[2] Penyesalan

By feranlestari - May 02, 2020

Sumber Gambar : Al Wa'ie

Dimulai dari penggalan komik, lalu diikuti topik jurusan. Bermuara pada satu kata, "penyesalan".

Seorang teman pernah mengatakan padaku, "iya kan cewek lebih sering menyesal dibandingkan cowok". Entah apa motifnya mengatakan itu. Meski hati terasa terusik membacanya, tapi alih-alih mencari counter attack aku justru menilik lembaran hidup masa laluku.

Dalam hidup ini, hal apakah yang paling aku sesali?

Secara umum, aku selalu mengambil keputusan dengan cukup gegabah. Ada beberapa momen dalam hidupku ketika aku membuat keputusan di akhir waktu, out of anger. Atau mengambil keputusan tanpa menimbang keadaan di sekitarku.

Ada beberapa saat ketika aku menyesal akan beberapa fase hidupku. Marah akan keadaan yang padahal jelas-jelas aku tahu tak akan mampu mengubahnya. Dan ayahku selalu mengatakan, "Jangan menyesali keadaan. Terlebih jika sudah memilih di awal. Jalani konsekuensinya".

Sejak itu, aku rasa aku tidak lagi mengindahkan perasaan menyesal. Untuk apa? Aku pikir aku hanya akan fokus ke depan. Tidak untuk melihat ke belakang, toh menyakitkan, kan?

Kemudian beberapa waktu lalu, santer pembicaraan jurusan. Seharusnya prodi kita itu begini dan begitu. Jujur, I can't relate. Bagiku masalah jurusan bukan hal penting. Bukan keputusan besar yang patut aku sesali.

Bukan. Bukan karena aku orang baik. Tapi karena aku tahu memang aku tidak belajar dengan sungguh-sungguh. Dan karena ada hal sepele lainnya yang lebih aku sesali. Dan kalian akan mengutukku jika kalian tahu apa yang aku sesalkan.

Tapi melihat arah obrolan ketika itu, aku kemudian berpikir, apakah sebetulnya diri ini seapatis itu? Hingga tidak menganggap besar sesuatu yang seharusnya rumit? Atau apakah hidup ini kujalani dengan kelewat santai?

Atau justru sebenarnya, hidup itu sendiri yang aku sesalkan?

Hidup adalah penyesalan. Kelak, kita akan tahu seberapa banyak kita menyesal.

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

  1. Saya juga begini, karena kelewat santai ditambah terlalu pengecut untuk menghadapi tantangan, penyesalan kayaknya udah jadi sohib akrab.
    Teori temennya perdebatan banget tuh, menyesal itu hobi favorit manusia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju. Akan selalu ada waktunya menyesal ya. Tinggal gimana jatah menyesal itu dialokasikan di waktu dan porsi yang seminimal mungkin

      Delete