Letters to Karel

By feranlestari - June 20, 2020

Seperti kamu yang tidak bisa meminta atau memilih lahir dari ibu yang seperti apa atau dengan kondisi yang bagaimana. Ada Allah Yang Maha berkehendak. Dan jika Allah sudah berkehendak, seburuk apapun kehendak-Nya itu menurut kita, percayalah; bahwa menerima, selalu menjadi pilihan yang paling bijak.

Kita juga tidak sedang berpura-pura kuat, padahal hati kita rapuh. Kita tidak sedang bersusah payah melupakan, tapi malah tambah menyakitkan.

Hidup bukanlah tentang bersama siapa kita menjalaninya, tapi bagaimana kita menjalaninya.

Perempuan memang selalu butuh didengarkan, Karel.

Siapa yang berani mencintai, harus selalu siap sedia untuk kehilangan.

Inti dari menyayangi adalah orang yang kita sayangi merasakan kasih sayang kita.

Mau dinikmati, mau diratapi, keadaannya tetap sama, prosesnya tetap berjalan. Tapi kalau dinikmati manfaatnya pasti akan lebih banyak. Jadi lebih baik ikhlas menerima semuanya dan lakukan yang terbaik.

Hidup ibarat buku cerita bersambung yang berlembar-lembar. Tidak seru rasanya jika kita melanjutkan lembar selanjutnya, tanpa mengerti lembar yang sebelumnya. Mungkin masih bisa dijalani, tapi rasanya akan berbeda.

Hidup ini bukan tentang kondisi. Hidup adalah tentang bagaimana kita menyikapi kondisi yang menimpa kita.

We should never give up on someone or something we love.

Kita akan selalu dekat. Karena dekat bukanlah masalah jarak. Dekat adalah hati yang saling terikat.

Jika suatu hari ada yang menghina kamu, atau menghina siapapun yang kamu sayangi, dan kamu merasa berkewajiban untuk membela, maka tak ada pembelaan terbaik selain menguatkan diri sendiri atau orang yang kamu sayangi itu, entah dengan perkataan ataupun doa.

Masalahnya, sendiri itu lebih kepada perasaan, Sayang.

Kebaikan dan ketulusan adalah bahasa yang paling mudah dimengerti oleh orang lain, Sayang.

Kesulitan dan kemudahan itu tidak selalu bergantian. Lebih sering beriringan.

Parenting is sustainable process, anyway.

Dan kalau kita sudah menerima, well, harusnya semua akan terasa lebih baik, jikapun kondisinya belum membaik, setidaknya hatinya sudah membaik.

Kehilangan adalah keniscayaan.

Karena kesungguhan adalah jembatan penyebrangan, dari kesulitan menuju kemudahan.

Dalam hidup ini sebenarnya kita hanya akan menghadapi dua hal, Karel; apa yang bisa kita kendalikan dan apa yang tidak bisa kita kendalikan.

Cinta adalah kesabaran, apakah kita bisa bertahan atau tidak bersama apa yang kita cintai itu, sesulit apapun kondisinya.

Awal-awal baca buku, mikirnya, "kenapa cari ribet dengan milih ASIP dibanding sufor?".

Seiring lembar demi lembar, emang intinya "We should never give up on someone or something we love". Ketika memang tulus mencintai, Allah yang akan paring jalan untuk mencapainya.

Sepanjang buku ini, hampir semuanya common sense. Secara teori aku tahu semuanya. Tapi ngebayangin ada di posisi itu, dikaitkan juga dengan pengalaman pribadi, rasanya wow!

Sepanjang membaca buku ini juga, karena merasa common sense, yang ada itu empati jadinya. Karena belum ngerasain gimana jadi orangtua. Aku kira nggak akan nangis baca buku ini. Can't relate more soalnya. Masih jadi anak.

Malah mikirnya, "iya, dari Bang Nazrul seperti ini. Tapi apa yang bakal dipikirin Karel ketika kelak dia baca seluruh surat ini? Nggak semudah itu berdamai sama diri sendiri".

Eh, pas baca bagian akhir perjuangan menjemput ASIP, malah mewek. Terharu. Jadi inget ceritanya Kakak waktu lagi mengusahakan ASI eksklusif buat ponakan pertama. Dan sekarang akan mengulang kembali masa-masa itu untuk ponakan yang kedua.

Yang aku suka ketika baca buku ini adalah, jadi refresh otak lagi, gimana seharusnya bertindak sebagai anak. Dan bisa jadi contekan buat tahu gimana sih rasanya jadi ibu. Ya walaupun balik lagi, teori banget. At least semakin inget, kemungkinan diterapkannya lebih besar, kan?

Tapi, ada yang bikin gemes juga. Sepanjang baca buku ini, menemukan beberapa typo. Sayang aja gitu, walaupun ini minor banget.

Semoga ketika kelak waktunya Karel membaca surat-surat ini, dia bisa menerima isinya sesuai yang Ummi dan Abi harapkan ya 😁

  • Share:

You Might Also Like

0 comments