teruntuk pahlawan bangsaku

By feran.lestari - May 25, 2012

Teruntuk pahlawan-pahlawan lapangan hijau. Saya tak tahu harus bersedih atau gembira. Bukankah kekalahan ini mungkin saja menjadi camuk yang teramat besar?

Memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada, rasanya saya seperti membuat harapan palsu. Saya berharap sekali akan kesuksesan bulutangkis Indonesia. Saya berpikir bahwa bulutangkis adalah salah satu dari sedikit hal yang dapat Indonesia banggakan. Maka dari itu, bulutangkis harus diperjuangkan. Saya berharap, jika suatu saat saya pergi keluar negeri, saya dapat dengan bangga berkata, 'tahukah kalian tentang Indonesia? Kami adalah negara dengan pemain bulutangkis terhebat sepanjang sejarah'.

Ketika memikirkan masa depan bulutangkis Indonesia, saya merasa diujung tanduk. Saya pun tak mampu mengambil tindakan. Bukan hak saya. Ingin menjadi pemain pun, sudah sangat terlambat untuk memulai. Saya selalu ingin mengatakan, berteriak, 'KAKAK KAKAK, SAYA DAN PECINTA BULUTANGKIS LAINNYA, HANYA INGIN KAKAK-KAKAK YANG MENANG. SAYA HANYA INGIN, INDONESIA YANG BERKIBAR. ANDAI SAYA BISA, SAYA INGIN MENONTON SETIAP PERTANDINGAN. SAYA INGIN DATANG DAN MENERIAKKAN KATA-KATA PENYEMANGAT. FIGHTING FIGHTING FIGHTING. SEMANGAT SEMANGAT SEMANGAT. MERAH PUTIH JIWAKU'. Saya ingin Indonesia selalu harum namanya.

Tak adil memang, dimana saya sama-sekali tak mampu menjaga nama baik bangsa, tetapi berharap orang lain melakukan sesuatu yang fantastis atas nama bangsa. Saya minta maaf. Saya tak tahu bagaimana membangkitkan semangat orang lain. Lagipula, bahkan saya sulit meyakinkan diri sendiri. Saya hanya ingin membagi perasaan saya sedikit.

Saya adalah orang yang terhitung baru mengagumi olahraga ini, baru sejak 2008. Sejak Markis/Hendra menjuarai Olimpiade. Segalanya dimulai sejak tahun 2008.

Saya percaya, meski terlambat, jauh lebih baik mencoba ketimbang tidak mencoba. Saya percaya, kesempatan hidup adalah jalan yang Allah beri agar kita terus memperbaiki hari kemarin. Saya percaya, Allah memberikan kekalahan ini sebagai pertanda bahwa kita harus berbenah. Tak hanya managemen, tetapi juga pelatihan dan pemilihan pemain.

Saya tahu, kita sudah tertinggal jauh, tapi Allah memberikan kesempatan kedua untuk Indonesia dengan diberi peringatan ini. Kesempatan tak datang dua kali. Saya percaya, kekalahan adalah awal yang baik untuk menjadi lebih baik, asalkan dipelajari kesalahannya. Saya berharap sekali, Kakak-kakak mampu merasakan dukungan kami, mampu merasakan harapan-harapan kami yang, -sekali lagi saya minta maaf-, terpaksa harus kami bebankan pada Kakak-kakak. Kami mohon maaf jika ini terkesan menuntut.

Kami berharap Kakak-kakak dapat mengetahui sejauh mana dukungan kami. Kami bahagia dengan kemenangan Kakak-kakak. Kami juga sedih dengan kekalahan Kakak-Kakak. Kami kalut dengan perkembangan bulutangkis Indonesia. Kami menangis haru melihat Kakak-kakak. Kami tertawa lepas melihat kehebatan Kakak-Kakak.

Kami berharap masa depan Kakak- Kakak mulai sekarang jauh lebih cerah, membawa merah putih di dada. Kami tak akan berhenti mendukung pebulutangkisan Indonesia. Karena kami rindu merah-putih. Bahkan saya rindu menyanyikan Indonesia Raya. Andaikan saya juga mampu membuat Indonesia berkumandang di Indonesia ataupun belahan bumi lain.

Kami hanya ingin mengatakan, bahwa kami butuh perubahan. Indonesia butuh perubahan. Dan kami siap menunggu. Menunggu gebrakan-gebrakan baru dari dunia bulutangkis. Kami berharap, harapan kami adalah harapan yang nyata. Harapan yang kemungkinan besar dapat diraih. Kami berharap, penantian kami tak sia-sia. Meski banyak rakyat Indonesia yang tak peduli pada bulutangkis, yakinkan hati Kakak-Kakak, bahwa kami selalu ada disini, mengiringi Kakak-Kakak dengan doa.

Kami tak yakin orang lain akan peduli atas kerja keras Kakak-Kakak atau tidak, tapi yakinkan hati Kakak- Kakak, bahwa kami selalu peduli kerja keras Kakak- Kakak. Kami peduli akan karir Kakak-Kakak. Kami merasa bangga jika Kakak-Kakak bangga. Kami merasa terhina jika Kakak-Kakak terhina. Kami adalah anak-anak yang menanti hadiah kabar bahagia dari orangtua -Kakak-Kakak sekalian-. Dan kami harap, hadiah itu nantinya menjadi kenyataan.

Akhir kata, saya ingin mengatakan, saya mewakili teman-teman, mengucapkan terimakasih sedalam- dalamnya karena Kakak-Kakak selama ini telah membawa nama baik Indonesia, yang mana kami tak mampu melakukan sebaik Kakak-Kakak. Semoga Kakak-Kakak selalu sukses membawa nama bangsa. Semangat Kakak-Kakak. Saya tak tahu bagaimana menginterpretasikan perasaan saya, tapi yang pasti, saya bangga akan Kakak-Kakak sekalian. Jujur, saya malu, karena tak mampu berbuat apapun demi Indonesia. Kami, para pecinta bulutangkis, meski kami terkadang menghujat, itu adalah bentuk kasih sayang kami pada Kakak-Kakak. Anggaplah layaknya orangtua yang melarang anaknya berenang ketika sakit. Mohon maaf bila justru menyakiti hati Kakak-Kakak. Akhir kata, maaf bila ada kesalahan. MERAH PUTIH TERUSLAH KAU BERKIBAR DI UJUNG TIANG TERTINGGI. SEMOGA PRESTASI KAKAK-KAKAK SELALU BERADA DI UJUNG TERTINGGI :)" Bandung, 25 Mei 2012 Badminton Lovers

  • Share:

You Might Also Like

0 comments