Terima Kasih, Aku

By feranlestari - May 31, 2020

Malam ini, berkeluh kesah tentang hidup. Kemudian justru diri ini diberi appraisal tentang effort menulis beberapa bulan lalu.

Iya ya, kok bisa? Terlebih di bulan Januari yang tidak setiap hari ada temanya.

Dan malah jadi bacain lagi tulisan tulisan selama event menulis tersebut. Tulisan yang hadir betul-betul sebagai ungkapan perasaan. Bukan sekadar setor tulisan. Tapi ada memori bermakna yang terasosiasi di hampir setiap tulisan itu. Kemudian jadi nostalgia akan rasa yang hadir kala itu.

Dan, wow, aku terhibur dengan tulisanku sendiri. Aku ditenangkan oleh tulisanku sendiri. Aku diingatkan berkali-kali oleh tulisanku sendiri. Teringatkan rasa frustasi yang sama kala itu. Teringatkan pula rasa syukur ketika itu. Teringatkan pula rasa 'tidak boleh kalah akan hidup' ketika itu.

Ah, aku jadi tahu mengapa aku selalu menulis hanya tentang hidup, dan/atau tentang keseharianku. Karena aku ternyata menulis untuk diriku sendiri. Untuk diriku di masa depan yang mungkin sedang gundah gulana dan mencari tempat bernaung di tengah hujan air mata. Sama seperti aku saat ini, yang ditenangkan oleh masa laluku.

Aku bersyukur telah menulis. Terima kasih, aku-di-masa-lalu.

Dan terima kasih, telah mengapresiasi konsistensi kegiatan menulisku kala itu 🙂

  • Share:

You Might Also Like

0 comments