Pekerjaan itu Masalah Kecocokan

By feranlestari - December 06, 2017

Ada orang yang kuliahnya lama sekali, bahkan hampir DO, lulus di waktu yang tepat. Ada pula yang tepat waktu, kuliah pas 4 tahun (dalam konteks ini, program sarjana). Dan ribuan mahasiswa yang masa kuliahnya diantaranya. Setelah lulus, ada yang cepat dapat pekerjaan, ada juga yang menunggu bertahun tahun baru dapat kerja. Ada yang menerima jenis pekerjaan apapun, yang penting kerja. Ada juga yang sabar, sampai akhirnya direkrut oleh perusahaan ternama. Ada juga yang banting setir menjadi pengusaha. Dari segala kemungkinan itu, tentu salah satunya akan terjadi pada kita.

Dulu saat menjelang sidang, saya pernah merenungkan segala kemungkinan yang akan terjadi pasca lulus kuliah. Ketakutan terbesar saya hanya satu, apakah saya nanti mampu bekerja? Saya merasa selama kuliah, hanya belajar teori saja, sehingga saat itu merasa sangat paranoid untuk bekerja. Tapi kan, siapa sih yang nggak butuh pekerjaan? Bahkan pengusaha juga pekerjaan kan?

Ketika pada akhirnya saya bekerja, ternyata bekerja tidak semenyeramkan yang saya pikir, walaupun memang tidak boleh sesantai kuliah. Ketika sudah bekerja juga saya menyadari bahwa banyak sekali hal-hal yang saya lewatkan ketika kuliah. Walaupun saya cukup cepat dapat pekerjaan, tapi proses adaptasi saya pun lama di tempat kerja. Saya benar benar memulai dari awal segalanya.

Kemudian, setelah hampir setahun berlalu, teman saya yang lulus di periode setelah saya akhirnya direkrut oleh perusahaan yang dulu pernah menolak saya haha. Tapi memang sepertinya saya tidak cocok dengan sistem pekerjaan disana, jadi ya tidak diterima. Perusahaan ini cukup bonafit bagi lulusan jurusan kami. Dan untuk itu, akhirnya saya jadi berpikir tentang kami, saya dan teman saya tadi, -sebut saja A-.

Banyak hal yang saya bandingkan. Mulai dari saya lulus lebih dulu, tapi A dapat pekerjaan yang lebih sesuai jurusan. Proses selama kuliah dulu. Atau kegiatan kemahasiswaan yang kami ikuti. Jujur saja, saya cukup kaget A bisa direkrut perusahaan tersebut, karena lama tidak ada kabar darinya. Setelah semua yang saya pikirkan itu, saya memperoleh kesimpulan bahwa pekerjaan adalah masalah cocok-cocokan. Mungkin saya kurang dalam hal kemahasiswaan, tapi si A ini memang sangat supel dan jago bicara. Jadi saya kira A cocok dengan pekerjaan saat ini. Tapi sebaliknya, di pekerjaan saat ini, saya pikir saya cukup 'ngulik' lah ya hehe.

Pada akhirnya semua itu akan sesuai dengan karakter dan kemampuan. Saya sama sekali tidak iri dengan A ini. Saya sadar betul bahwa saya memang tidak cocok dengan perusahaan tersebut. Dan andai dipaksakan pun, saya tidak yakin saya mampu bertahan. Untuk teman teman yang sekiranya sedang galau mencari pekerjaan, jangan sedih bila ditolak. Saya hanya ditolak sekitar 3 atau 4 kali setelah tes. Tapi entah berapa CV yang saya kirimkan, dan berujung tak berbalas. Anggaplah bahwa ya memang tidak cocok. Saya ingat betul dulu saya pernah melamar ke PT. Paragon. Tesnya mudah, tapi saya tidak lulus haha. Akhirnya saya sadar saat itu, memang yang mereka cari itu bukan tipe orang seperti saya haha. Jadi, jangan berkecil hati ya.

Tips dari saya, selama mencari pekerjaan atau ketika ada hajat apapun, silakan dirutinkan solat hajat. Cari ilmunya solat hajat, kemudian silakan dipraktekkan. Ditambah minta restu kedua orangtua ya!

  • Share:

You Might Also Like

0 comments