Kalah. Gara-gara penalti pula! Yah, cemen dong! Cupu nih timnas!
Itukah yang ada di pikiran kalian? Tadinya saya juga. Jujur, saya bukan penyuka bola. Tapi kalau masalah Indonesia, saya akan suka cabang olahraga apapun!
Pikiran saya dasar tuh sepakbola, kalah terus, belum lagi ada yang meninggal. Digilai masyarakat, tapi nggak dapet emas
Itu pikiran saya. Mau tahu apa kata temen saya? Dia bilang bukannya bersyukur bisa masuk final juga. Timnas disiapinnya baru 2 bulan, Malaysia udah 2 tahun. Ya panteslah kalo kalah
Sadar? Masih belum?
Kalau saya bilang mah ya, supporter Indonesia yang menganggap timnas gagal itu, adalah orang yang nggak pernah menghargai kerja keras orang lain. Nggak mikirkah bagaimana usaha timnas selama SEA GAMES XXVI ini? Bagaimana performa mereka menghadapi lawan-lawan lain selain Malaysia?
Kalau bilang, 'ini karena lawannya Malaysia'. Hey, lantas kenapa nggak kecewa kalau atlet dari cabor lain kalah oleh Malaysia? Kenapa hanya sepakbola? Kenapa kecewa karena bola gagal dapet emas, tapi nggak bangga dengan hampir 182 emas lain yang disumbangkan cabor lain? Ngakunya doang cinta Indonesia. Kalo gitu namanya bukan nasionalisme tapi diskriminasi terhadap cabor lain! Bola gagal dapet 1 emas kecewa sampe segimana, atlet lain dapet 3/4 emas nggak disinggung sama sekali. Pantaskah?
Karena bola lebih merakyat? Oke. Yang kita bicarakan bukan masalah merakyat atau tidak. Voli merakyat. Badminton merakyat. Banyak rakyat yang main! Tapi cuma bola yang didewa-dewain.
Kalau boleh saya bilang ya. Saya bangga sama timnas, saya bangga Indonesia. Meski cuma dapet perak. Tapi demi dapet peraknya itu, atlet-atlet kita sampe ada yang cedera, ada yang sakit. Lagi, cobalah apresiasi cabor lain. Cobalah apresiasi 182 emas 150 perak 142 perunggu yang sudah disumbangkan cabor lain!
Itukah yang ada di pikiran kalian? Tadinya saya juga. Jujur, saya bukan penyuka bola. Tapi kalau masalah Indonesia, saya akan suka cabang olahraga apapun!
Pikiran saya dasar tuh sepakbola, kalah terus, belum lagi ada yang meninggal. Digilai masyarakat, tapi nggak dapet emas
Itu pikiran saya. Mau tahu apa kata temen saya? Dia bilang bukannya bersyukur bisa masuk final juga. Timnas disiapinnya baru 2 bulan, Malaysia udah 2 tahun. Ya panteslah kalo kalah
Sadar? Masih belum?
Kalau saya bilang mah ya, supporter Indonesia yang menganggap timnas gagal itu, adalah orang yang nggak pernah menghargai kerja keras orang lain. Nggak mikirkah bagaimana usaha timnas selama SEA GAMES XXVI ini? Bagaimana performa mereka menghadapi lawan-lawan lain selain Malaysia?
Kalau bilang, 'ini karena lawannya Malaysia'. Hey, lantas kenapa nggak kecewa kalau atlet dari cabor lain kalah oleh Malaysia? Kenapa hanya sepakbola? Kenapa kecewa karena bola gagal dapet emas, tapi nggak bangga dengan hampir 182 emas lain yang disumbangkan cabor lain? Ngakunya doang cinta Indonesia. Kalo gitu namanya bukan nasionalisme tapi diskriminasi terhadap cabor lain! Bola gagal dapet 1 emas kecewa sampe segimana, atlet lain dapet 3/4 emas nggak disinggung sama sekali. Pantaskah?
Karena bola lebih merakyat? Oke. Yang kita bicarakan bukan masalah merakyat atau tidak. Voli merakyat. Badminton merakyat. Banyak rakyat yang main! Tapi cuma bola yang didewa-dewain.
Kalau boleh saya bilang ya. Saya bangga sama timnas, saya bangga Indonesia. Meski cuma dapet perak. Tapi demi dapet peraknya itu, atlet-atlet kita sampe ada yang cedera, ada yang sakit. Lagi, cobalah apresiasi cabor lain. Cobalah apresiasi 182 emas 150 perak 142 perunggu yang sudah disumbangkan cabor lain!
country Gold Silver Bronze
Indonesia 182 151 142
Thailand 107 100 120
Vietnam 96 90 101
Malaysia 59 50 81
Singapura 42 45 73
Filipina 36 56 77
Myanmar 16 27 35
Laos 9 12 36
Kamboja 4 11 24
Timor Leste 1 1 6
Brunei 0 4 7
Indonesia 182 151 142
Thailand 107 100 120
Vietnam 96 90 101
Malaysia 59 50 81
Singapura 42 45 73
Filipina 36 56 77
Myanmar 16 27 35
Laos 9 12 36
Kamboja 4 11 24
Timor Leste 1 1 6
Brunei 0 4 7
Anneke Feinya Agustin/Nitya Krishinda Maheswari - Vita Marissa/Nadya Melati 21-19 21-17
Markis Kido/Hendra Setiawan - Bona Septano/Mohamad Ahsan 23-25 10-21
Adriyanti Firdasari - Fu Ming Tian 21-14 12-21 20-22
Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir - Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam 21-7 21-14
Simon Santoso - Tanongsak 21-10 11-21 21-19
Meski lepas 1 emas, tetep aja, bagi saya Firdasari adalah pemenang *ups*
Regards,
Markis Kido/Hendra Setiawan - Bona Septano/Mohamad Ahsan 23-25 10-21
Adriyanti Firdasari - Fu Ming Tian 21-14 12-21 20-22
Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir - Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam 21-7 21-14
Simon Santoso - Tanongsak 21-10 11-21 21-19
Meski lepas 1 emas, tetep aja, bagi saya Firdasari adalah pemenang *ups*
Regards,
Tutup deh mulutmu
Bikin moodku rusak aja
Nggak ada kerjaan ya?
