menjadi seorang kakak dan adik

By feran.lestari - December 10, 2011

Apa maknanya menjadi 'kakak'? Apa maknanya menjadi seorang 'adik'? Kakak yang baik, adik yang baik. Bagaimana sosok kakak yang sebenarnya? Bagaimana sosok adik yang sebenarnya? Sampai sekarang saya masih nggak ngerti. Apa maknanya?

Menurut saya, sebenernya saya beruntung, karena punya kakak, punya adik. Bukankah enak? Ketimbang hanya memiliki kakak atau hanya memiliki adik? Tapi sampai sekarang, saya justru masih nggak ngerti hakikat seorang kakak dan adik.

Bukankah saya harusnya bisa? Bukankah saya bisa saja mencoba merefleksikan sosok kakak yang saya inginkan, kepada diri saya sendiri, supaya saya bisa jadi kakak yang baik? Bisa saja kan, ekspektasi saya terhadap kakak saya itu adalah sama dengan ekspektasi adik saya terhadap saya?

Sebagai seorang adik, saya ingin dipandang dewasa. Saya ingin jadi adik yang bisa diajak bicara sebagai partner oleh kakak saya. Saya ingin jadi adik yang terus mendukung apa yang kakak saya pilih dan lakukan. Saya ingin menjadi partnernya setiap saat. Saya ingin menjadi teman sejatinya.

Sebagai seorang kakak, saya ingin menjadi dewasa. Saya ingin membimbing adik saya. Saya ingin bisa menuntunnya menjadi lebih baik lagi. Saya ingin menjadi tempat curhatnya. Saya ingin melihat perkembangannya. Saya ingin menjadi tempatnya untuk bersandar. Saya ingin melihat kesuksesannya. Saya ingin dia bahagia.

Saya selalu berpikir bahwa saya akan tumbuh dewasa, saya akan lebih baik lagi. Tapi rasanya, sampai detik ini, saya masih saja belum dewasa. Saya masih belum bisa mewujudkan sosok kakak dan sosok adik yang saya impikan dalam diri saya sendiri. Lalu apakah saya pantas mengharap sesuatu yang baik dari kakak dan adik saya, jika bahkan saya saja belum bisa menjadi sosok adik dan kakak yang baik?

Ketika hati saya sakit, ketika hati dan pikiran saya dipenuhi oleh nafsu, saya akan berpikir bahwa kakak saya tidak cukup dewasa, adik saya terlalu kekanak-kanakan. Yah, menyalahkan orang lain.

Tapi, ketika saya mulai bisa berpikir jernih, bukankah justru pihak yang salah itu adalah saya sendiri? Merasa bahwa kakak saya tidak cukup dewasa, bukankah saya yang terlalu kekanak-kanakan, hingga tidak bisa memahami kedewasaannya? Merasa bahwa adik saya terlalu kekanak-kanakan, bukankah saya yang terlalu egois, karena tidak mampu dan mau memahaminya?

Menurut saya, menjadi kakak maupun adik itu sulit. Tidak mudah. Menjadi kakak sekaligus adik yang baik, itu juga sulit. Semoga saya bisa menjadi keduanya yang baik.



  • Share:

You Might Also Like

0 comments