nantinya?

Jawabannya : YA. Saya akan amat sangat sangat merindukan kehidupan putih abu ini.

Kehidupan dimana saya menemukan banyak teman. Kehidupan dimana saya dapat banyak pengalaman. Kehidupan dimana saya bisa main, santai, ngegeje, belajar, dll.

Kehidupan putih abu yang warnanya nggak cukup sama putih abu doang. Kehidupan putih abu yang amat sangat berwarna. Colourful. Meaningful.

Kehidupan putih abu, tentang persahabatan kita. Kehidupan putih abu yang worth. Hanya ada sekali. Dan saya insya Allah nggak akan ngelupain ini semua.

Saya masih ingin ada disini, di kehidupan putih abu, di bangunan tua ala SMA 3.



  • Share:

You Might Also Like

0 comments