Butuh kerjaan? Dengan senang hati kuberi
Kritik meluncur deras dari mulutmu
Memangnya kamu superhero?
Jangan bilang kalah
Kalau kamu nggak pernah menang
Jangan bilang menang
Kalau kamu nggak pernah kalah
Memang sehebat apasih kamu
Aku jadi pengen liat nih, kelihaianmu
Pengen lihat seberapa jelek kamu
Dibandingkan sama dia, sama mereka
Pengen liat kalau orang-orang
Mengusung-usung kekalahanmu
Pengen liat kalau kamu lagi semangat
Tapi orang lain nggak percaya sama kamu
Yah, jangan besar mulut, tetap optimis aja
Nggak perlu dukung-dukung juga
Tapi juga nggak perlu berkomentar
Regards,
Bikin moodku rusak aja
Nggak ada kerjaan ya?
Butuh kerjaan? Dengan senang hati kuberi
Kritik meluncur deras dari mulutmu
Memangnya kamu superhero?
Jangan bilang kalah
Kalau kamu nggak pernah menang
Jangan bilang menang
Kalau kamu nggak pernah kalah
Memang sehebat apasih kamu
Aku jadi pengen liat nih, kelihaianmu
Pengen lihat seberapa jelek kamu
Dibandingkan sama dia, sama mereka
Pengen liat kalau orang-orang
Mengusung-usung kekalahanmu
Pengen liat kalau kamu lagi semangat
Tapi orang lain nggak percaya sama kamu
Yah, jangan besar mulut, tetap optimis aja
Nggak perlu dukung-dukung juga
Tapi juga nggak perlu berkomentar
Regards,
BULUTANGKIS PUTRA (EMAS)
Simon Santoso - Daren Liew 22-20 21-12
Moh. Ahsan/Bona Septano - Lim Khim Wah/Goh Wei Shem 18-21 21-15 23-25
Tommy Sugiarto - Latif Mohamad
Arif 21-13 21-17
Markis Kido/Hendra Setiawan - Mak Hee Chun/Ong Soon Hock 21-10 21-14
BULUTANGKIS PUTRI (PERAK)
Lindaweni Fanetri - Porntip Buranaprasertsuk 21-17 11-21 16-21
Anneke Feinya Agustin/Nitya Krishinda - Duanganong Aroonkesorn / Kunchala Voravichitchaikul 22-20 21-9
Adriyanti Firdasari - Ratchanok Inthanon 12-21 21-19 19-21
Vita Marissa/Liliyana Natsir - Savitree Amitrapai/Sarale Thoungthongkam 21-19 16-21 22-24
TENIS PUTRA (EMAS)
Elbert Sie - Cecil Mamiit 6-1 3-6 3-6
Christopher Rungkat - Jeson Patrombon 6-1 6-2
Elbert Sie/Christopher Rungkat - Conrad Traet Huey/Cecil Mamiit 6-1 6-4
TENIS PUTRI (PERAK)
Lavinia Tananta - Nungnadda Wannasuk 6-7 2-6
Ayu Fani Damayanti - Noppawan Lertcheewakarn 6-2 3-6 5-7
Semogaa, di perorangan, Indonesia bisa sapu bersih cabor badminton dan tenis XD
Simon Santoso - Daren Liew 22-20 21-12
Moh. Ahsan/Bona Septano - Lim Khim Wah/Goh Wei Shem 18-21 21-15 23-25
Tommy Sugiarto - Latif Mohamad
Arif 21-13 21-17
Markis Kido/Hendra Setiawan - Mak Hee Chun/Ong Soon Hock 21-10 21-14
BULUTANGKIS PUTRI (PERAK)
Lindaweni Fanetri - Porntip Buranaprasertsuk 21-17 11-21 16-21
Anneke Feinya Agustin/Nitya Krishinda - Duanganong Aroonkesorn / Kunchala Voravichitchaikul 22-20 21-9
Adriyanti Firdasari - Ratchanok Inthanon 12-21 21-19 19-21
Vita Marissa/Liliyana Natsir - Savitree Amitrapai/Sarale Thoungthongkam 21-19 16-21 22-24
TENIS PUTRA (EMAS)
Elbert Sie - Cecil Mamiit 6-1 3-6 3-6
Christopher Rungkat - Jeson Patrombon 6-1 6-2
Elbert Sie/Christopher Rungkat - Conrad Traet Huey/Cecil Mamiit 6-1 6-4
TENIS PUTRI (PERAK)
Lavinia Tananta - Nungnadda Wannasuk 6-7 2-6
Ayu Fani Damayanti - Noppawan Lertcheewakarn 6-2 3-6 5-7
Semogaa, di perorangan, Indonesia bisa sapu bersih cabor badminton dan tenis XD
yaaaaaaaaay, hari ini harinya Indonesia :p dan semoga sampe sea games selesaaaaaaai :) dukung Indonesia jadi juara umum SEA Games XXVI :p
Yeah, and here the result till this day, 12 November 2011 XD
26th SEA GAMES INDONESIA 2011 Medal standings
Rank/Nation/Gold/Silver/Bronze/Total
1. Indonesia 19 11 4 34
2. Singapore 5 6 8 19
3. Thailand 4 5 7 16
4. Vietnam 4 5 5 14
5. Philippines 3 2 4 8
6. Malaysia 1 3 6 10
7. Myanmar 0 3 2 5
8. Laos 0 0 4 4
9. Cambodia 0 0 1 1
10. Brunei 0 0 0 0
11. Timor-Leste 0 0 0 0
Bangga? And so do I :)
Regards,
Yeah, and here the result till this day, 12 November 2011 XD
26th SEA GAMES INDONESIA 2011 Medal standings
Rank/Nation/Gold/Silver/Bronze/Total
1. Indonesia 19 11 4 34
2. Singapore 5 6 8 19
3. Thailand 4 5 7 16
4. Vietnam 4 5 5 14
5. Philippines 3 2 4 8
6. Malaysia 1 3 6 10
7. Myanmar 0 3 2 5
8. Laos 0 0 4 4
9. Cambodia 0 0 1 1
10. Brunei 0 0 0 0
11. Timor-Leste 0 0 0 0
Bangga? And so do I :)
Regards,
HAHAHAHAHAHAHAHAHA Saya seneng bangetlah hari ini XD
Pertama, hari ini saya re-watch dorama 'Ichi Rittoru no Namida'. Gileeeee, sedihlah bener. Nangisnya bebeakan :( padahal Kitou Aya kalau masih hidup kira-kira umurnya diatas ayah aku setahun :(
Tapi saya pribadi salut sama Alm Kitou Aya. Orang Jepang emang top. Mantap semangatnya! Sekitar 10 tahun, kena penyakit Spinocerebellar Degeneration. Bisa bayangin? Hebat banget. Perjuangannya mati-matian. Demi hidup.
