Aku, kamu, atau dia?
Apa makna semua ini?
Aku tak sanggup menjawab keraguan
Tak sanggup menepis iri
Kukira sudah palung terdalam
Menengok kanan kiri, ternyata lebih curam
Diam-diam aku mengumpat diri
Detik-detik pertama, rasanya masih sakit
Sepuluh detik kemudian, mataku sudah merah
Bahkan hanya untuk berjalan di depannya
'Cukup curam, sangat bahkan'
Tapi, kini, setelah sekian ratus detik berlalu,
Semuanya baik-baik saja, wow
Kukira, dunia teramat kejam
Em, memang sih
Tapi, yah, setelah hujan, ada pelangi bukan?
Aku mengerti, yang kemarin itu,,
Hanya hujan rintik-rintik
Dan aku dalam masa penantian menunggu badai
Tapi, anggaplah sekarang ini
Aku sedang melihat sebentar
Pelangi setelah hujan rintik-rintik
Biar hujan menghujam tubuhku
Bukankah selanjutnya, bulan dan matahari kan menyinariku?
Meski badai menghantam jiwaku
Bukan badai pasti berlalu?
Bahkan jika hujan salju menumpuk diatas kepalaku
Bukan salju kan mencair?
Dan aku kan menunggu matahari menghangatkan diriku
Seutuhnya
Apa makna semua ini?
Aku tak sanggup menjawab keraguan
Tak sanggup menepis iri
Kukira sudah palung terdalam
Menengok kanan kiri, ternyata lebih curam
Diam-diam aku mengumpat diri
Detik-detik pertama, rasanya masih sakit
Sepuluh detik kemudian, mataku sudah merah
Bahkan hanya untuk berjalan di depannya
'Cukup curam, sangat bahkan'
Tapi, kini, setelah sekian ratus detik berlalu,
Semuanya baik-baik saja, wow
Kukira, dunia teramat kejam
Em, memang sih
Tapi, yah, setelah hujan, ada pelangi bukan?
Aku mengerti, yang kemarin itu,,
Hanya hujan rintik-rintik
Dan aku dalam masa penantian menunggu badai
Tapi, anggaplah sekarang ini
Aku sedang melihat sebentar
Pelangi setelah hujan rintik-rintik
Biar hujan menghujam tubuhku
Bukankah selanjutnya, bulan dan matahari kan menyinariku?
Meski badai menghantam jiwaku
Bukan badai pasti berlalu?
Bahkan jika hujan salju menumpuk diatas kepalaku
Bukan salju kan mencair?
Dan aku kan menunggu matahari menghangatkan diriku
Seutuhnya
0 comments