Hasbunallah wa ni'mal wakiiil

By feran.lestari - August 29, 2011

Saat kita terpuruk, tak perlulah memelas untuk didukung.
Saat kita marah, tak perlulah meminta untuk didinginkan.
Ketika kita terpojokkan, tak perlulah memohon untuk dibela.

Pada seorang manusia
Yang justru sama-sama tak berdaya
Sama-sama tak mampu
Sama-sama tak memiliki pembelaan
Kecuali memang dapat membantu

Tapi apa jadinya bila si dia juga tak mampu membantu kita?

Tak perlu khawatir kawan :) Masih ada Allah.

'Innallaha ma'ash shoobiriin'
-Allah bersama orang yang shabar'

'Hasbunallah wani'mal wakiil'
-Cukuplah Allahmenjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung-

Ya, cukuplah Allah bersama kita. Karena apapun yang terjadi sudah kehendak Allah, qada dan qadar dari Allah. Setangguh apapun kita mengelak dan mencegahnya, semua toh akan tetap terjadi.

Ayah saya pernah bilang, kita semua hidup itu adalah karunia dari Allah.

Jadi, untuk apa kita merasa terpuruk dan merasa 'jatuh', sedangkan kita justru diberi karunia yang besar untuk hidup?

Saat kita merasa terpuruk, sadarilah, bahwa tak semua hal berjalan sesuai keinginan kita. Tapi semua hal berjalan sesuai kehendak Allah SWT. Yakinlah, Allah has a better one for you. Dia tahu segalanya! Dan Allah lebih lebih dan lebih tahu apa yang terbaik untuk kita. Sulit memang bagi kita untuk menerima semuanya, tapi akan jauh lebih sulit jika kita tidak legowo dalam menerima apa yang sudah diqadarkan oleh Allah bukan?

Saat kita marah, datanglah pada Allah. Ketika saya marah, ayah saya selalu menyuruh saya untuk berdzikir, pun membaca al qur'an. Kenapa? Karena ketika kita marah, yang ada dalam aliran darah kita bukan lagi keimanan, tapi juga syetan! Dan godaan syetan itu melebihi pertahanan kita. Jadi, untuk meredamnya, dekatkanlah diri kepada Allah. Tingkatkan iman kita, agar dapat kembali mengambil alih diri kita. Mau tahu? Ketika marah, tidak hanya hati yang jadi 'sakit', tapi badan juga sakit. Detak jantung tak beraturan, sesak nafas, hingga sakit bagian perut. Badan pun jadi panas. Memang wajar, pengaruh hormon. Jadi, untuk apa terlalu mengukung marah dalam tubuh kita? Hanya merusak diri! Sehat itu adalah nikmat dari Allah yang paling besar setelah hidayah lho! Sayangi tubuh dan jiwa kita! Janganlah menjadi insan yang 'dholimu linafsi' :)

Saat kita terpojokkan, berdoalah pada Allah untuk selalu diberi kekuatan dan petunjuk dari-Nya. Kalau kita benar, cobalah ungkapkan sisi yang benar itu. Kalau kita benar, untuk apa kita merasa takut? Takut itu artinya salah. Tapi, kalau kita salah, kita harus legowo untuk dinasehati, untuk meminta maaf, dan legowo untuk menerima kritikan dan menyadari kesalahan tersebut, dan berusaha untuk tidak mengulangnya lagi. Ayah saya pernah bilang, mengakui kesalahan itu berat, sulit. Lebih sulit dibanding mengkritik orang lain. Orang yang tidak bisa menerima kesalahan dirinya sendiri, dan tidak bisa menerima kritikan dari orang lain, akan cenderung memiliki hati yang keras dan selalu merasa benar. Kenapa kita tidak berlapang dada mengakui kesalahan dan meminta maaf? Itu akan lebih baik, dan akhirnya pun kita tidak terus memiliki dendam. Ada orang bilang, jadilah langit! Hati kita harus seperti langit. Luas sekali! Perumpamaannya kayak kotak besi. Kalau dimasukin ke gelas kecil, udah pasti nggak akan masuk, tapi kalau dimasukon ke laut? Pasti masuk kan? Dan langit itu lebih besar daripada laut.

Best regards,

  • Share:

You Might Also Like

0 comments