Padahal awalnya dia pinter. Dia jago main basket. Dia jadi conductor paduan suara. Tapi setelah kena SCD, semuanya ilang. Dan dia cuma pengen satu : tetap hidup. Nggak peduli sesulit apapun, dia tetep usaha untuk hidup.
Ibunya dan keluarganya juga sama kerennya. Mereka terus-terusan ngasih semangat buat Aya. Saya cuma nonton, dan nangis nggak ketahan. Apalagi kalau saya jadi keluarganya? Nangis tiap hari meureun T.T
Kedua. Semifinal World Junior Championship 2011. Dari 9 wakil di quarter final, 6 lolos ke semifinal. Dari 6 wakil di semifinal, 4 lolos ke FINAL. Wow. Meski tanpa China, tetep aja, usahanya keren :) Dan wownya lagi, ALL INDONESIAN FINAL DI MIX DOUBLE! CONGRATS :)
My heroes di turnamen ini yaitu Nuraidah Tiara Rosalia dan Elysabeth Purwaningtyas :) and here the semifinal's result
1. Suci/Tiara VS (KOR) Lee/Shin : 23-21 20-22 5-21
2. Alfian/Gloria VS (KOR) Choi/Chae : 21-18 21-13
3. Ronald/Selvanus VS (TPE) Huang/Lin : 19-21 23-21 15-21
4. Anggia/Shella VS (KOR) Han/Min : 21-13 22-20
5. Elyzabeth VS (ESP) Carolina Marin : 23-21 17-21 21-18
6. Ronald/Tiara VS (MAS) Heg/Chow : 21-17 20-22
21-16
Draw for finals :
1. Alfian Eko/Gloria Emanuelle (INA) VS (INA) Ronald
Alexander/Nuraidah Tiara
2. Elyzabeth Purwaningtyas (INA) VS (THA) Ratchanok Inthanon
3. Victor Axelsen (DEN) VS (MAS) Zulfadli Zulkiffli
4. Anggia Shitta/Shella Devi (INA) VS (KOR) Lee So
Hee/Shin Seung Chan
5. Po Jui Huang/Chia Yu Lin (TPE) VS (MAS) Nelson Wei Keat Heg/Ee Yi Teo
Semoga besok Indonesia dapet 3 emas :) dan bulan ini, Indonesia juara umum Sea Games. Amiiiiiiiiiiiiiin XD
Pertama, hari ini saya re-watch dorama 'Ichi Rittoru no Namida'. Gileeeee, sedihlah bener. Nangisnya bebeakan :( padahal Kitou Aya kalau masih hidup kira-kira umurnya diatas ayah aku setahun :(
Tapi saya pribadi salut sama Alm Kitou Aya. Orang Jepang emang top. Mantap semangatnya! Sekitar 10 tahun, kena penyakit Spinocerebellar Degeneration. Bisa bayangin? Hebat banget. Perjuangannya mati-matian. Demi hidup.
Padahal awalnya dia pinter. Dia jago main basket. Dia jadi conductor paduan suara. Tapi setelah kena SCD, semuanya ilang. Dan dia cuma pengen satu : tetap hidup. Nggak peduli sesulit apapun, dia tetep usaha untuk hidup.
Ibunya dan keluarganya juga sama kerennya. Mereka terus-terusan ngasih semangat buat Aya. Saya cuma nonton, dan nangis nggak ketahan. Apalagi kalau saya jadi keluarganya? Nangis tiap hari meureun T.T
Kedua. Semifinal World Junior Championship 2011. Dari 9 wakil di quarter final, 6 lolos ke semifinal. Dari 6 wakil di semifinal, 4 lolos ke FINAL. Wow. Meski tanpa China, tetep aja, usahanya keren :) Dan wownya lagi, ALL INDONESIAN FINAL DI MIX DOUBLE! CONGRATS :)
My heroes di turnamen ini yaitu Nuraidah Tiara Rosalia dan Elysabeth Purwaningtyas :) and here the semifinal's result
1. Suci/Tiara VS (KOR) Lee/Shin : 23-21 20-22 5-21
2. Alfian/Gloria VS (KOR) Choi/Chae : 21-18 21-13
3. Ronald/Selvanus VS (TPE) Huang/Lin : 19-21 23-21 15-21
4. Anggia/Shella VS (KOR) Han/Min : 21-13 22-20
5. Elyzabeth VS (ESP) Carolina Marin : 23-21 17-21 21-18
6. Ronald/Tiara VS (MAS) Heg/Chow : 21-17 20-22
21-16
Draw for finals :
1. Alfian Eko/Gloria Emanuelle (INA) VS (INA) Ronald
Alexander/Nuraidah Tiara
2. Elyzabeth Purwaningtyas (INA) VS (THA) Ratchanok Inthanon
3. Victor Axelsen (DEN) VS (MAS) Zulfadli Zulkiffli
4. Anggia Shitta/Shella Devi (INA) VS (KOR) Lee So
Hee/Shin Seung Chan
5. Po Jui Huang/Chia Yu Lin (TPE) VS (MAS) Nelson Wei Keat Heg/Ee Yi Teo
Semoga besok Indonesia dapet 3 emas :) dan bulan ini, Indonesia juara umum Sea Games. Amiiiiiiiiiiiiiin XD
Saya ragu ada yang tahu smash itu apa?
