[1] Merenungi Hidup

By feranlestari - May 01, 2020

Sumber Gambar : Canva

Aku selalu ingat quote ini. Rasanya sangat bermakna sekali.

Hidup. Satu kata yang maknanya bisa dijabarkan entah ribuan kali secara berbeda. Hidup adalah perspektif, kan?

Sering sekali aku merasa tertipu dalam keberjalanan hidup ini. Merasa sudah mencapai sesuatu, ternyata itu hanya permulaan saja. Kemudian aku merasa tumbang. Padahal, memang sejatinya hidup seperti itu, kan? Kenapa perlu dirisaukan secara berlebih?

Tidak jarang juga aku takjub akan perubahanku sendiri. Bergumam, "Dulu aku tidak begini". Terlebih kagum ketika melihat perkembangan orang lain, "Wah, bisa ya akhirnya seperti itu". Selalu tersentil dengan ungkapan "If you are not ashamed of last-year-you, you are not learning enough". Hmm, nyatanya memang kurang belajar. Padahal, hidup adalah sejatinya perubahan.

Terkadang mencoba menyelami tentang hidup, berujung pada meragukan diri sendiri. Lalu tersadar lagi akan kewajiban utama di dunia ini. Lalu, kenapa bingung saat tahu tujuan itu sudah dicantumkan? Tentu, karena ia kasat mata. Segala sesuatu yang kasat mata, selalu berujung tak dipercaya, diabaikan, atau bahkan sekedar ditunda.

Padahal, siapa yang tahu kapan hidup ini akan berganti wujud? Menuju suatu hidup selanjutnya, dalam keabadian.

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

  1. Kalau ga salah, quote di Perahu Kertas ya?
    Sering merasa tertinggal dari orang lain, yg sudah berubah, tapi sering juga sadar meski saya keliatannya bergerak agak lambat tapi ada semacam perubahan juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh iya? Saya baca di Madre, Rimba Amniotik.

      Emang ya kalau membandingkan diri sendiri sama orang lain, nggak akan ada habisnya. And yes, everyone has their own pace 🙂 usaha sama sabarnya yang harus digedein hehe

      Delete