Entah kenapa, manusia itu memang sukanya cari ribut. Mungkin dunia nggak asik lagi kali ya kalo penghuninya adem ayem aja. Heran juga sih. Ada yang ngomong sedikit, salah terus. Ngomong banyak, selalu diwaro. Kasian. Anyway, nggak peduli sih. Tapi, kayaknya ada yang salah tentang pemahaman manusia kebanyakan itu.
Bahagia itu sederhana Bung. Sesederhana makan siang bersama keluarga. Sesederhana liat livescore All England di internet. Apa yang orang lain suka, mungkin nggak ada artinya buat kita. Cuma sampah. Tapi untuk mereka, ya itulah kebahagiaan mereka. Nggak ada sangkut pautnya sama kita. Jadi, lebih baik bertoleransi deh. Mengikuti petuah "hidup boleh semau gue. Tapi lo ga seharusnya tersisihkan karena hidup yang semau gue ini"
Bukan mau sok bijak kok. Cuma bosen aja liat konflik yang itu itu aja. Hidup udah susah. Kalo semua tangan ditolak, badai di depan itu mau dilalui sendiri?
Bahagia itu sederhana Bung. Sesederhana makan siang bersama keluarga. Sesederhana liat livescore All England di internet. Apa yang orang lain suka, mungkin nggak ada artinya buat kita. Cuma sampah. Tapi untuk mereka, ya itulah kebahagiaan mereka. Nggak ada sangkut pautnya sama kita. Jadi, lebih baik bertoleransi deh. Mengikuti petuah "hidup boleh semau gue. Tapi lo ga seharusnya tersisihkan karena hidup yang semau gue ini"
Bukan mau sok bijak kok. Cuma bosen aja liat konflik yang itu itu aja. Hidup udah susah. Kalo semua tangan ditolak, badai di depan itu mau dilalui sendiri?
Dunia emang aneh. Yang suka A nggak milih A. Yang nggak suka A malah terperangkap oleh A haha
Hari ini liat twitternya Mbak Widya. Sukses bikin ngiri hahaha. Keren sih. Bisa liputan mengenai badminton. Turnamennya bergengsi pula. Jadi bisa dipastikan bakalan ketemu banyak pemain top. Bahkan Mbak Widya sendiri udah pernah foto bareng pemain sekelas Lee Yong Dae. Yah, terlepas dari kenyataan kalo dia ganteng, dia kan sama hebatnya sama Taufik Hidayat kan?
Dan kebiasaan ngiri pun berlanjut ke khalayan khalayan indah lainnya. Andaikan bisa jadi reporter seperti halnya Mbak Widya, kayaknya hidup bakalan dinikmati banget ya? Bisa foto foto bareng. Bisa nonton langsung, bukan cuma live score. Bisa menyelami dunia badminton sedikit lebih dalam. Bisa sharing sama pemain, bahkan pelatih. Yah, pokoknya my life will be all about badminton. Isn't it amazing?
Tapi ditampar oleh kenyataan kalo nyatanya saya disini. Punya kehidupan lain, yang sama halnya kayak kehidupan Mbak Widya. Saat saya ngelamun pengen punya kehidupan kayak Mbak Widya, insya Allah ada orang lain yang misuh misuh mau punya kehidupan seperti saya.
Dan tertampar banget banget, -mustinya-, oleh nasehatnya Pak Liliek. "Calon ahli surga ya kok nglamun. Yo nggak mantesi". Atau mungkin lebih tepatnya "Dikasih hidup sebagai calon ahli surga ya kok masih misuh misuh? Yo emang gatau diri sampeyan iki".
Hari ini liat twitternya Mbak Widya. Sukses bikin ngiri hahaha. Keren sih. Bisa liputan mengenai badminton. Turnamennya bergengsi pula. Jadi bisa dipastikan bakalan ketemu banyak pemain top. Bahkan Mbak Widya sendiri udah pernah foto bareng pemain sekelas Lee Yong Dae. Yah, terlepas dari kenyataan kalo dia ganteng, dia kan sama hebatnya sama Taufik Hidayat kan?