Dan, oh, no, jangan mengira smash disini itu adalah 'smash'nya si bisma dkk
No, at all. Saya nggak bakal ngomongin mereka!
Smash itu, komik, manga, atau anime? Yah, yang pasti sih komik.
Sohib saya pada keketawaan denger judulnya. Dikira mereka saya 'ngefans' sama si Smash. Gile, masih keren 2PM kemana-mana, B1A4 juga!
Ya, judulnya smash! Dan saya baru tau, 'tujuan' pembuatan komik itu untuk apa.
'Captain Tsubasa' diciptakan untuk membakar gairah dan semangat bangsa Jepang untuk menjadikannya timnasnya 'wow' di mata dunia, meskipun kata Pak Tata, bahkan jaman heubeul mah, timnas Jepang kalah sama Persija!
Sama halnya dengan 'Captain Tsubasa', saya pikir, pembuatan komik 'Smash' ini juga bertujuan untuk membangkitkan apresiasi masyarakat Jepang terhadap bulutangkis serta membangkitkan semangat para pemain bulutangkis Jepang.
Saya berani jamin, dulu, Jepang nggak ada apa-apanya dibanding Indonesia. Piala Uber sama Thomas aja, yang pernah dapet cuma negara Indonesia, China, Jerman, Malaysia kalo nggak salah. Malaysia juga cuma beberapa kali. Sampe sekarang bahkan, rekor China dapet piala Thomas kalo nggak salah, nggak lebih dari rekor Indonesia dapet piala Thomas.
Jadi, sebenernya Indonesia itu WOW. LADANG PEMAIN HANDAL!
Oke, balik lagi ke komik 'Smash'. Dan, kalau kita mau melihat beberapa tahun terakhir, Jepang 'hampir' sudah membuktikannya.
Kita lihat di All England 2010, Kenichi Tago, pemain muda Jepang, bahkan menembus final! Kurang keren apa? Asal tahu aja, bahkan gengsinya All England itu lebih gede ketimbang Olimpiade!
All England 2011, giliran Eriko Hirose menembus final! Wow. Pemain Indo yang pernah menang All England setelah era-nya Susi Susanti siapa?
Saya pikir, cara Jepang membangkitkan dan menggerakkan masyarakat Jepang untuk mendukung atlet-atletnya dengan cara membuat komik, itu efektif sekali. Kalau di Jepang sih. Kalau di Indonesia, ya kagak tahu, kan karakter masyarakatnya beda, budayanya juga beda.
Jadi, kesimpulan saya, pembuatan komik olahraga di Jepang itu punya maksud tertentu, nggak asal bikin. Dan memang membuahkan hasil.
Dan, oh, no, jangan mengira smash disini itu adalah 'smash'nya si bisma dkk
No, at all. Saya nggak bakal ngomongin mereka!
Smash itu, komik, manga, atau anime? Yah, yang pasti sih komik.
Sohib saya pada keketawaan denger judulnya. Dikira mereka saya 'ngefans' sama si Smash. Gile, masih keren 2PM kemana-mana, B1A4 juga!
Ya, judulnya smash! Dan saya baru tau, 'tujuan' pembuatan komik itu untuk apa.
'Captain Tsubasa' diciptakan untuk membakar gairah dan semangat bangsa Jepang untuk menjadikannya timnasnya 'wow' di mata dunia, meskipun kata Pak Tata, bahkan jaman heubeul mah, timnas Jepang kalah sama Persija!
Sama halnya dengan 'Captain Tsubasa', saya pikir, pembuatan komik 'Smash' ini juga bertujuan untuk membangkitkan apresiasi masyarakat Jepang terhadap bulutangkis serta membangkitkan semangat para pemain bulutangkis Jepang.
Saya berani jamin, dulu, Jepang nggak ada apa-apanya dibanding Indonesia. Piala Uber sama Thomas aja, yang pernah dapet cuma negara Indonesia, China, Jerman, Malaysia kalo nggak salah. Malaysia juga cuma beberapa kali. Sampe sekarang bahkan, rekor China dapet piala Thomas kalo nggak salah, nggak lebih dari rekor Indonesia dapet piala Thomas.
Jadi, sebenernya Indonesia itu WOW. LADANG PEMAIN HANDAL!
Oke, balik lagi ke komik 'Smash'. Dan, kalau kita mau melihat beberapa tahun terakhir, Jepang 'hampir' sudah membuktikannya.
Kita lihat di All England 2010, Kenichi Tago, pemain muda Jepang, bahkan menembus final! Kurang keren apa? Asal tahu aja, bahkan gengsinya All England itu lebih gede ketimbang Olimpiade!
All England 2011, giliran Eriko Hirose menembus final! Wow. Pemain Indo yang pernah menang All England setelah era-nya Susi Susanti siapa?
Saya pikir, cara Jepang membangkitkan dan menggerakkan masyarakat Jepang untuk mendukung atlet-atletnya dengan cara membuat komik, itu efektif sekali. Kalau di Jepang sih. Kalau di Indonesia, ya kagak tahu, kan karakter masyarakatnya beda, budayanya juga beda.
