3 - Kecoa

By feranlestari - June 03, 2020

Sumber gambar : ini

Andai aku menjadi kecoa.

Mungkin keinginanku tetap sama. Ingin terbang ke sana kemari. Melanglang buana. Akankah ruangan 3x3m serasa padang rumput?

Omong-omong tentang terbang, apakah yang dirasa manusia dan burung itu sama? Aku yakin mayoritas manusia akan loncat dan senam jantung kalau melihat kecoa terbang. Tapi, apakah rasa yang sama hadir dalam hidup burung ketika manusia merasa butuh untuk terbang? Bayangkan sedang terbang, lalu bertemu pesawat seberat 1 ton!

Andai aku menjadi kecoa, aku akan mengumpat manusia. Kepedean banget sih, siapa juga yang sudi mengejar-ngejar? Insecure dipelihara. Makan tuh takut! Kan aku juga ingin terbang. Capek tahu kemana mana jalan kaki.

Saat aku menjadi kecoa, rasanya kucing pun akan terlihat seperti raksasa.

Kalau dipikir-pikir, manusia kagum akan cerita Godzila, Ultraman, ataupun Power Ranger. Padahal, nyatanya mereka tidak pernah bertemu raksasa kan? Mereka tidak pernah benar-benar merasa tidak aman. Atau setidaknya, mereka aman dari serangan makhluk lain. Lagipula, mereka kan makhluk berakal?

Andai aku adalah kecoa, mungkin aku bertanya-tanya, apa yang salah dengan para manusia ini? Seenaknya saja menginjakku, menyemprotkan cairan aneh, bahkan membalikkan badanku! Tega sekali kau kaki dua!

Memangnya apa salahku? Memang salahku kalau aku lebih suka daerah yang kotor? Tidak sadarkah kalian, hai manusia-manusia berhati dingin, kalau kalian itu sama kotornya dengan hal yang kalian asumsikan tentangku? Mentang-mentang besar, merasa benar. Jumawa!

Aku tahu kalian khawatir bertemu denganku, meski entah kenapa. Tapi, kalau kalian saja kaget bertemu denganku, memang kalian pikir aku tidak kaget apa? Aku kaget karena kalian kaget. Sudah kubilang kan, kalian itu besar!

Coba bayangkan kalian bertemu makhluk yang ukurannya beratus-ratus kali lebih besar, berlarian ke sana ke sini. Apa tidak merasa insecure? Aku pun tidak ada pilihan lain! Terbang adalah salah satu caraku melindungi diri. Kalau tidak suka, jangan memancing rasa insecureku dong!

Lagipula, aku ini hidup bukan tanpa tujuan. Siapa sih yang mau hidup tanpa tujuan? Hidupku ini juga bermanfaat loh. Aku membantu tanaman dan menginspirasi para peneliti.

Andai aku mati, tubuhku masih bisa digunakan untuk keperluan medis. Lagipula, bila aku mati dimakan hewan lain pun, itu memang sudah garis kehidupanku. Namanya juga rantai makanan.

Dalam hal kebermanfaatan dan kerusakan, kupikir kita setara. Hanya saja Sang Maha Pencipta memberikan perbedaan maha dahsyat dalam hal ukuran tubuh. Maka dari itu, wahai para manusia, jangan jadikan kematianku sia-sia dibawah sandal kalian ya. Tolong.

Andai aku adalah kecoa, aku hanya ingin hidup tenang. Hai para manusia, mari kita hidup dalam koeksistensi. Tidak perlu saling mengganggu, cukup pikirkan saja urusan masing-masing. Dan tolong, usir saja aku, tak perlu sampai membunuhku.

Apakah kalian sanggup?

#416kata

  • Share:

You Might Also Like

0 comments