Pagi hari, menunggu sarapan, teringat saudara-saudaraku di Aceh. Bagaimana kini keadaannya? Bagaimana kini kehidupannya? For me, remembering December is not about christmas or a new year but remembering December is about tsunami 7 years ago. December 26th 2004.
Dulu, kelas 5 SD, kejadian tsunami, terus ada kuis kalo gasalah. Saya inget, ada pertanyaan, kira-kira : apa penyebab tsunami? Dulu saya jawab, kira-kira : karena ada gempa bumi di lautan. Oke, the fact, I don't understand about tsunami at all.
Tapi, yang paling saya inget, waktu itu ada video amatiran tsunami di tv, dan, subhanallah, dahsyat, saya yakin, nggak ada satupun yang bisa menghindar, Bill Gates sekalipun yang katanya orang terkaya di dunia.
Yang paling saya inget, waktu itu langsung digalakkan pembangunan jor-joran, sama pemeliharaan terhadap anak-anak korban tsunami Aceh. Mereka ditempatin di asrama. Saya pikir, bagaimana sekarang?
Bagaimana sekarang? Apakah sudah sembuh dari traumanya? Apakah sudah bisa hidup secara utuh seperti awal sebelum tsunami?
Sungguh, hari ini, saya mengenang Aceh. Sebenarnya saya nggak pantas bilang sedih. Sesedih apapun saya, saya nggak tahu dan nggak merasakan apa yang mereka rasakan.
Tapi saya berharap, semoga para korban tsunami bisa hidup lebih baik lagi. Bisa lebih melihat ke depan, memikirkan masa depan dan mengenang masa lalu. Mari kita hidup bersama, bahagia bersama. Semangat Kawanku :)
Dulu, kelas 5 SD, kejadian tsunami, terus ada kuis kalo gasalah. Saya inget, ada pertanyaan, kira-kira : apa penyebab tsunami? Dulu saya jawab, kira-kira : karena ada gempa bumi di lautan. Oke, the fact, I don't understand about tsunami at all.
Tapi, yang paling saya inget, waktu itu ada video amatiran tsunami di tv, dan, subhanallah, dahsyat, saya yakin, nggak ada satupun yang bisa menghindar, Bill Gates sekalipun yang katanya orang terkaya di dunia.
Yang paling saya inget, waktu itu langsung digalakkan pembangunan jor-joran, sama pemeliharaan terhadap anak-anak korban tsunami Aceh. Mereka ditempatin di asrama. Saya pikir, bagaimana sekarang?
Bagaimana sekarang? Apakah sudah sembuh dari traumanya? Apakah sudah bisa hidup secara utuh seperti awal sebelum tsunami?
Sungguh, hari ini, saya mengenang Aceh. Sebenarnya saya nggak pantas bilang sedih. Sesedih apapun saya, saya nggak tahu dan nggak merasakan apa yang mereka rasakan.
Tapi saya berharap, semoga para korban tsunami bisa hidup lebih baik lagi. Bisa lebih melihat ke depan, memikirkan masa depan dan mengenang masa lalu. Mari kita hidup bersama, bahagia bersama. Semangat Kawanku :)
Pasang, surut, pasang, surut
Indah? Mungkin iya, mungkin juga tidak
Nyatanya justru mengerikan
Tulang belulang yang kini entah dimana
Darah daging yang kini tak tahu
dimana sang perantara kelahirannya
Apakah cukup indah?
Semua bisa melupa, semua bisa menua
Tapi hati takkan sama
sampai kapan berakhir?
Mungkin juga semua ini tanpa akhir
Siapa tahu? Hati sudah terlanjur merana
Meski berusaha melupa
Meski mencoba pergi
Bukankah kenangan tetaplah kenyataan?
Tapi, bisakah jadi kenangan indah?
Ragu, semua ini terlalu menyakitkan
Bagaimana kau rasa?