Jadi, kesimpulan saya, pembuatan komik olahraga di Jepang itu punya maksud tertentu, nggak asal bikin. Dan memang membuahkan hasil.
Mengutip dari sebuah note seseorang, maka saya pun sadar.
"uda Kido, kenapa belakangan ini performa Kido/Hendra menurun? Banyak BL yang meragukan Kido/Hendra di SEA Games nanti :( tapi aku tetap optimis da :) Kido/Hendra pasti bisa!"
"Ada saatnya kita menurun...dan diragukan itu biasa...yang penting kita masih punya semangat untuk bangkit..gak peduli orang bilang apa..kita sudah berusaha memberi yang terbaik buat bangsa ini..dengan emas olimpiade..emas asian games. 3 kali emas sea games berturut-turut..juara dunia..mungkin cuma itu yang bisa kami berikan buat bangsa ini.."
Terharu nggak sih? Dia bilang 'cuma itu' yang bisa Dia berikan buat Indonesia. Hahaha, bahkan saya nggak bisa memberikan apapun buat Indonesia.
Jangankan Indonesia, Kota Bandung aja nggak! Kabupaten juga nggak!
Seperti pernah saya katakan, atlet bersinar bukan karena yang lain meredup. Dan menurut saya, meski kita tidak boleh berpaku pada masa lalu, tapi toh mengenang dan mengingat jasa orang lain di masa lalu itu tidak ada salahnya bukan?
Lagi, ini olahraga Bung! Semua harus berjuang demi karirnya masing-masing! Kalo mau banding-bandingan mah ya, Kido/Hendra tuh termasuk suksesnya cepet.
Sabtu, 16 Agustus 2008. 24 tahun. Menurut saya, umur segitu tergolong muda untuk atlet cowok. Dan Kido/Hendra sudah menang Olimpiade Beijing 2008! Okelah, Lee Young Dae juga juara olimpiade umur 20 tahun.
Tapi coba bandingin sama atlet Indonesia yang lain. Nggak semuanya bisa jadi juara dunia/juara Olimpiade di umur segitu kan? Tapi Kido/Hendra jadi juara dunia di umur 23 tahun, dan jadi juara olimpiade di umur 24 tahun!
Dan coba ingat-ingat lagi, hari Sabtu tanggal 20 November 2010, Kido/Hendra menggenapkan koleksi juaranya dengan menang Asian Games! Di saat mereka bahkan sudah tidak termasuk kedalam penghuni pelatnas!
Dan gilanya, mereka selalu menang kejuaraan-kejuaraan itu di CHINA! Ngalahin pasangan China dan Malaysia! Kerennya mereka, membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di Beijing dan Guangzhou!
Umur 26 tahun mereka juara Asian Games!
Cobalah mengenang mereka dengan segala prestasinya Kawan! Jangan melulu melihat kegagalan mereka! Karena, perlu diingat, prestasi mereka lebih luar biasa, dibanding kegagalan mereka!
Semua orang punya kelebihan dan kekurangan Kawan!
Keep spirit untuk Kido/Hendra :) Semoga bisa menang All England 2012! Dan bisa kembali menang Olimpiade London 2012! Amiiiiiiiiiin :)
"uda Kido, kenapa belakangan ini performa Kido/Hendra menurun? Banyak BL yang meragukan Kido/Hendra di SEA Games nanti :( tapi aku tetap optimis da :) Kido/Hendra pasti bisa!"
"Ada saatnya kita menurun...dan diragukan itu biasa...yang penting kita masih punya semangat untuk bangkit..gak peduli orang bilang apa..kita sudah berusaha memberi yang terbaik buat bangsa ini..dengan emas olimpiade..emas asian games. 3 kali emas sea games berturut-turut..juara dunia..mungkin cuma itu yang bisa kami berikan buat bangsa ini.."
Terharu nggak sih? Dia bilang 'cuma itu' yang bisa Dia berikan buat Indonesia. Hahaha, bahkan saya nggak bisa memberikan apapun buat Indonesia.
Jangankan Indonesia, Kota Bandung aja nggak! Kabupaten juga nggak!
Seperti pernah saya katakan, atlet bersinar bukan karena yang lain meredup. Dan menurut saya, meski kita tidak boleh berpaku pada masa lalu, tapi toh mengenang dan mengingat jasa orang lain di masa lalu itu tidak ada salahnya bukan?
Lagi, ini olahraga Bung! Semua harus berjuang demi karirnya masing-masing! Kalo mau banding-bandingan mah ya, Kido/Hendra tuh termasuk suksesnya cepet.
Sabtu, 16 Agustus 2008. 24 tahun. Menurut saya, umur segitu tergolong muda untuk atlet cowok. Dan Kido/Hendra sudah menang Olimpiade Beijing 2008! Okelah, Lee Young Dae juga juara olimpiade umur 20 tahun.
Tapi coba bandingin sama atlet Indonesia yang lain. Nggak semuanya bisa jadi juara dunia/juara Olimpiade di umur segitu kan? Tapi Kido/Hendra jadi juara dunia di umur 23 tahun, dan jadi juara olimpiade di umur 24 tahun!
Dan coba ingat-ingat lagi, hari Sabtu tanggal 20 November 2010, Kido/Hendra menggenapkan koleksi juaranya dengan menang Asian Games! Di saat mereka bahkan sudah tidak termasuk kedalam penghuni pelatnas!
Dan gilanya, mereka selalu menang kejuaraan-kejuaraan itu di CHINA! Ngalahin pasangan China dan Malaysia! Kerennya mereka, membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di Beijing dan Guangzhou!
Umur 26 tahun mereka juara Asian Games!
Cobalah mengenang mereka dengan segala prestasinya Kawan! Jangan melulu melihat kegagalan mereka! Karena, perlu diingat, prestasi mereka lebih luar biasa, dibanding kegagalan mereka!
