butuh nggak ya pihak ke-3?

By feran.lestari - August 23, 2011

'Dalam cinta (pdkt), sebisa mungkin tidak melibatkan pihak ketiga'

Wkwkwk, saya pengen ketawa dengernya. Keren? Filosofis? Gombal? Unyu?

Omong kosong! Pasti ada pihak ketiga lho ukhti :p kalau bukan MANUSIA ya SYETAN!

Ukhti, coba deh kita 'pikirkan' ulang. Dalam islam, tiada yang namanya 'pdkt'. Eh, ada sih, tapi namanya ta'aruf, pun pasti ada yang mendampingi. Nggak perlu banyak orang untuk mendampingi. Cukup dua orang saja minimal. Maksimal terserah saja.

Asalkan tidak dilepas kayak gembalaan. Why? Soalnya manusia itu kayak ular berbisa yang dipiara di rumah.

Di dalam rumah bisa aja baik-baik, main sama anggota rumah. Ketika diluar ketemu orang baru/daging baru, bisa aja kan tiba-tiba 'macok' orang lain? Yang kena bisa siapa? Bukan orang rumah, tapi orang lain.

Dari kecil, ajaran agamanya kuat. Taat ibadah. Sekalinya pergaulan nggak baik, tiba-tiba aja jadi aneh, ngelanggar.

Hubungan dengan lawan jenis, dimana-mana perlu disikapi secara bijak serta mendapat pengawasan yang ketat tapi tidak mengekang. Hal ini berlaku untuk semua kalangan, tua, muda, kaya, miskin, etc.

Kalau tidak diawasi, alias dilepas berdua, yang ketiga itu syaithon. Dan tidak menutup kemungkinan, manusia itu tergoda dan justru terjerumus pada pelanggaran yang jauh lebih berat.

Setidaknya, jika diawasi, pembicaraan dengan lawan jenis lebih terarah serta tidak menjurus kepada pelanggaran.

Kalimat diatas itu ada baik serta buruknya. Saya hanya mencoba mengulas sisi baik dan buruknya. Pandangan tiap manusia berbeda-beda. Silakan disikapi secara bijaksana!

Regards,

  • Share:

You Might Also Like

0 comments