Tentang Insecurity

By feranlestari - March 10, 2020

Tes kepribadian gini tuh seakan-akan mengkotak-kotakkan manusia.

Seseorang pernah mengutarakannya. Dan entah kenapa aku masih mengingat kalimat tersebut. Sejak beberapa hari lalu, aku ingin menuliskan tentangnya, tapi urung karena malas merangkai kata.

Tapi kemudian tadi melihat stories Ci Inez tentang insecurities. Well, semakin mentrigger keinginan menulis tentang suatu hal.

Setiap kali tes 16 personalities, I am always a defender. Tipikal plegmatis yang sangat cari aman, plus pemalu. Kurang berjuang (?), unjuk gigi, dan minim dalam segala hal berbau mencari atensi. I am just here, and I'll welcome you when you come. It's just ..., argh.

Ketika down, I would ask, "why did I choose this path? Why didn't I choose to be a nurse or something more into social?". Well, ngeluh lah isinya.

Kemudian aku jadi berpikir "Kok jadi gini sih? Kenapa jadi ngikutin kotak manusia itu? Kenapa aku jadi semakin mencocoki hasil tes personalities itu?".

Apakah itu bentuk insecurity? Berlindung di balik tipe personaliti hasil tes, hanya untuk mendukung tingkah laku saat ini? Yang padahal pada akhirnya tidak membuat move on, tetapi justru semakin membuat berdiam diri. Duh, kelembaman ini ...

Kemudian membaca stories Ci Inez. Dan menyadari, everyone bears the same pain. Setiap orang pernah mengalami fase itu ketika kita tidak merasa yakin akan diri sendiri. Berusaha mengonfirmasi kekurangan diri sendiri. "Iya kan, aku tuh bla bla bla".

Dan betul yang diungkapkan oleh Ci Inez. Pikiran seperti itu adalah normal, tapi bukan untuk terus menerus diberi makan. Merasa ragu itu wajar, tapi harus kuat untuk tetap maju ke depan. Well, easier said than done. Diriku pun masih mencoba.

Faktanya, walaupun entah kita memilih maju atau mundur, memberi makan ego atau berjuang untuk maju, toh waktu akan terus berjalan. Pada akhirnya, semua akan berlalu. Badai pasti berlalu. Dan semua akan berjalan sesuai takdir Allah. Tapi justru itu yang sulit, untuk terus tetap husnudzon billah.

Kemudian jadi berpikir, kenapa ada insecurity kalau ada rasa percaya pada Allah? Kenapa bisa ada ragu kalau ada iman pada Allah? Imannya nggak seutuhnya dong?

#writingchallenge

  • Share:

You Might Also Like

0 comments