Film Jepang

By feranlestari - December 10, 2017

Kemarin, aku nonton movie Girl's Step, gara gara abis nonton ulang Itazura na Kiss dan pengen nonton filmnya Konomi-chan haha. Awalnya nyari di IG filmnya Konomi-chan, terus nemu klip dancenya Girl's Step. Wow banget. Pas aja gitu sama lagunya (baru tau juga itu lagunya Generation EXILE TRIBE, ada Ryotaaa). Abis itu cuss nonton deh haha. Eh malah jadi pengen nonton film film lain yg sejenis. Maksudku, high-school movie Jepang yang genrenya music, dance, olahraga. Tapi gamau yang live action haha. Banyak maunya emang.

Tapi asli deh, filmnya bagus parah. Walaupun mungkin konfliknya mainstream, tapi aku suka genrenya. Pertama kali nonton genre dance. Jadi pengen belajar street dance haha. Luwes banget mereka narinya. Seneng gitu liatnya. Sampe nonton berkali kali pas bagian nari haha.

Buatku sendiri, movie dan dorama Jepang emang punya daya tarik sendiri. Menurutku sih karena genrenya lebih variatif. Nggak cuma ngejual cinta, romance. Eh, tetep ngejual cinta sih ya, cuma nggak terbatas pada lingkup hubungan antara pria-wanita. Banyak movie tentang keluarga, olahraga, musik, kedokteran, detektif. Aku suka nonton Iryu (makasih Diryati Widyantari yang udah ngasih tau film ini hehe), Akai Ito, Code Blue, Ganbatte Ikimasshoi, Yowakutemo Katemasu, DDS, Voice, 1 Litre of Tears yang beneran bikin banjir air mata, Ryusei no Kizuna yang bikin benci sama duit, dll. Pernah pengen belajar bahasa isyarat gara gara nonton Kokoro no Ito. Film filmnya Kanata Hongo yang jauh banget dari romance (mungkin kecuali Seigi no Mikata, yang mana ga sanggup nontonnya, saking pengen mbejek bejek kakaknya). Intinya, drama/film Jepang itu lebih luas, ga cuma romance deh.

Dan kalau direfleksikan dan dikaitkan dengan kondisi sekarang, aku suka nonton film tentang jati diri. Film yang menceritakan "gue tuh pengen gini, ini gue banget, gue bahagia hanya dengan melakukan ini". Bahagia nontonnya. Bahagia dan sadar kalo hidup memang susah. Gaada hidup yang mudah.

Bahagia nonton film tentang pertemanan, dan film tentang sekumpulan anak manusia yang berusaha menggapai mimpi mereka, meski nggak ada jaminan akan sukses. Untuk saat ini, kesimpulanku sebatas : bahagia itu sederhana. Bukan tentang dengan siapa kamu menikah. Nggak, nggak terbatas pada hubungan dengan lawan jenis. Tapi bahagia itu melakukan apa yang kamu sukai, berteman dengan orang yang mengerti kamu sekaligus menegurmu saat salah, punya orang yang mau sama sama diajak senang-susah dan berusaha.

Back to : movie Jepang yang genrenya variatif. Kadang aku bingung kenapa Jepang bisa produksi film bagus. Semua tau lah ya kalo Jepang tuh JAVnya gila. Sampe aku pernah mau search movie romance, dengan niat nyari film semacam Kimi no Todoke gitu, yang keluar malah movie 18+. Kan gila. Tapi kok mereka bisa gitu tetep produksi film film lain yang berkualitas. Kayak timpang gitu.

Aku berharap, semoga kelak, anak anakku mampu mendapatkan tontonan yang lebih layak di TV Indonesia. Walaupun kebanyakan nonton (film apapun) itu nggak baik, tapi setidaknya pas mereka nonton, semoga tontonannya nggak se-nggak-berkualitas itu ya. Bukan masalah CGnya, atau apapun, tapi konten ceritanya.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments