Sumber Gambar : Pinterest |
Sungguh aku tak mengerti
Ah, betul
Ketika itu Beliau di dalam surga
Bukan di alam yang fana ini
Ah, betul
Dunia adalah kesenangan yang menipu
Malang betul anak Adam
Ayah kita tergoda setan
Kita sendiri tergoda dunia
Ah, betul
Betul-betul kita ini anak Adam
Selalu tergiur kebahagiaan
Haus akan rasa nyaman
Ah, betul
Ayah Adam turun ke dunia
Tapi kembali ke surga
Anak Adam lahir di dunia
Lantas,
Ke mana ia akan kembali?
Apa 5 hal sederhana yang saya lakukan hari ini untuk merawat diri saya?
- Tidur. Setelah kemarin nangis karena menonton Hi Bye Mama. Menangis karena menyadari bahwa kesempatan saying goodbye itu tidak akan pernah ada untuk yang kedua kali. Tidak seperti gambaran dalam drama tersebut.
- Membaca Alquran. Ramadhan akan selalu jadi waktu untuk introspeksi diri. Satu bulan mengejar khatam demi ganjaran 'ila maa syaa Allah'. Lantas, apakah selama 11 bulan sisanya bisa khatam juga?
- Kajian makna Alquran. Idem. Hari ini menyadari bahwa nikmat mengaji sungguh terasa saat frekuensinya berkurang. Hanya via online. Kemudian menyadari bahwa di bulan Ramadhan ini, masih harus bekerja adalah sungguh disayangkan. Tapi di sisi lain, tidak boleh mendurhakai nikmat duniawi yang juga telah Allah berikan. Tentu perlu disyukuri secara bertanggung-jawab, sehingga dunia ini tidak hanya sebagai penglulu.
- Memasak. Walaupun hanya sekedar goreng menggoreng, yang entah boleh dikategorikan memasak atau tidak.
- Merenung. Memikirkan akan dibawa kemana hidup ini, dan hal apa yang perlu diperbaiki. Bermula dengan "Semua kamu punya nggak sih?". Sungguh tertohok. Mari kita mulai lagi ya.
Mencintai diri sendiri itu apa sih?
Menerima kekurangan diri sendiri?
Menyadari kelebihan diri sendiri?
Merawat diri sendiri baik lahir dan batin?
Sanggup berkata tidak?
Menjadi manusia yang jujur?
Mensyukuri nikmat yang dimiliki?
Tidak terjebak dalam masa lalu?
Menguatkan diri sendiri?
Menikmati kesendirian, tapi juga senang bersosialisasi?
Menatap yakin ke depan?
Yang jelas, mencintai itu bukan hanya tentang indah-indahnya saja, tapi tentang pahit-pahitnya juga.
Perihal cinta itu rumit. Lebih tepatnya, sederhana yang dibuat rumit sedemikian hingga lebih lama memaknai dibandingkan menjalankannya.
Sumber Gambar : Al Wa'ie |
Dimulai dari penggalan komik, lalu diikuti topik jurusan. Bermuara pada satu kata, "penyesalan".
Seorang teman pernah mengatakan padaku, "iya kan cewek lebih sering menyesal dibandingkan cowok". Entah apa motifnya mengatakan itu. Meski hati terasa terusik membacanya, tapi alih-alih mencari counter attack aku justru menilik lembaran hidup masa laluku.
Dalam hidup ini, hal apakah yang paling aku sesali?
Secara umum, aku selalu mengambil keputusan dengan cukup gegabah. Ada beberapa momen dalam hidupku ketika aku membuat keputusan di akhir waktu, out of anger. Atau mengambil keputusan tanpa menimbang keadaan di sekitarku.
Ada beberapa saat ketika aku menyesal akan beberapa fase hidupku. Marah akan keadaan yang padahal jelas-jelas aku tahu tak akan mampu mengubahnya. Dan ayahku selalu mengatakan, "Jangan menyesali keadaan. Terlebih jika sudah memilih di awal. Jalani konsekuensinya".
Sejak itu, aku rasa aku tidak lagi mengindahkan perasaan menyesal. Untuk apa? Aku pikir aku hanya akan fokus ke depan. Tidak untuk melihat ke belakang, toh menyakitkan, kan?
