Hina
Keji
Kotor
Hina, keji, dan kotor

Apakah isinya sel-sel neuron itu?
Impuls apa yang tengah melenggak-lenggok di dalamnya?
Harta, takhta, wanita
Hanya itukah?

Tertawalah
Kali ini kuanjurkan teramat sangat
Mari kita tertawa
Melihat negara di ambang kehancuran ini

Ayo kita tertawa
Melihat kesombongan
Meski tak ada bangunan nyata
Hanya khayalan semata
Omong kosong

Ayo kita tertawa
Yang kita dengar hanyalah bualan
Semburan kata-kata indah
Meletus dari gunung pita suara
Dari orang-orang diatas sana itu

Ayo kita tertawa
Melihat keadaan ini
Masih jauh menuju keindahan
Masih jauh menuju kemakmuran

Wahai Bapak,
Kemanakah kini semua janji-janjimu?
Kemanakah kini pertumbuhan yang engkau janjikan itu?
Kenamakah kini harapan-harapan kami?

Wahai Bapak,
Dimanakah rasa ibamu?
Dimanakah hatimu yang katanya suci itu?
Dimanakah tanggung-jawabmu Bapak?

Silau,
Aku sedikit membuat praduga
Kira-kiranya aku ini bintang
Entah bintang apa dan dimana
Tapi yang pasti, aku bercahaya

Silau,
Bergeraknya timbangan usiaku ke kanan
Sepertinya membuatku membuka mata
Yah, setidaknya aku membuka sedikit
Tapi, kembali aku menutup

Silau,
Terlalu terang, dan mungkin terlalu indah
Mataku mungkin tak sanggup melihat
Atau mungkin aku perlu teropong?

Silau,
Terlalu banyak gemerlap disana
Terlalu banyak keindahan
Terlalu banyak untaian kata-kata indah
Terlalu banyak rajutan kasih disana

Silau,
Hidup seolah sebegitu mudahnya
Sedang aku terseok-seok disini
Seolah pagi adalah surga
Bagiku dimulainya penderitaan

Silau,
Kubuka sekali lagi
Masih juga silau
Intan, emas, permata, atau berliankah?

Silau,
Kemilaunya membuat mataku tertusuk
Tertusuk akan cahayanya
Gemerlapnya seolah menikam jiwaku

Silau,
Apa perlu kubalas?
Dengan bintang mungkin?
Bukankah bintang lebih dahsyat,
Ketimbang berbagai permata?

Silau,
Atau mungkin lebih dahsyat lagi?
Bagaimana dengan matahari?
Matahari itu bintang terdekat bukan?

Silau,
Terlalu indah dan terlalu dekat
Kukira fatamorgana
Tapi nyata-nyatanya ada di depan mata

Silau,
Menjauhlah dariku, pergilah
Sejauh-jauhnya, sampai cahayamu hilang
Pergilah, pergilah ke tempat manapun

Silau,
Biarkan aku sendiri disini, di tempat gelap ini
Biarkan kutemukan cahayaku sendiri
Biarkan kutemukan, bukan kau berikan

Silau,
Sampai nanti kutemukan sendiri
Sampai nanti kupastikan kepemilikanku
Sampai nanti kita bertemu lagi
Tunggulah aku di setiap langkahmu
Tunggulah...

Silau,
Dan bilamana kita bertemu lagi
Maukah kau berfusi denganku?
Mungkin kita bisa seperti reaksi fusi nuklir?
Bagus bukan?
Membentuk kekuatan bersama?
Hanya kita... Wow

Silau,
Jadi, tunggulah aku
Tetaplah melangkah, tapi, tunggulah aku
Sampai saat itu, akan kutemukan bintangku
Bukankah kecepatanku akan bertambah dan cukup untuk mengejarmu?
Jadi, tunggulah aku

HAHAHAHAHAHAHAHAHA Saya seneng bangetlah hari ini XD

Pertama, hari ini saya re-watch dorama 'Ichi Rittoru no Namida'. Gileeeee, sedihlah bener. Nangisnya bebeakan :( padahal Kitou Aya kalau masih hidup kira-kira umurnya diatas ayah aku setahun :(

Tapi saya pribadi salut sama Alm Kitou Aya. Orang Jepang emang top. Mantap semangatnya! Sekitar 10 tahun, kena penyakit Spinocerebellar Degeneration. Bisa bayangin? Hebat banget. Perjuangannya mati-matian. Demi hidup.