Pasang, surut, pasang, surut
Lalu, byur, dia memuncak, lalu lisis
Tiba-tiba segalanya hancur seketika
Bisakah kau bayangkan?
Meski tujuh tahun berlalu
Kejadiannya masih membekas
di setiap sel-sel saraf
Masih terekam jelas
Masih bisa kureka ulang
Bisakah kau mengerti?
Meski tujuh tahun berlalu
Rasanya seperti kemarin
Kawan, tujuh tahun sudah
Jangan ragu, jangan bimbang
Kami ada disini, untukmu
Karena kita adalah satu
Satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa
Satu hati, satu jiwa
*didedikasikan untuk mengenang 7 tahun pasca tsunami Aceh 26 Desember 2004
Indah? Mungkin iya, mungkin juga tidak
Nyatanya justru mengerikan
Tulang belulang yang kini entah dimana
Darah daging yang kini tak tahu
dimana sang perantara kelahirannya
Apakah cukup indah?
Semua bisa melupa, semua bisa menua
Tapi hati takkan sama
sampai kapan berakhir?
Mungkin juga semua ini tanpa akhir
Siapa tahu? Hati sudah terlanjur merana
Meski berusaha melupa
Meski mencoba pergi
Bukankah kenangan tetaplah kenyataan?
Tapi, bisakah jadi kenangan indah?
Ragu, semua ini terlalu menyakitkan
Bagaimana kau rasa?
Pasang, surut, pasang, surut
Lalu, byur, dia memuncak, lalu lisis
Tiba-tiba segalanya hancur seketika
Bisakah kau bayangkan?
Meski tujuh tahun berlalu
Kejadiannya masih membekas
di setiap sel-sel saraf
Masih terekam jelas
Masih bisa kureka ulang
Bisakah kau mengerti?
Meski tujuh tahun berlalu
Rasanya seperti kemarin
Kawan, tujuh tahun sudah
Jangan ragu, jangan bimbang
Kami ada disini, untukmu
Karena kita adalah satu
Satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa
Satu hati, satu jiwa
*didedikasikan untuk mengenang 7 tahun pasca tsunami Aceh 26 Desember 2004
Lupa, khilaf, sungguh
Benar-benar tak tahu diri
Syukur alhamdulillah
Syukur alhamdulillah
Alhamdulillah
Allah masih sayang
Alhamdulillah
Sepanjang jantung berdegup
Selama nafas memburu
Kali pertama, nafasku tercekat, sesak
Apakah aku salah? Tapi tidak
Kulihat kembali si pengeksekusi
Tetap saja kulihat, semuanya sama seperti pertama kulihat
14. Empat belas. E M P A T B E L A S
Jantungku terus berdegup kencang
Apa kata orangtuaku?
Kurasakan wajah ini panas
Menahan malu
Sungguh, jika ini terjadi 2 tahun yang lalu
Mungkin akan berbeda
Tapi nyatanya, ini terjadi sekarang
Lelah. Aku ingin pergi
Malu. Lelah. Sesak. Semuanya satu rasa
Setelah 24 jam lebih berlalu
Akhirnya, hatiku kembali berfungsi normal
Lagi-lagi Allah selalu ada untukku
Allah selalu sayang padaku
Bukankah sudah cukup bukti?
Semua ini, peringatan dari Allah bukan?
Atas kesombonganku
Atas ketidaktahudirianku
Atas ambisi-ambisiku
Atas kesalahan-kesalahanku
Ini peringatan Allah
Untukku, untuk hamba yang ingin Dia tunjukkan jalan yang terbaik
Aku berharap. Amin.
Benar-benar tak tahu diri
Syukur alhamdulillah
Syukur alhamdulillah
Alhamdulillah
Allah masih sayang
Alhamdulillah
Sepanjang jantung berdegup
Selama nafas memburu
Kali pertama, nafasku tercekat, sesak
Apakah aku salah? Tapi tidak
Kulihat kembali si pengeksekusi
Tetap saja kulihat, semuanya sama seperti pertama kulihat
14. Empat belas. E M P A T B E L A S
Jantungku terus berdegup kencang
Apa kata orangtuaku?