Semua orang punya kelebihan dan kekurangan Kawan!
Keep spirit untuk Kido/Hendra :) Semoga bisa menang All England 2012! Dan bisa kembali menang Olimpiade London 2012! Amiiiiiiiiiin :)
Annyeong :)
Akhirnya nulis tentang badminton lagi XD
Yah, hari ini saya kaget, soalnya ternyata Shesar Hiren baru umur 17. Gileee, seumuran aku. Lumayan sih kalau menurut aku prestasinya. Meski nggak pernah liat langsung, tapi skor cukup membuktikan lah ya. Dia bisa lolos babak 1 Taiwan Open GPG.
Ada lagi yang bikin aku kaget. Ternyata oh ternyata, Ricky Widianto kelahiran 1991!!! Kirain teh lahir taun 1986-an, da mainnya juga sama Shendy Puspa, kirain ya nggak beda jauh.
Oh iya, dan hari ini juga ada komen di salah satu forum badminton. "Seharusnya pemain-pemain junior dan pelapis itu bermain rangkap".
Bagus juga sih. Tapi tergantung pemainnya juga.
Kalau tangguh. Liat tuh Lee Young Dae atau Zhao Yun Lei. Mereka nge-top, fantastis di dua nomor, ganda dan ganda campuran. Lee Young Dae sama Jung Jae Sung dapet perunggu Asian Games. Sama Lee Hyo Jung lebih gile lagi, emas Olimpiade Beijing 2008! Kurang keren apa coba *emang keren banget nih oppa XD*
Zhao Yun Lei sama Zhang Nan juara dunia 2011. Sama Qing Tian juga tangguh di WD. Ada lagi kebanggaan kita, Lilyana Natsir. Di XD tangguh banget gile! Dari 100 peringkat dunia XD, ada 3 nama Lilyana Natsir dengan 3 pasangan berbeda : Nova Widianto, Tontowi Ahmad, Devin Lahardi. Sama Nova, juara dunia 2 kali, perak Olimpiade Beijing 2008 *dikalahin Young Dae T.T*. Sama Tontowi, nggak sampe setaun, udah juara 3 kali berturut-turut, 2 SS 1 GP. Sama Vita Marissa, pernah juara China Master. Ngalahin China di kandangnya!
*Jadi inget Universiade Olympiad, waktu Indo menang, judul artikelnya, Indonesia permalukan China. paraaah. Artinya positif kok*
Keren kalau bisa mengatur waktu dan menyeimbangkan gaya bermain. Main di ganda putra/i sama di ganda campuran beda lho. Nggak bisa pake strategi yang sama.
Kalau nggak bisa mengkondisikannya, malah justru jadinya buang-buang tenaga.
Tapi, menurut saya, kalau pemain muda disuruh main rangkap, wajar, kan menggali potensi. Siapa yang tahu mereka potensial di dua atau 3 sektor? Maka itu harus dicoba dulu. Lee Young Dae bisa sukses, dia juga dulu main rangkap. Stamina dan strategi pemain Indonesia musti ditingkatkan lagi.
SEMANGAT INDONESIA! AKU PADAMU! MERAH PUTIH TERUSLAH KAU BERKIBAR! XD
Best regards,
Akhirnya nulis tentang badminton lagi XD
Yah, hari ini saya kaget, soalnya ternyata Shesar Hiren baru umur 17. Gileee, seumuran aku. Lumayan sih kalau menurut aku prestasinya. Meski nggak pernah liat langsung, tapi skor cukup membuktikan lah ya. Dia bisa lolos babak 1 Taiwan Open GPG.
Ada lagi yang bikin aku kaget. Ternyata oh ternyata, Ricky Widianto kelahiran 1991!!! Kirain teh lahir taun 1986-an, da mainnya juga sama Shendy Puspa, kirain ya nggak beda jauh.
Oh iya, dan hari ini juga ada komen di salah satu forum badminton. "Seharusnya pemain-pemain junior dan pelapis itu bermain rangkap".
Bagus juga sih. Tapi tergantung pemainnya juga.
Kalau tangguh. Liat tuh Lee Young Dae atau Zhao Yun Lei. Mereka nge-top, fantastis di dua nomor, ganda dan ganda campuran. Lee Young Dae sama Jung Jae Sung dapet perunggu Asian Games. Sama Lee Hyo Jung lebih gile lagi, emas Olimpiade Beijing 2008! Kurang keren apa coba *emang keren banget nih oppa XD*
Zhao Yun Lei sama Zhang Nan juara dunia 2011. Sama Qing Tian juga tangguh di WD. Ada lagi kebanggaan kita, Lilyana Natsir. Di XD tangguh banget gile! Dari 100 peringkat dunia XD, ada 3 nama Lilyana Natsir dengan 3 pasangan berbeda : Nova Widianto, Tontowi Ahmad, Devin Lahardi. Sama Nova, juara dunia 2 kali, perak Olimpiade Beijing 2008 *dikalahin Young Dae T.T*. Sama Tontowi, nggak sampe setaun, udah juara 3 kali berturut-turut, 2 SS 1 GP. Sama Vita Marissa, pernah juara China Master. Ngalahin China di kandangnya!
*Jadi inget Universiade Olympiad, waktu Indo menang, judul artikelnya, Indonesia permalukan China. paraaah. Artinya positif kok*
Keren kalau bisa mengatur waktu dan menyeimbangkan gaya bermain. Main di ganda putra/i sama di ganda campuran beda lho. Nggak bisa pake strategi yang sama.
Kalau nggak bisa mengkondisikannya, malah justru jadinya buang-buang tenaga.
Tapi, menurut saya, kalau pemain muda disuruh main rangkap, wajar, kan menggali potensi. Siapa yang tahu mereka potensial di dua atau 3 sektor? Maka itu harus dicoba dulu. Lee Young Dae bisa sukses, dia juga dulu main rangkap. Stamina dan strategi pemain Indonesia musti ditingkatkan lagi.