Padahal awalnya dia pinter. Dia jago main basket. Dia jadi conductor paduan suara. Tapi setelah kena SCD, semuanya ilang. Dan dia cuma pengen satu : tetap hidup. Nggak peduli sesulit apapun, dia tetep usaha untuk hidup.

Ibunya dan keluarganya juga sama kerennya. Mereka terus-terusan ngasih semangat buat Aya. Saya cuma nonton, dan nangis nggak ketahan. Apalagi kalau saya jadi keluarganya? Nangis tiap hari meureun T.T

Kedua. Semifinal World Junior Championship 2011. Dari 9 wakil di quarter final, 6 lolos ke semifinal. Dari 6 wakil di semifinal, 4 lolos ke FINAL. Wow. Meski tanpa China, tetep aja, usahanya keren :) Dan wownya lagi, ALL INDONESIAN FINAL DI MIX DOUBLE! CONGRATS :)

My heroes di turnamen ini yaitu Nuraidah Tiara Rosalia dan Elysabeth Purwaningtyas :) and here the semifinal's result

1. Suci/Tiara VS (KOR) Lee/Shin : 23-21 20-22 5-21
2. Alfian/Gloria VS (KOR) Choi/Chae : 21-18 21-13
3. Ronald/Selvanus VS (TPE) Huang/Lin : 19-21 23-21 15-21
4. Anggia/Shella VS (KOR) Han/Min : 21-13 22-20
5. Elyzabeth VS (ESP) Carolina Marin : 23-21 17-21 21-18
6. Ronald/Tiara VS (MAS) Heg/Chow : 21-17 20-22
21-16

Draw for finals :
1. Alfian Eko/Gloria Emanuelle (INA) VS (INA) Ronald
Alexander/Nuraidah Tiara
2. Elyzabeth Purwaningtyas (INA) VS (THA) Ratchanok Inthanon
3. Victor Axelsen (DEN) VS (MAS) Zulfadli Zulkiffli
4. Anggia Shitta/Shella Devi (INA) VS (KOR) Lee So
Hee/Shin Seung Chan
5. Po Jui Huang/Chia Yu Lin (TPE) VS (MAS) Nelson Wei Keat Heg/Ee Yi Teo

Semoga besok Indonesia dapet 3 emas :) dan bulan ini, Indonesia juara umum Sea Games. Amiiiiiiiiiiiiiin XD

"What's wrong with falling down? You can always stand up again. If you look up at the sky after falling down, the blue sky is also today stretching limitlessly and smiles at me… I'm alive."

"My life is like a blossoming flower. From the start of my youth, I want to have no regrets and treasure it."

"Live on. Live on forever."

"As I think about the past, the tears will come out. Reality is too cruel, too brutal. I don’t even have the right to dream. As I think about the future, the tears will come out again."

"I'm glad I came (to Higashi High School again), because it reminded me, the 15-year old me, was indeed, alive here."

"The flower petals are opening up, each one more than the other. The flowers will once again blossom in full glory. Knowing yesterday what will happen to them today, made me happy."

"Just that one sentence, 'I won't leave you', encouraged me a lot. Doctor, thank you for not leaving me"

"I really do not want to say things such as 'I want to go back as how things were before' . I recognize how I am right now, and I will continue to live on."
"Just being alive is such a lovely and wonderful thing."

"Even though I have been hurt before by those heartless glares this also helped me to understand that around me, there still exists some gentle glares. Therefore, I definitely won't run away. That's what I'll
do. Definitely. Always."

* For those people who are really listening, they will definitely understand."


Regards,

Kamu nggak ngerti
Nggak akan pernah ngerti
Memang, toh bukan kamu yang menjalani...

Hey, bagaimana sih rasanya
Kalau kamu terus-terusan jadi bayangan
Sembilan tahun
Sembilan tahun menjadi bayangan

Wah, rasanya ya..
Kayak nggak punya identitas
Atau identitasmu itu hasil copy-an
Perihnya terasa, tapi tak terlihat

Perihnya, seperti luka memar
Akibat benda tumpul
Orang bilang 'tak apalah, luka kecil'
Tapi yang kau rasa justru jauh, amat jauh dari sekedar luka kecil

Hahaha, hidup 9 tahun sebagai bayangan
Yah, deritamu sendirilah
Terima saja
Ini takdir lho

Tapi, bagaimana pula rasanya
Kalau tiba-tiba roda berputar?
Kamu menjulang tiba-tiba
Menempati posisi teratas
Bahagiakah?