Kemudian beberapa waktu lalu, santer pembicaraan jurusan. Seharusnya prodi kita itu begini dan begitu. Jujur, I can't relate. Bagiku masalah jurusan bukan hal penting. Bukan keputusan besar yang patut aku sesali.
Bukan. Bukan karena aku orang baik. Tapi karena aku tahu memang aku tidak belajar dengan sungguh-sungguh. Dan karena ada hal sepele lainnya yang lebih aku sesali. Dan kalian akan mengutukku jika kalian tahu apa yang aku sesalkan.
Tapi melihat arah obrolan ketika itu, aku kemudian berpikir, apakah sebetulnya diri ini seapatis itu? Hingga tidak menganggap besar sesuatu yang seharusnya rumit? Atau apakah hidup ini kujalani dengan kelewat santai?
Atau justru sebenarnya, hidup itu sendiri yang aku sesalkan?
Hidup adalah penyesalan. Kelak, kita akan tahu seberapa banyak kita menyesal.
Aku selalu ingat quote ini. Rasanya sangat bermakna sekali.
Hidup. Satu kata yang maknanya bisa dijabarkan entah ribuan kali secara berbeda. Hidup adalah perspektif, kan?
Sering sekali aku merasa tertipu dalam keberjalanan hidup ini. Merasa sudah mencapai sesuatu, ternyata itu hanya permulaan saja. Kemudian aku merasa tumbang. Padahal, memang sejatinya hidup seperti itu, kan? Kenapa perlu dirisaukan secara berlebih?
Tidak jarang juga aku takjub akan perubahanku sendiri. Bergumam, "Dulu aku tidak begini". Terlebih kagum ketika melihat perkembangan orang lain, "Wah, bisa ya akhirnya seperti itu". Selalu tersentil dengan ungkapan "If you are not ashamed of last-year-you, you are not learning enough". Hmm, nyatanya memang kurang belajar. Padahal, hidup adalah sejatinya perubahan.
Terkadang mencoba menyelami tentang hidup, berujung pada meragukan diri sendiri. Lalu tersadar lagi akan kewajiban utama di dunia ini. Lalu, kenapa bingung saat tahu tujuan itu sudah dicantumkan? Tentu, karena ia kasat mata. Segala sesuatu yang kasat mata, selalu berujung tak dipercaya, diabaikan, atau bahkan sekedar ditunda.
Padahal, siapa yang tahu kapan hidup ini akan berganti wujud? Menuju suatu hidup selanjutnya, dalam keabadian.
丢掉手表 丢外套
丢掉背包 再丢唠叨
丢掉电视 丢电脑
丢掉大脑 再丢烦恼
冲啥大 冲啥小
冲啥都有人唱反调
恨得多 爱得少
只想越跳越疯 越跳越高 把地球甩掉
一颗心噗通噗通的狂跳
一瞬间烦恼烦恼烦恼全忘掉
我再也不要 再也不要
委屈自己一秒
一颗心噗通噗通的狂跳
一瞬间烦恼烦恼烦恼全忘掉
我甩掉地球 地球甩掉 只要越跳越高
丢掉手表 丢外套
丢掉背包 再丢唠叨
丢掉电视 丢电脑
丢掉大脑 再丢烦恼
野心大 胆子小
跳舞还要靠别人教
恨得多 爱得少
只想越跳越疯 越跳越高 把地球甩掉
一颗心噗通噗通的狂跳
一瞬间烦恼烦恼烦恼全忘掉
我再也不要 再也不要
委屈自己一秒
一颗心噗通噗通的狂跳
一瞬间烦恼烦恼烦恼全忘掉
我甩掉地球 地球甩掉 只要越跳越高
我甩掉地球 地球甩掉 只要越跳越高 come on
一颗心噗通噗通的狂跳
一瞬间烦恼烦恼烦恼全忘掉
我再也不要 再也不要
委屈自己一秒
一颗心噗通噗通的狂跳
一瞬间烦恼烦恼烦恼全忘掉
我甩掉地球 地球甩掉 只要越跳越高
我甩掉地球 地球甩掉 只要越跳越高
come on!jump!jump!jump!jump!
come on!jump!jump!jump!jump!
It's may day! So I am remembering MAYDAY haha
Sumber : ini