SEMANGAT INDONESIA! AKU PADAMU! MERAH PUTIH TERUSLAH KAU BERKIBAR! XD
Best regards,
Sedih
Kecewa
Kesel
Gendok
Kadang itu yang saya rasakan kalau lagi 'mantau' skor pertandingan badminton.
Sedih. Banget. Kalau ngeliat pemain INA kalah. Padahal keren mainnya, tapi karena emosi, jadi error di poin-poin kritis. Sedih ngeliat 'mereka' yang udah jatuh bangun di lapangan segede gitu, akhirnya kalah dengan skor 20-22 19-21. Tipiiiiiis.
Kecewa. Banget. Kalau ngeliat pemain INA kalah sama non-unggulan. Padahal dianya unggulan. Memang, kita gaboleh liat dari unggulan/non-unggulan. Tapi at least, unggulan/non-unggulan itu seharusnya udah membuktikan kematangan dalam bermain baik skill ataupun mental.
Kesel. Yang satu ini memang saya kelewatan. Padahal mereka udah jatuh bangun, lari sana-sini demi ngejar bola meski ga dapet poin. Tapi saya malah kesel. Emang penggemar yang aneh -__-
Saya memang ga mahir, bahkan gabisa main badminton. Tapi anehnya saya ngefans banget sama olahraga satu ini. Dan catat, yang saya suka : OLAHRAGA-nya, bukan pemainnya. Kalaupun saya suka liat A, B, C main, itu karena skillnya.
Rumit. Kayak benang kusut. Polemik kehidupan badminton di INA. Dari raja, turun kasta jadi pelayan. Syukur-syukur bisa dapet lembur, gaji pokoknya aja udah susah.
Susah juga sih mengatasinya. Saya pernah baca. Infonya :
1. Pemain-pemain INA telat go internasional, jadi telat juga bersaingnya. Di umur yang sama, pemain China, bahkan Thailand, udah bisa juara SS, minimal GP. Pemain INA, challenge aja susah.
2. Sebenarnya, pemain-pemain INA lama dididik di dalam negeri supaya di'godok' dulu. Jadi pas dirasa 'mateng', terus 'dikeluarin', nantinya nggak mengecewakan.
Rumit kan? Ditahan, ntar ketuaan pas keluar. Dilepas, ntar malah malu-maluin.
Ada BL yang bilang, 'pemain INA itu kurang pengalaman'. 'si ini bagus, tapi ga dipanggil2 sama pelatnas'.
Bingung? Saya juga. Solusinya apa ya? Stress kalau dipikirin terus.
Kemungkinan-kemungkinan yang bisa saya pikirkan dengan pengetahuan minim tentang badminton hanya ini doang.
1. Pemain muda dari klub ataupun pelatda, pelatnas, sebaiknya digodok abis-abisan. Bukan waktunya diforsir, tapi diexplore kemampuannya. Diikutin ajang ini itu. Yah, walaupun nggak go internasional, sirnas juga jadi.
2. Pemain muda yang udah masuk pelatnas, terus dilatih yang bener. Nggak perlu sih panggil orang china segala. Saya rasa, pelatih INA/mantan pemain nasional lebih dari cukup dan kompeten untuk mendidik pemain muda. Contoh : saina nehwal, kkk/tbh yang dilatih sama mantan pebulutangkis nasional INA. Asal pemainnya nggak melempem aja.
3. Mental juara pemain terus dipupuk, mulai dari pertama dia latihan, ikut turnamen, sampai dia gantung raket! Supaya mentalnya kuat, nggak takut meski lawan pemain no 1 dunia! Jangan gampang males, gampang melempem.
4. Mantan pemain nasional perlu dilirik juga. Serap ilmunya. Praktekkan di lapangan!
5. Dari atletnya sendiri, juga perlu ditingkatkan motivasinya. Jangan gampang nyerah. Jangan keenakan. Mentang-mentang ini, mentang-mentang itu. Jangan sampe, udah masuk pelatnas, malah jadi nggak berkembang permainannya. Walaupun tetep dapet gaji, tapi kan sayang banget, potensinya ketutup T.T kalau kata Rudi Hartono : atlet yang tentukan prestasi! Allah sih sebenernya. Tapi atlet juga berpengaruh dominan. Kalau atletnya males-malesan, masak mimpi menang All England? Mimpi siang bolong!
6. Atlet harus kuat mental, fisik, jangan takut apapun di lapangan! Jangan dikit-dikit cedera ini, cedera itu. Wajar emang, tapi harus cepet bangkit lagi! Kata Lim Swie King, cedera itu karena gerakannya ga bener. Kalau gerakan ga bener, berarti latihannya ga bener. Jamannya dia -LSK-, atlet itu jarang cedera, karena latihannya bener-bener. Fisiknya dijaga betul. Karena atlet, modal utamanya pasti ya mau gamau fisik. Apalagi jamannya LSK sistem 11-15 yang relatif lebih lama. Berarti lebih nguras tenaga dong?
7. Atlet nggak boleh gampang nyerah. Kalah gapapa, asal jangan keterusan. Di dalam negeri, potensinya abis-abisan dikeluarin. Jangan telat panas kalau tanding. Siapapun lawan, dimanapun tanding, harus siap mental.
Saya merasa kecewa, bukan berarti saya benci sama atlet-atlet, tapi karena saya merasa 'sayang'. Potensinya kurang digali lagi. Saya seneng banget tiap nonton turnamen. Saya merasa bisa bener-bener jadi Indonesian people. Mereka menang, saya senang, mereka kalah, saya sedih sih. Padahal nggak ngaruh juga sama hidup saya :p
Dari awal sampai akhir, semuanya semata-mata 'curhat' dari saya. Saya hanya ingin memberi semangat untuk atlet-atlet INA. Kalo bisa sih ngomong langsung hehehe :p berhubung gabisa, jadi ya saya tulis aja XD
Regards,
Kecewa
Kesel
Gendok
Kadang itu yang saya rasakan kalau lagi 'mantau' skor pertandingan badminton.