Bisa kuterka, pasti amat bahagia bukan?
Lepas dari belenggu bayangan? Mungkin
3 tahun menemukan identitasmu
Tapi tuanmu justru menghakimimu

Mestinya kau tetap menjadi bayangan
Tuanmu memerintahkan begitu
Identitas 'baru'mu terlalu indah untukmu
Dan justru menyilaukan tuan lamamu

Yah, nasib bayangan
Hidup terbelenggu
Sudah menemukan identitas sendiri
Justru menambah musuh

Sakit bukan?

Kembali mengalami kemandekan. Apapunlah bahasanya.

Pengennya sih ya, ide tuh tiap hari ada, pengen nulis. Pengen belajar nulis tepatnya. Saya bukan tipe orang yang suka bikin cerpen atau novel dan sejenisnya. Saya cuma suka baca. Bikin puisi oge, yah, masih setaraf SD kayaknya, kalah meureun. Parah pisan. Intinya itu.

Tapi apa mau dikata, kalo ide tuh datengnya kayak pelangi yang bisa saya liat di langit. Ga ada yang tahu kapan datengnya.

Kalo lagi mandek tuh ya, jadi kesel sendiri, pengen nulis, tapi gatau mau nulis apa. Kecuali kalo lagi galau *ups*. Biasanya gampang nulis wkwkwk

Yah, pokoknya, saya merasa merana karena nggak tahu apa yang mau dan harus saya tulis T.T

Regards,

Teruntuk wanita-wanita yang melakukan perdagangan
Dengan menjual seluruh keduniawiannya dengan surga Allah
Kusampaikan salam penghormatanku sedalam-dalamnya padamu
Disaat wanita-wanita lebih memilih kebahagiaan semu di dunia
Disaat wanita-wanita lebih memilih untuk menjadi fitnah
Yang merusak hati pria-pria labil

Namun, ingatlah dirimu
Engkau rela berpanas-panasan dalam hijabmu
Engkau rela selalu menundukkan pandanganmu
Engkau rela bersusah payah dalam bergerak karena hijabmu
Engkau rela menjaga pergaulan ikhwan-akhwat sesuai syar'i

Teruntuk wanita-wanita penjaga hijab
Sungguh kusampaikan sebesar-besarnya rasa simpatiku padamu
Disaat wanita-wanita lain tega membuat ayahnya diminta
Pertanggungjawabannya yang berat akibat kelalaiannya
Disaat wanita asyik memamerkn bentuk tubuh dan keelokan paras serta tubuhnya ke sembarang orang
Engkau menjaga segala hal itu dan menahan segala perasaanmu

Padahal aku tahu
Bahwa setiap wanita pasti ingin selalu dipuji
Bahwa setiap wanita pasti ingin memamerkan kelebihannya
Bahwa setiap wanita pasti ingin dibangga-banggakan
Bahwa setiap wanita pasti ingin diperhatikan

Namun, lihatlah dirimu
Engkau persembahkan segala keindahanmu hanya untuk suamimu
Kau berikan segala yang kau punya untuk membuat anak-anakmu bahagia
Engkau ikhlas dalam membantu dikala suamimu pergi
Baik untuk suamimu kelak (bagi lajang)
Maupun bagi suamimu yang ada

Namun Ukhti,
Percayalah setiap tetes keringat yang kau tumpahkan
Kan menjadi penggugur dosamu
Percayalah setiap saat kesusahpayahnmu kan menggugurkan dosamu
Setiap penjagaanmu kan membuahkan hasil
Yang berbuah nikmat sejati nan abadi

Biarlah engkau bersusah payah di awal ini
Namun, percayalah Allah akan membalasmu dunia-akhirat
Karena ingatlah balasan yang kan engkau terima
Bukan hanya di akhirat saja

Aku percayam bila Allah menghendaki
Allah akan menghadirkan satu teman sejati untuk duniamu
Teman yang kan selalu memuji kecantikanmu
Teman yang kan selalu menjagamu
Teman yang kan selalu memanjakanmu
Teman yang kan selalu mengusap air matamu
Teman yang kan selalu menghiasimu
Teman yang kan selalu menghibur hari-harimu
Yaitu suamimu yang sholeh

Sebagaimana Allah telah berfirman, "Perempuan yang keji untuk lelaki yang keji dan lelaki yang keji untuk perempuan yang keji, perempuan yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik"
(Q.S. An-Nur : 26)

"Kaamtsalil lu'luil maknun"
(Laksana mutiara tersimpan)
- DREAM XI -