Kurasakan wajah ini panas
Menahan malu
Sungguh, jika ini terjadi 2 tahun yang lalu
Mungkin akan berbeda
Tapi nyatanya, ini terjadi sekarang
Lelah. Aku ingin pergi
Malu. Lelah. Sesak. Semuanya satu rasa
Setelah 24 jam lebih berlalu
Akhirnya, hatiku kembali berfungsi normal
Lagi-lagi Allah selalu ada untukku
Allah selalu sayang padaku
Bukankah sudah cukup bukti?
Semua ini, peringatan dari Allah bukan?
Atas kesombonganku
Atas ketidaktahudirianku
Atas ambisi-ambisiku
Atas kesalahan-kesalahanku
Ini peringatan Allah
Untukku, untuk hamba yang ingin Dia tunjukkan jalan yang terbaik
Aku berharap. Amin.
Iri, padanya
Iri, padamu
Iri, pada mereka
Ada apa denganku? Molla
Terlalu ambigu untuk dijelaskan
Berdetak liar di dadaku
Tapi tak terduga barang kenapa
Terlalu indah untuk kulihat
Terlalu indah untuk kudengar
Kumohon, aku tak sanggup
Ini salah, tak semestinya begini
Tapi detakan itu, kian menjadi
Kumohon, seret aku, pergi dari sini
Aku tak mau begini
Hidup seperti ini, terlalu sulit
Kalimat-kalimat indah itu, terlalu indah
Rangkaian kata-katanya menusuk tajam
Dalam setiap celah di jiwaku
Makin dalam, semakin dalam
Berani mimpi tak berani menatap
Inginku, tapi yang terjadi justru kontradiksi
Inginku, bahagia, tapi justru, tercabik-cabik
Begini sulit ya?
Begini sulit merangkai huruf
Begini sulit menerjemahkan hati
Begini sulit berbagi cita
Begini sulit mengalun melodi
Begini sulit mengungkap jiwa
Regards,
Iri, padamu
Iri, pada mereka
Ada apa denganku? Molla
Terlalu ambigu untuk dijelaskan
Berdetak liar di dadaku
Tapi tak terduga barang kenapa
Terlalu indah untuk kulihat
Terlalu indah untuk kudengar
Kumohon, aku tak sanggup
Ini salah, tak semestinya begini
Tapi detakan itu, kian menjadi
Kumohon, seret aku, pergi dari sini
Aku tak mau begini
Hidup seperti ini, terlalu sulit
Kalimat-kalimat indah itu, terlalu indah
Rangkaian kata-katanya menusuk tajam
Dalam setiap celah di jiwaku
Makin dalam, semakin dalam
Berani mimpi tak berani menatap
Inginku, tapi yang terjadi justru kontradiksi
Inginku, bahagia, tapi justru, tercabik-cabik
Begini sulit ya?