Sedih. Banget. Kalau ngeliat pemain INA kalah. Padahal keren mainnya, tapi karena emosi, jadi error di poin-poin kritis. Sedih ngeliat 'mereka' yang udah jatuh bangun di lapangan segede gitu, akhirnya kalah dengan skor 20-22 19-21. Tipiiiiiis.
Kecewa. Banget. Kalau ngeliat pemain INA kalah sama non-unggulan. Padahal dianya unggulan. Memang, kita gaboleh liat dari unggulan/non-unggulan. Tapi at least, unggulan/non-unggulan itu seharusnya udah membuktikan kematangan dalam bermain baik skill ataupun mental.
Kesel. Yang satu ini memang saya kelewatan. Padahal mereka udah jatuh bangun, lari sana-sini demi ngejar bola meski ga dapet poin. Tapi saya malah kesel. Emang penggemar yang aneh -__-
Saya memang ga mahir, bahkan gabisa main badminton. Tapi anehnya saya ngefans banget sama olahraga satu ini. Dan catat, yang saya suka : OLAHRAGA-nya, bukan pemainnya. Kalaupun saya suka liat A, B, C main, itu karena skillnya.
Rumit. Kayak benang kusut. Polemik kehidupan badminton di INA. Dari raja, turun kasta jadi pelayan. Syukur-syukur bisa dapet lembur, gaji pokoknya aja udah susah.
Susah juga sih mengatasinya. Saya pernah baca. Infonya :
1. Pemain-pemain INA telat go internasional, jadi telat juga bersaingnya. Di umur yang sama, pemain China, bahkan Thailand, udah bisa juara SS, minimal GP. Pemain INA, challenge aja susah.
2. Sebenarnya, pemain-pemain INA lama dididik di dalam negeri supaya di'godok' dulu. Jadi pas dirasa 'mateng', terus 'dikeluarin', nantinya nggak mengecewakan.
Rumit kan? Ditahan, ntar ketuaan pas keluar. Dilepas, ntar malah malu-maluin.
Ada BL yang bilang, 'pemain INA itu kurang pengalaman'. 'si ini bagus, tapi ga dipanggil2 sama pelatnas'.
Bingung? Saya juga. Solusinya apa ya? Stress kalau dipikirin terus.
Kemungkinan-kemungkinan yang bisa saya pikirkan dengan pengetahuan minim tentang badminton hanya ini doang.
1. Pemain muda dari klub ataupun pelatda, pelatnas, sebaiknya digodok abis-abisan. Bukan waktunya diforsir, tapi diexplore kemampuannya. Diikutin ajang ini itu. Yah, walaupun nggak go internasional, sirnas juga jadi.
2. Pemain muda yang udah masuk pelatnas, terus dilatih yang bener. Nggak perlu sih panggil orang china segala. Saya rasa, pelatih INA/mantan pemain nasional lebih dari cukup dan kompeten untuk mendidik pemain muda. Contoh : saina nehwal, kkk/tbh yang dilatih sama mantan pebulutangkis nasional INA. Asal pemainnya nggak melempem aja.
3. Mental juara pemain terus dipupuk, mulai dari pertama dia latihan, ikut turnamen, sampai dia gantung raket! Supaya mentalnya kuat, nggak takut meski lawan pemain no 1 dunia! Jangan gampang males, gampang melempem.
4. Mantan pemain nasional perlu dilirik juga. Serap ilmunya. Praktekkan di lapangan!
5. Dari atletnya sendiri, juga perlu ditingkatkan motivasinya. Jangan gampang nyerah. Jangan keenakan. Mentang-mentang ini, mentang-mentang itu. Jangan sampe, udah masuk pelatnas, malah jadi nggak berkembang permainannya. Walaupun tetep dapet gaji, tapi kan sayang banget, potensinya ketutup T.T kalau kata Rudi Hartono : atlet yang tentukan prestasi! Allah sih sebenernya. Tapi atlet juga berpengaruh dominan. Kalau atletnya males-malesan, masak mimpi menang All England? Mimpi siang bolong!
6. Atlet harus kuat mental, fisik, jangan takut apapun di lapangan! Jangan dikit-dikit cedera ini, cedera itu. Wajar emang, tapi harus cepet bangkit lagi! Kata Lim Swie King, cedera itu karena gerakannya ga bener. Kalau gerakan ga bener, berarti latihannya ga bener. Jamannya dia -LSK-, atlet itu jarang cedera, karena latihannya bener-bener. Fisiknya dijaga betul. Karena atlet, modal utamanya pasti ya mau gamau fisik. Apalagi jamannya LSK sistem 11-15 yang relatif lebih lama. Berarti lebih nguras tenaga dong?
7. Atlet nggak boleh gampang nyerah. Kalah gapapa, asal jangan keterusan. Di dalam negeri, potensinya abis-abisan dikeluarin. Jangan telat panas kalau tanding. Siapapun lawan, dimanapun tanding, harus siap mental.
Saya merasa kecewa, bukan berarti saya benci sama atlet-atlet, tapi karena saya merasa 'sayang'. Potensinya kurang digali lagi. Saya seneng banget tiap nonton turnamen. Saya merasa bisa bener-bener jadi Indonesian people. Mereka menang, saya senang, mereka kalah, saya sedih sih. Padahal nggak ngaruh juga sama hidup saya :p
Dari awal sampai akhir, semuanya semata-mata 'curhat' dari saya. Saya hanya ingin memberi semangat untuk atlet-atlet INA. Kalo bisa sih ngomong langsung hehehe :p berhubung gabisa, jadi ya saya tulis aja XD
Regards,