Dan kebiasaan ngiri pun berlanjut ke khalayan khalayan indah lainnya. Andaikan bisa jadi reporter seperti halnya Mbak Widya, kayaknya hidup bakalan dinikmati banget ya? Bisa foto foto bareng. Bisa nonton langsung, bukan cuma live score. Bisa menyelami dunia badminton sedikit lebih dalam. Bisa sharing sama pemain, bahkan pelatih. Yah, pokoknya my life will be all about badminton. Isn't it amazing?
Tapi ditampar oleh kenyataan kalo nyatanya saya disini. Punya kehidupan lain, yang sama halnya kayak kehidupan Mbak Widya. Saat saya ngelamun pengen punya kehidupan kayak Mbak Widya, insya Allah ada orang lain yang misuh misuh mau punya kehidupan seperti saya.
Dan tertampar banget banget, -mustinya-, oleh nasehatnya Pak Liliek. "Calon ahli surga ya kok nglamun. Yo nggak mantesi". Atau mungkin lebih tepatnya "Dikasih hidup sebagai calon ahli surga ya kok masih misuh misuh? Yo emang gatau diri sampeyan iki".
Waktu pertama nganter Kakak ke Tanjung Priok, mau kerja. Padahal deket. Tapi nggak tega karena beberapa hal. Dan yah, baru sadar, betapa saya sayaaaang banget sama kakak tercinta satu ini. Inget lagi jaman2 main bareng, tidur sekamar, ngaji barengan, sekolah barengan, sampe momen momen manis kayak pas kita saling curhat. Se-nggak-penting apapun itu, momen bareng kakak emang selalu berharga.
Waktu dibilang, "baik banget sih jadi adek". Cuma bisa senyum aja. Padahal ingin jawab. Orang orang kan gatau sepenting apa peran kakak di hidup saya. Saat orang lain menyerah akan saya, akan selalu ada dia yang bantu. Saat orang lain pergi, dia tetep disini bersama saya. Apa yang dia alami, saya melihat hampir seluruhnya, begitupun sebaliknya. Dan kami melewatinya bersama, membangun kekuatan bersama. Jadi, apakah ada alasan bagi saya untuk tidak menjadi adik yang manis?
Bagi saya, kakak/adik, peran mereka tidak hanya sekedar saudara. Lebih dari itu, mereka adalah saudara, partner, motivator, teman, bahkan rival terberat. Sisters, you guys made my life :D
Waktu dibilang, "baik banget sih jadi adek". Cuma bisa senyum aja. Padahal ingin jawab. Orang orang kan gatau sepenting apa peran kakak di hidup saya. Saat orang lain menyerah akan saya, akan selalu ada dia yang bantu. Saat orang lain pergi, dia tetep disini bersama saya. Apa yang dia alami, saya melihat hampir seluruhnya, begitupun sebaliknya. Dan kami melewatinya bersama, membangun kekuatan bersama. Jadi, apakah ada alasan bagi saya untuk tidak menjadi adik yang manis?
Bagi saya, kakak/adik, peran mereka tidak hanya sekedar saudara. Lebih dari itu, mereka adalah saudara, partner, motivator, teman, bahkan rival terberat. Sisters, you guys made my life :D
Ketika menyukai, hal yang selayaknya disenangi dari si dia itu perangai dan wataknya kan? Tapi ketika mencintai, baru diizinkan untuk memyenangi dirinya secara utuh. Karena ketika mulai mencinta, seharusnya tidak akan ada alasan untuk berhenti mencinta
I like books. I like writing. And I love the one who reads and writes
Pada dasarnya, manusia tidak suka diabaikan. Terutama ketika waktu waktu genting ataupun oleh orang yang penting