UN jadi prasyarat masuk PTN? BIG NO!

By feran.lestari - December 31, 2011

"Nilai UN SD dipakai untuk melanjutkan
SMP, UN SMP untuk ke SMA, mengapa SMA
tidak? Idenya kan itu," kata Nuh kepada
Kompas.com di Gedung Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Gedung
Kemdikbud), Jakarta, Jumat (30/12/2011)


Saya kaget. Jujur. Toh selama ini, saya sama sekali tidak bergantung pada nilai UN. Beneran. Masuk SMP, ada testing. Masuk SMA, ikut SERU3. Dan saya bangga, soalnya yaaaah, you know, banyak konspirasi di UN. Kontroversial pisan.

Saya aneh sama pemerintah. Mungkin pemikiran saya rada kolot. Saya akui. Tapi ini berdasar pengalaman saya dulu waktu SMP. Anak bandel yang jarang sekolah aja bisa dapet nilai NEM 38,xx. Kalo jadi syarat buat masuk PTN, gampang dong. Nggak usah sekolah, masuk aja pas UN, nilai NEM gede, masuk PTN favorit. Ckckck

Menurut saya, rencana menjadikan nilai UN sebagai patokan masuk PTN itu terlalu dini. Bukankah kita tahu, bagaimana bobroknya penyelenggaraan ujian nasional tersebut? Betapa banyaknya konspirasi di dalamnya? Betapa banyaknya ketidaktelitian pengawas yang memang disengaja itu?

Saya mengerti, perihal pemerintah yang tidak mungkin tidak meluluskan setengah pelajar Indonesia. Makanya soal UN terbilang cukup 'mudah' dibanding soal seleksi. Makanya banyak bocoran. Oke, apa jadinya jika setengah dari sekian juta pelajar tidak lulus? I see. Saya paham.

Tapi, tidakkah pemerintah justru memperhatikan bagian ini? Bahkan kami para siswa sudah teramat sangat memahaminya. Saya yakin pemerintah tahu, hanya saja pura-pura buta dan tidak ingin melihat realita.

Yah, pemerintah sih tidak diuntungkan, tidak dirugikan. Tapi bagi siswa yang belajar sungguh-sungguh, ini merugikan sekali. Mana mau disamakan sama anak bandel? Anak tukang bikin onar? Tapi dianggap sama hanya karena nilai UNnya sama atau bahkan si tukang bikin onar lebih gede nilainya. Kalo berdasar UN, siapa yang bakal masuk sekolah favorit? Ya si tukang bikin onar kan?

Menurut saya, seharusnya pemerintah jangan terburu-buru menetapkan UN sebagai prasyarat masuk PTN. Cobalah dulu perbaiki kualitas UN. Murid saja meragukan kredibilitas UN, bagaimana pihak universitas?

Perbaiki dulu mutu UN. Setelah memang bagus, barulah tetapkan UN sebagai prasyarat masuk PTN. Bagaimana caranya? Cobalah, yang jadi pengawas UN itu dari PTN, bukan dari sekolah. Dari PTN juga bukan mahasiswanya, tapi petinggi-petingginya.

Selain itu, cobalah, sebelum masuk itu, diperiksa dulu satu per satu peserta ujiannya. Cek, kalau-kalau ada contekan. Juga hp dikumpulkan depan kelas. Nggak boleh disilent. Harus normal. Bunyi juga gapapa. Daripada siswa pada nyontek lewat hp kan?

Yah, semoga saja Bapak Nuh dan bawahan-bawahannya lebih mengerti kami, para siswa. Lebih memahami kondisi yang terjadi di lapangan. Dan memikirkan kembali konsekuensi-konsekuensi yang akan timbul bila kebijakan ini tetap dijalankan. Semoga.


  • Share:

You Might Also Like

0 comments