Begini sulit merangkai huruf
Begini sulit menerjemahkan hati
Begini sulit berbagi cita
Begini sulit mengalun melodi
Begini sulit mengungkap jiwa
Regards,
"Saya tidak bisa meninggalkan olahraga ini. Setelah mempertimbangkan dari sekian banyak pilihan, saya memutuskan bahwa bulutangkis akan selalu menjadi bagian terbesar dari hidup saya. Mulai sekarang, yang ada di pikiran saya adalah masalah kepelatihan. Saya sudah bekerjasama dengan pemain muda dan saya bisa memberikan banyak hal kepada mereka, khususnya dalam mempersiapkan mental mereka. Saya sudah menempuh perjalanan yang panjang sebagai pemain dan pilihan menjadi pelatih tentu saja akan memberikan lebih banyak waktu buat saya untuk bersama dengan kedua anak saya. Denmark memiliki program pengembangan bulutangkis yang cukup bagus, tapi tidak memiliki dukungan dana yang cukup. Tim Cina terkadang bisa mengirimkan 5 sampai 6 pelatih ke suatu turnamen. Bandingkan dengan Denmark yang sudah cukup beruntung bahkan dengan hanya menyertakan 1 pelatih. Mungkin saya bisa melakukan perubahan. Dengan penanganan yang tepat, kami bisa melakukan hal yang lebih baik dengan mengirimkan lebih banyak pemain ke turnamen internasional, khususnya di sektor tunggal putra. Proses pembelajaran seorang pemain tidak akan pernah berakhir. Saya harus lebih kuat dan lebih cepat supaya tidak tertinggal jauh dari pemain seperti Lin Dan, Chen Long, dan Lee Chong Wei. Usia saya boleh semakin bertambah, tetapi impian saya masih tetap sama :
meraih medali pada ajang Olimpiade terakhir yang
akan saya ikuti." Peter Gade(35) - Denmark
So sweet banget nggak sih, meski nyelekit karena Taufik kagak disebut. And yeah, me too. I can't skip this amazing sport from my mind. It's too worth. It's too beautiful. It's too amazing to be forgotten. I'll always love playing and watching the players play the game in that green court. Playing that amazing game. Tasteful game! Badminton is always tasteful. Special taste!
Regards,
meraih medali pada ajang Olimpiade terakhir yang
akan saya ikuti." Peter Gade(35) - Denmark
So sweet banget nggak sih, meski nyelekit karena Taufik kagak disebut. And yeah, me too. I can't skip this amazing sport from my mind. It's too worth. It's too beautiful. It's too amazing to be forgotten. I'll always love playing and watching the players play the game in that green court. Playing that amazing game. Tasteful game! Badminton is always tasteful. Special taste!
Regards,
Jerengjeng, keren ya judulnya hahaha XD
Inget Hasna Nabila Khansa nih. Oke, akan saya bagi cerita menarik ini :p
Sebuah benda dilempar miring ke atas dengan laju awal 10 m/s dan dapat mencapai ketinggian maksimum 20 m. Hitunglah usaha yang dilakukan oleh gaya berat benda ini sejak dilempar sampai jatuh lagi ke tanah!
Jawabannya : NOL BESAR! Karena nggak ada perpindahannya, alias balik lagi ke posisi semula.
tapi pas sama filosofi hidup gitu. Kalo kita melakukan usaha yang nggak sesuai tujuan, apa yang kita lakuin nggak sesuai sama komitmen awal kita, berarti nilai usaha kita nol besar.
Fisika itu kejam, udah ngiter beribu-ribu kali, kalau balik ke tempat awal, perpindahannya nol, nggak pindah. Kalau gitu, usahanya nol. Tapi, bukankah hidup itu lebih kejam? Lebih sulit? Hidup itu sulit Kawan!
Jadi, fisika sulit, hidup itu sulit! Jadi fisika itu hidup :p
Inget Hasna Nabila Khansa nih. Oke, akan saya bagi cerita menarik ini :p
Sebuah benda dilempar miring ke atas dengan laju awal 10 m/s dan dapat mencapai ketinggian maksimum 20 m. Hitunglah usaha yang dilakukan oleh gaya berat benda ini sejak dilempar sampai jatuh lagi ke tanah!
Jawabannya : NOL BESAR! Karena nggak ada perpindahannya, alias balik lagi ke posisi semula.
tapi pas sama filosofi hidup gitu. Kalo kita melakukan usaha yang nggak sesuai tujuan, apa yang kita lakuin nggak sesuai sama komitmen awal kita, berarti nilai usaha kita nol besar.
Fisika itu kejam, udah ngiter beribu-ribu kali, kalau balik ke tempat awal, perpindahannya nol, nggak pindah. Kalau gitu, usahanya nol. Tapi, bukankah hidup itu lebih kejam? Lebih sulit? Hidup itu sulit Kawan!
Jadi, fisika sulit, hidup itu sulit! Jadi fisika itu hidup :p